Liputan6.com, Jakarta - Binance baru saja melakukan penandatanganan nota kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kota Busan di Korea Selatan.
Sebagai bagian dari perjanjian ini, Kota Busan akan menerima dukungan teknologi dan infrastruktur dari Binance untuk pengembangan ekosistem blockchain kota dan promosi Busan Digital Asset Exchange.
Advertisement
Mengutip Coindesk, Jumat (2/9/2022), Binance berencana untuk mengembangkan dan mendorong sektor blockchain Kota Busan dalam lima cara.
- Memanfaatkan zona bebas peraturan blockchain Busan untuk mempromosikan inisiatif dan bisnis blockchain.
- Mendukung penelitian dan investasi terkait blockchain di dalam kota.
- Menyediakan edukasi blockchain khusus dan sumber daya online dari Binance Academy.
- Memajukan inisiatif yang mempromosikan kesejahteraan masyarakat melalui Binance Charity.
- Membantu penyelenggaraan Blockchain Week di Busan pada tahun 2022 (BWB 2022).
Binance mengungkapkan akan hadir di Kota Busan pada akhir tahun 2022, yang diharapkan bisa menjadi pendorong bagi kota untuk menjadi salah satu pusat digital paling dinamis di Asia Timur.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Bangun Bursa Aset Digital
CEO dan Pendiri Binance, Changpeng Zhao (CZ), mengatakan perusahaan berharap bisa menghadirkan perkembangan nyata terkait blockchain yang bermanfaat dan mendukung upaya inovasi kota.
"Melalui posisi terdepan di industri dan keahlian teknologi kami, dikombinasikan dengan dukungan kuat dari Kota Busan untuk industri blockchain, kami berharap dapat membantu menumbuhkan adopsi kripto di dalam kota dan sekitarnya," ujarnya.
"Kami menantikan kerja sama erat dengan kota Busan untuk mendukung pembentukan bursa aset digital dan berbagai industri blockchain,” sambung CZ.
Sementara Wali Kota Busan, Heong-Joon Park, menuturkan dengan perjanjian ini Kota Busan selangkah lebih dekat untuk membangun Busan Digital Asset Exchange sebagai platform terintegrasi global untuk aset digital.
“Dengan menjadikan Busan sebagai kota khusus blockchain yang menarik perhatian dunia, kami akan mendorong mesin pertumbuhan baru untuk ekonomi lokal dan menjadikannya pusat keuangan digital global,” ucapnya memungkaskan.
Advertisement
Pengguna Pertukaran Kripto Binance Melonjak di Tengah Inflasi
Salah satu pertukaran cryptocurrency terbesar di dunia, Binance melihat lonjakan klien karena meningkatnya inflasi dan dolar yang kuat secara historis yang telah menekan mata uang pasar berkembang.
Hal itu diungkapkan oleh seorang eksekutif Binance, Maximiliano Hinz kepada Reuters pada Rabu, 10 Agustus 2022 tanpa mengungkapkan angka.
"Sekarang kami melihat inflasi meningkat di seluruh dunia, kami melihat semakin banyak orang mencari cryptocurrency, seperti bitcoin, sebagai cara untuk melindungi diri mereka dari inflasi,” kata Hinz, dikutip dari Channel News Asia, Senin (15/8/2022).
Hinz menunjuk contoh Argentina, di mana inflasi tahunan mencapai 90 persen. Negara itu telah tumbuh menjadi salah satu pasar utama perusahaan, katanya, bersama dengan Brasil dan Meksiko.
Argentina melihat warga menuangkan tabungan ke dalam bitcoin tahun ini meskipun ada jatuhnya harga kripto.
Sementara El Salvador telah menjadi berita utama untuk mengadopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, Hinz mengatakan negara-negara Amerika Latin lainnya belum meloloskan undang-undang cryptocurrency yang berarti, meskipun ia tidak selalu menganggap itu sebagai hal yang buruk bagi perusahaan.
"Regulasi adalah kerangka kerja, tetapi tidak selalu negatif ada sesuatu yang tidak diatur. Jika sesuatu tidak dilarang, maka itu legal,” ujar Hinz.
Di bawah Presiden Nayib Bukele, El Salvador telah membuat taruhan besar pada bitcoin, menjadikannya alat pembayaran yang sah dan membeli cryptocurrency senilai lebih dari USD 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun, yang telah kehilangan sekitar 50 persen nilainya di tengah aksi jual cryptocurrency yang lebih luas tahun ini.
Mantan Pejabat AS: Kripto Lebih Mirip Saham Internet Ketimbang Mata Uang
Sebelumnya, mantan Pejabat Pengawas Mata Uang AS selama Pemerintahan Trump, Brian Brooks mengungkapkan pandangannya tentang cryptocurrency. Ia menilai, kripto harus dilihat lebih seperti saham internet daripada mata uang.
Kesalahpahaman terbesar seputar cryptocurrency adalah jika mereka tidak melakukan pekerjaan yang baik untuk menggantikan dolar AS,kripto gagal dalam misinya,” kata Brooks, dikutip dari CNBC, Senin, 8 Agustus 2022.
Sekarang Brooks adalah CEO penambangan bitcoin dan perusahaan teknologi kripto Bitfury Group.
“Sebagian besar kripto adalah tentang mengganti sistem perbankan terpusat dengan jaringan yang memungkinkan kontrol pengguna versus kontrol bank. Namun, aset kripto yang memiliki harga lebih seperti saham internet,” ujar Brooks.
Brooks memaparkan, investasi kripto lebih seperti bertaruh di saham Google. Eethereum atau Ripple atau apa pun yang mencoba menggantikan dolar AS, itu sama saja mencoba mengganti sistem transmisi nilai.
Seperti diketahui, seluruh pasar kripto telah merosot pada 2022, yang menyebabkan kekhawatiran akan “musim dingin kripto” lainnya.
Beberapa perusahaan kripto dan teknologi dengan cepat membalikkan rencana perekrutan, sementara banyak, termasuk pertukaran terkemuka Coinbase, telah memberhentikan pekerja di tengah penurunan harga dan perdagangan kripto.
Hal Ini juga membuat banyak orang di industri memperkirakan akan ada ribuan token digital berpotensi runtuh, kekhawatiran yang hanya tumbuh setelah keruntuhan baru-baru ini dari apa yang disebut terra USD algoritmik stablecoin dan token digital Luna.
Advertisement