Polisi: Kecelakaan Truk di Bekasi Bukan Human Error, Tapi Rem Blong

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengklarifikasi, penyebab terjadinya kecelakaan truk maut adalah rem blong dan bukan human error.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 01 Sep 2022, 19:02 WIB
Polisi membersihkan puing-puing pascakecelakaan lalu lintas di Bekasi, Indonesia, Rabu (31/8/2022) (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengklarifikasi, penyebab terjadinya kecelakaan truk maut adalah rem blong dan bukan human error.

Menurut Zulpan, kepastian rem blong ini sudah dikoordinasikan dengan keterangan yang diperoleh dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.

"Penyebabnya ini perlu saya klarifikasi, karena ada Kapolsek yang menyatakan akibat human error, itu enggak benar. Jadi penyebab yang benar itu saya sudah koordinasi dengan Dirlantas dan penyidik laka itu akibat rem blong," kata Zulpan kepada awak media, Kamis (1/9/2022).

Diketahui kecelakaan maut di Jalan Sultan Agung tersebut menewaskan sedikitnya 10 orang, dengan 7 di antaranya anak-anak. Seluruh korban anak-anak merupakan siswa SDN Kota Baru 02 dan 03 yang tepat berada di depan lokasi.


Saat Jam Istirahat

Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman, menjelaskan, kecelakaan maut tersebut berlangsung saat jam istirahat sekolah. Saat itu ada puluhan siswa yang sedang keluar dan ada beberapa juga yang pulang.

Para korban kebanyakan sedang berada di halte yang berada di depan sekolah. Tiba-tiba melintas truk trailer yang oleng dan menabrak halte beserta tiang BTS di dekatnya.


Ridwan Kamil Minta Akses Keluar Masuk Siswa Diubah

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengunjungi SDN Kota Baru II dan III, Jalan Sultan Agung, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, lokasi kecelakaan maut yang menewaskan empat murid sekolah tersebut.

Pria yang biasa disapa Kang Emil itu mengatakan sudah berdiskusi dengan pihak sekolah untuk mengatur kembali akses keluar masuk untuk menjaga mobilitas siswa agar lebih aman dan nyaman.

"Jangka pendeknya kita atur lalu lintas bergeraknya anak-anak ini supaya tidak langsung muncul ke jalan besar, jadi mungkin lewat jalan samping dulu. Didrop orangtuanya disana, diatur sedemikian rupa," kata Kang Emil kepada awak media, Kamis (1/9/2022).

Dia juga meminta peran aktif guru dan orangtua murid untuk memaksimalkan pengawasan dan memberikan edukasi terkait keselamatan diri, baik di lingkungan sekolah maupun rumah.

"Sambil saya menitipkan kalau di rumah itu orangtua adalah guru, kalau di sekolah guru itu adalah orangtua. Kalau sudah begitu konsepnya maka keselamatan lahir batin terjadi," ujar Kang Emil.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memastikan hukum berjalan dengan semestinya kepada pelaku yang terlibat. Terlebih melihat jumlah korban yang ditimbulkan sangat banyak.

"Semua kita pernah mengalami situasi-situasi duka yang luar biasa, jadi saya sangat paham kehilangan anak-anak sebagai harapan keluarga, itu ujian besar bagi orangtuanya," imbuhnya.

Infografis: Ayo cari tahu syarat dan prosedur untuk pengajuan santunan kecelakaan dari Jasa Raharja, ternyata mudah!

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya