Liputan6.com, Jakarta - Masih ingat sejumlah cerita rakyat yang dulu selalu diceritakan oleh orang tua untuk menemani anak sebelum tidur? Seiring kemajuan zaman, banyak cerita rakyat yang ditinggalkan, termasuk di NTB.
Padahal, cerita rakyat banyak menyimpan sejumlah pesan yang diambil dari setiap ceritanya. Seperti salah satu cerita rakyat NTB yang sudah dihimpun oleh Liputan6.com dari berbagai sumber berjudul Sepasang Sandal yang Serakah.
Baca Juga
Advertisement
Pada masa silam di Lombok, hiduplah seorang raja yang sudah berumur. Raja memiliki sepasang sandal kesayangan yang dalam bahasa setempat disebut lelampak.
Lelampak itu terbuat dari kulit kerbau. Sandal kanan terbuat dari kulit kerbau jantan, sedang sandal kiri terbuat dari kulit kerbau betina.
Tak seorangpun tahu kalau sepasang sandal itu ternyata adalah suami istri yang bisa bercakap cakap satu sama lain.
Sang suami biasa dipanggil Papuq Mame, sedangkan istrinya biasa dipanggil Papuq Kine. Tak ada yang bisa mendengar percakapan antar kedua sandal itu selain mereka sendiri.
Seperti biasa raja selalu memakai sandal kesayangannya itu kemanapun ia pergi. Apalagi jika musim hujan seperti beberapa hari belakangan ini, sandal itulah yang selalu dikenakannya.
Raja menganggap sandalnya yang terbuat dari kulit kerbau itu tahan air hingga tak cepat rusak. Raja hanya melepas sandalnya jika ia tidur di malam hari.
Malam itu raja melepas sandalnya dan meletakkannya di kolong tempat tidur. Sepasang sandal yang kulitnya masih lembab karena terkena air hujan sungguh merasa tak nyaman.
Tikus-tikus dalam istana mengintai mereka karena bau yang mereka keluarkan. Sepasang sandal itu mulai ketakutan digigit tikus.
“Istriku, jika kita selalu diintai tikus tikus jahat itu setiap malam, lama lama kita pasti akan digigit mereka”, kata Papuq Mame kepada istrinya.
“Lantas kita mau apa suamiku ? Kita tak bisa jalan apalagi berlari untuk sembunyi..”, jawab Papuq Kine.
Sang suami segera mengeluarkan ide yang ada dibenaknya.
“Bagaimana jika kita memohon kepada Tuhan agar kita dijadikan sepasang tikus ?”, tanyanya antusias.
Jadi Tikus dan Kucing
Karena Papuq Kine adalah seorang istri yang penurut, ia menyetujui usul suaminya itu. Akhirnya Papuq Mame yang didampingi istrinya itu berdoa kepada Tuhan.
“Ya Tuhan, jadikanlah kami sepasang tikus..”, ucap Papuq Mame perlahan dengan nada memohon.
Tuhan segera mengabulkan permohonan Papuq Mame. Tak lama kemudian Papuq Mame dan Papuq Kine berubah menjadi sepasang tikus bertubuh besar.
Papuq Mame dan istrinya sangat menikmati menjadi seekor tikus. Karena tubuhnya jauh lebih besar daripada tikus tikus lain yang ada di istana, mereka sangat ditakuti.
Tak jarang mereka mengejar tikus tikus lain jika kedapatan sedang mencari makan di dapur.
Karena kelakuan Papuq Mame dan istrinya, raja dan penghuni istana lainnya merasa terganggu. Mereka susah tidur karena kegaduhan yang diakibatkan sepasang tikus itu.
Akibatnya raja memerintahkan pengawal untuk memelihara kucing dalam istana untuk memangsa tikus tikus yang berkeliaran di sana.
Pengawal raja membawa banyak kucing ke istana. Kucing kucing itu segera saja memangsa tikus tikus yang dapat mereka tangkap.
Papuq Mame merasa sangat khawatir akan keselamatan dirinya dan istrinya. Karena itulah sekali lagi ia mengutarakan keinginannya kepada istrinya.
“Istriku, apakah kau setuju jika kita memohon kepada Tuhan untuk dijadikan sepasang kucing ?”, tanyanya kepada Papuq Kine. “Dengan begitu, kita tak perlu lagi ketakutan diburu kucing kucing lapar itu”, tambahnya lagi meyakinkan istrinya.
Papuq Kine setuju saja usul suaminya itu. Ia beranggapan pendapat suaminya itu benar.
Papuq Mame segera berdoa didampingi istrinya.
“Ya Tuhan, ubahlah kami menjadi sepasang kucing..”, katanya penuh harap.
Sekali lagi Tuhan segera mengabulkan permohonan suami istri itu. Tak lama kemudian merekapun berubah menjadi sepasang kucing.
Karena berbulu indah, sepasang kucing jelmaan lelampak itu menarik perhatian permaisuri. Sang permaisuri sangat senang pada mereka.
Ia memperlakukan sepasang kucing itu dengan baik dan suka mengelus elus tubuh mereka. Karena itulah Papuq Mame dan istrinya bebas berkeliaran keluar masuk kamar tidur raja dan permaisuri.
