Menteri Teten: Jokowi Berencana Atur Belanja Pemerintah 100 Persen Produk Lokal

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan kembali perlunya pemerintah melibatkan UMKM.

oleh Arief Rahman H diperbarui 01 Sep 2022, 19:33 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam Business Matching Pengadaan Produk Dalam Negeri dan UMKM 2022 di Nusa Dua, Bali. (Dok Kemenkop)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan kembali perlunya pemerintah melibatkan UMKM. Salah satunya rencana untuk meningkatkan belanja pemerintah terhadap produk lokal.

Ia menyampaikan dalam rapat terbatas dengan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, kepala negara sempat berencana untuk meningkatkan belanja pemerintah sebesar 100 persen adalah produk lokal.

Saat ini, kebijakan yang diambil baru 40 persen produk lokal. Hingga hari ini nilainya mencapai Rp400 triliun.

"Presiden Jokowi bahkan mengatakan kalau perlu direncanakan belanja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah hingga 100 persen untuk produk lokal. Karena ini adalah kebijakan afirmasi yang sangat fundamental bagi perkembangan industri lokal khususnya ekonomi UMKM," kata Menteri Teten dalam Indonesia Digital Meetup, di Gedung Smesco, Jakarta, Kamis (1/9/2022).

Dengan demikian ada dampak ekonomi yang lebih luas di seluruh lapisan masyarakat. Harapannya, para pelaku UMKM juga akan meningkatkan kualitas produknya seiring dengan penyerapan yang dilakukan pemerintah.

"Mungkin produknya belum bagus, tapi kalau dibeli, ada kesempatan produsen untuk meningkatkan kualitas produksi seperti di negara manapun. Pemerintah pahami hal ini, makanya diharuskan membeli (produk lokal)," terang dia.

Teten juga mendorong, agar lebih banyak lagi UMKM masuk dalam e-katalog LKPP, yang saat ini sudah mencapai 600 ribu dari target tahun 2022 mencapai 1 juta produk UMKM masuk e-katalog. Diharapkan dengan event IDM 2022 ini, semakin mendorong jumlah produk UMKM ke e-katalog dan UMKM ke ekosistem digital secara umum.

 


Ekosistem Digital

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menunjuk sekitar 20 UKM untuk menyediakan bingkisan resmi atau official merchandise Presidensi G20 Indonesia. Ini merupakan hasil kurasi yang dilakukan Kemenkop UKM.

Di sisi lain Menteri Teten mengatakan saat ini masih banyak UMKM di daerah-daerah yang belum terhubung ke ekosistem digital. Hal tersebut lantaran kurang familiarnya UMKM terhadap teknologi. Sehingga perlu dorongan agar UMKM dibantu untuk bisa masuk ke sistem digital.

"Saya berharap agar UMKM dibantu bisa masuk ke market online. Kita membutuhkan jagoan-jagoan reseller serta jagoan internet marketer. Dukungan dari mereka ini, kita bisa menggeser produk yang sekitar 50 persen masih dikuasai produk impor. Sekecil apapun produk UMKM di pelosok manapun bisa dibantu," kata dia.

Ia melihat, saat ini penjualan online berkembang semakin cepat. Bahkan bukan hanya e-commerce, ada juga game commerce, TV commerce, dan social commerce yang memerlukan strategi khusus di dalamnya. Dan biasanya para pelaku UMKM tak cukup SDM untuk menjangkau hal tersebut.

Untuk itu ia menekankan, jika para juara internet ini saling mendukung, ia percaya ekonomi digital dalam negeri akan semakin terdongkrak lebih cepat. Mengingat, potensi digital ekonomi Tanah Air di tahun 2030 diproyeksi mencapai Rp4.531 triliun.

 


Perlu Pasokan Data

Seorang delegasi G20 tampak menyempatkan diri melihat berbagai produk UMKM asli NTT saat mengikuti sidang pertama pertemuan kedua Sherpa atau 2nd Sherpa Meeting di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Barat (NTT) pada Minggu (10/7/2022). (Sumber: InfoPublik.id)

Tak hanya itu, pihaknya juga memerlukan pasokan data dari pelaku internet marketer, mana saja produk yang dibutuhkan masyarakat, yang jika dijual bisa laku.

"Kita juga butuh dibuatkan aplikasi untuk menangkap demand, bukan hanya jenis produk tapi juga harganya," kata MenKopUKM.

Diakuinya, UMKM masih membutuhkan inovasi seperti aplikasi yang menunjang dalam mempromosikan produknya. Terbukti saat pandemi, KemenKopUKM sukses menyelenggarakan Pahlawan Digital Award yang menjaring 30 pengembang aplikasi baru, inovasi anak muda yang sangat membantu UMKM jualan secara online.

"Target kami, sekecil apapun produk UMKM harus bisa dijual secara online dan masuk ke ekosistem digital," tukasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya