Liputan6.com, Jakarta Sepanjang Kamis (1/9/2022), viral kasus kekerasan di lokasi syuting. Seorang sineas yang mengklaim diri sebagai sutradara terganteng se-Indonesia menampar dan mendorong kru perempuan yang dianggapnya tidak becus bekerja.
Isu yang beredar di kalangan jurnalis film, sutradara yang dimaksud diduga Andi Bachtiar Yusuf yang sedang syuting Catatan Akhir Sekolah The Series di bawah payung Paragon Pictures.
Dugaan kekerasan di lokasi syuting kali pertama disuarakan casting director Juandini Liesmita lewat Instagram Stories berseri pekan ini. Ia menyebut dadanya sesak dan menahan emosi selama di lokasi syuting.
Baca Juga
Advertisement
“Asli ya sudah seminggu ini rasanya sesak dada nahan emosi gak bisa keluar karena mandang PH-nya dan biar ga ganggu produksi syuting. Sekarang syuting sudah selesai boleh ya aku luapin dan semoga kalian bisa lebih berhati-hati saja kalau kerja sama dengan orang ini,” tulisnya.
Sutradara Terganteng
“Dia menyebut dirinya sutradara terganteng. Tapi mohon maaf ya Nauzubillah min zalik yang gue lihat enggak ada ganteng-gantengnya dari mulut, perbuatan, dan lain-lain. Apa pantas laki-laki menampar dan mendorong perempuan?” Juandini menyambung.
Melansir dari deretan status teks yang diunggahnya, sutradara terganteng bukan hanya menampar dan mendorong, tapi juga teriak-teriak di handy talky dan mikrofon dengan kata-kata kasar. Ironisnya, ini didengar ratusan kru dan figuran pada hari itu.
Advertisement
Enggak Terima
“Gue saja detik ini enggak terima ‘anak’ atau anggota dari tim gue ditampar apalagi orangtuanya. Ingat, lo punya anak perempuan. Gue bisa sebut ini kekerasan dalam lingkungan pekerjaan syuting kita. Dan harus kita cantumkan dalam kontrak,” Juandini memperingatkan.
Juandini menduga, bisa jadi sutradara terganteng ini merasa dirinya hebat. Sayangnya, patut diduga pula sutradara paling ganteng ini kurang paham struktur kerja di lapangan.
Ditampar Lalu Didorong
Kini Juandini balik bertanya mengapa komplain soal kostum ke divisi Telco sampai menampar? “Memang itu jobdesc telco buat milihin kostum? Emang harus sampai ngegampar, hah?” ocehnya.
Aksi gampar berawal dari scene pentas seni sekolah dengan ratusan figuran. Merasa kostum pensi kurang pas, sutradara terganteng lantas memanggil kru telco. Kala itu ia berbicara dengan nada tinggi.
“Ya dijawab itu baju sudah dipilihin sama wardrobe. Dia masih enggak terima, nanya lagi kenapa bajunya begini gue enggak suka sambil marah2, ya telco gue bilang: Enggak tahu itu dari wardrobe-nya. Langsunglah ditampar lalu didorong!” Juandini membeberkan.
Advertisement