Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menekankan kepada Para Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk jangan meminta hibah alat ataupun modal usaha.
Teten menjelaskan, lebih baik para UMKM membuat perencanaan bisnis yang matang, karena masih banyak UMKM menurutnya yang belum memiliki perencanaan bisnis.
Advertisement
"Banyak para investor yang mau masuk ke UMKM tapi karena perencanaan bisnisnya buruk banyak mereka mundur," ucap Teten, Jakarta, Kamis (1/9).
Kendati demikian, plan bisnis sangat dibutuhkan oleh para UMKM sehingga bisnis yang mereka kembangkan akan menarik investor dan mendapatkan pembiayaan yang lebih mudah.
"Saya mendorong para UMKM bukan lagi minta hibah alat, hibal modal kerja, justru saya mendorong UMKM bikin bisnis plan yang benar, kalau mau nambah usaha perlu beli alat dan sebagainya masukan ke dalam rencana bisnis," terangnya.
Untuk mengembangkan kemudahan dalam akses pembiayaan, pihaknya memiliki KUR klaster di mana para UMKM yang tergabung dalam klaster nantinya dapat terhubung dengan offtaker.
Sehingga perbankan akan jauh lebih mudah menyalurkan pembiayaannya kepada UMKM. "Ini target kita sekarang UMKM harus punya perencaaan bisnis, supaya mereka sudah siap berkembang," tambahnya.
Menteri Teten Luncurkan Indonesia Digital Meetup 2022: Jadi Ajang Percepatan Digitalisasi UMKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meresmikan gelaran Indonesia Digital Meetup 2022. Ia memandang ajang ini bisa menjadi langkah percepatan digitalisasi UMKM.
Dalam Indonesia Digital Meetup 2022 ini, terdapat pameran dari sejumlah platform pendukung digitalisasi. Dengan begitu, UMKM diharapkan menjalin kerja sama dengan berbagai platform sehingga kedepannya bisa mengoptimalkan peluang pemasaran produk.
"Saya kira IDM ini memang sangat bagus dirancang untuk mempertemukan seluruh ekosistem untuk mendukung percepatan digitalisasi UMKM kita," kata Teten Masduki, di Smesco Indonesia, Jakarta, Kamis (1/9/2022).
Ia melihat dengan adanya internet marketer, reseller, dan para pelaku pemasaran online lainnya, ini bisa membantu pemasaran dari produk UMKM. Sehingga bisa naik kelas kedepannya.
"Saya kira dengan event ini kita harapkan akan terjadi percepatan UMKM kita go digital. Target kita 30 juta UMKM go online," ujar dia.
Pada kondisi transformasi digital saat ini, sarana dagang secara daring bukan hanya e-commerce. Namun, ada pemasaran melaui media sosial hingga perkembangan belanja dalam kategori game.
"Nah kita ingin produknya bisa dilengkapi oleh UMKM," tegasnya.
Advertisement
Perlu Strategi
Lebih lanjut, ia menerangkan dengan adanya beragam jenis penjualan, ternyata membutuhkan strateginya sendiri. Maka, kolaborasi antara UMKM sebagai produsen dan pemasar online perlu dilakukan.
"Ini perlu strategi sendiri, UMKM mungkin tak cukup SDM (sumber daya manusia), mereka bisa dengan produksi saja, untuk bantu menjualnya, kita butuh jagoan-jagoan reseller, internet marketer," paparnya.
Melalui kolaborasi ini, ia berharap kedepannya bisa memperbanyak produk lokal yang dikonsumsi masyarakat. Menurut data, saat ini ada sekitar 50 persen yang pasarkan adalah produk impor.
"Padahal produk lokal kita masih bagus, hingga sekecil apapun produk UMKM bisa dipasarkan online, namun butuh bantuan," kata dia.