Advertisement
Jadi Anjing
Meski sudah berada dalam kondisi yang nyaman, rupanya Papuq Mame belum puas. Ia merasa iri terhadap anjing pemburu raja yang senantiasa dibawanya berburu.
Kelihaian sang anjing menangkap menjangan, seringkali membuat raja menghadiahinya sebagian daging binatang hasil buruannya. Hal ini membuat rasa iri Papuq Mame semakin menjadi.
Papuq Mame segera menghampiri istrinya dan berkata. “istriku, bagaimana jika kita memohon kepada Tuhan agar kita dijadikan sepasang anjing pemburu ?”, katanya antusias.
“Coba kau bayangkan alangkah senangnya kita diajak jalan jalan ke hutan dan dihadiahi banyak daging menjangan”, ujarnya lagi penuh semangat.
Papuq Kine sedikit terkejut atas usul suaminya itu. Walau demikian ia setuju saja karena menurutnya apa yang dikatakan suaminya itu tak ada salahnya.
Papuq Mame segera berdoa disamping istrinya. “Ya Tuhan, jadikanlah kami sepasang anjing pemburu," katanya penuh harap.
Lagi lagi Tuhan memenuhi keinginan Papuq Mame dan istrinya. Segera saja mereka berubah wujud menjadi sepasang anjing pemburu.
Karena posturnya yang bagus dan kecakapannya berburu, Papuq Mame dan istrinya menjadi sepasang anjing pemburu kesayangan raja. Baginda senantiasa mengajak mereka berburu ke hutan dan menghadiahi mereka daging menjangan.
Papuq Mame dan istrinya merasa sangat senang. Jika tak sedang diajak berburu, raja mengurung Papuq Mame dan istrinya dalam sebuah kandang.
Jadi Manusia
Lama kelamaan Papuq Mame merasa dirinya tak bebas. Ia ingin sekali berkeliaran kemana saja ia suka seperti sebelumnya. Rasa tak puas yang mendera hatinya membuatnya ingin berubah menjadi seorang manusia.
“Istriku, apakah kau merasakan juga rasa terkekang seperti yang aku rasakan ?”, tanyanya pada Papuq Kine. Istrinya itu hanya mengangguk pelan.
“Kalau begitu, bagaimana jika kita memohon kepada Tuhan agar Ia menjadikan kita manusia ?”, tanyanya lagi.
Papuq Kine terdiam sesaat. Ia merasa permintaan suaminya agak berlebihan. Walau demikian Papuq Kine merasa suaminya benar.
Dalam hatinya, Papuq Kine ingin juga merasakan sebagai seorang manusia.
“Ya Tuhan, jadikanlah kami sepasang manusia..”, pinta Papuq Mame segera setelah istrinya menyetujui usulnya.
Tuhan tak keberatan menjadikan Papuq Mame dan istrinya sepasang manusia. Segera saja mereka berubah wujud begitu Papuq Mame selesai mengucapkan doanya.
Setelah menjadi seorang manusia, Papuq Mame ingin sekali menjadi seorang raja menggantikan raja yang dinilainya sudah tua dan terlalu lama berkuasa.
Lagi lagi Papuq Kine merestui saja keinginan suaminya itu. Ia tak kuasa menolak. Papuq Mame mengajak istrinya keluar dari istana dan mendirikan kerajaan baru yang terletak cukup jauh dari istana raja.
Kemegahan istana yang dibangun Papuk Mame menarik perhatian banyak orang. Tak perlu waktu lama buat dirinya untuk memperoleh banyak pengikut.
Karena tak kuasa menahan keinginannya, Papuk Mame segera mengajak para pengikutnya menyusun rencana untuk menyerang raja dan mengambil alih kekuasaan.
Desas desus rencana Papuq Mame sampai ke telinga raja. Raja segera menyuruh pengawal menyiapkan pasukan untuk menyerang Papuk Mame dan para pengikutnya lebih dulu.
Raja tak ingin Lombok jatuh ke tangan manusia yang tak jelas asal usulnya. Demikianlah Papuk Mame dan para pengikutnya yang sama sekali tak punya pengalaman berperang, kocar kacir begitu diserang pasukan raja secara tiba tiba.
Banyak pengikut Papuk Mame yang mati terbunuh. Tuhan masih melindungi Papuk Mame dan istrinya. Mereka berhasil melarikan diri ke dalam hutan.
Advertisement
Ingin Jadi Tuhan
Papuk Mame merasa sangat sakit hati atas kekalahannya itu. Ia menolak mentah mentah saran istrinya untuk kembali sebagai orang biasa yang mengabdi pada raja.
Tiba tiba Papuk Mame mengutarakan ide gilanya kepada istrinya.
“Bagaimana jika kita memohon kepada Tuhan agar dijadikan tuhan ?”, katanya kepada Papuk Kine yang menatapnya dengan mata membelalak karena terkejut.
Sang istri menolak keinginan suaminya itu. Ia merasa kali ini suaminya sudah melampaui batas. Karena didesak terus menerus oleh suaminya, akhirnya Papuk Kine menyerah.
Dengan berat hati ia menyetujui ide suaminya yang tak masuk akal itu. Papuk Mamepun segera mengucapkan doanya.
“Ya Tuhan…jadikanlah kami ini sepasang tuhan..”, katanya tanpa ragu. Tuhan berang mendengar permohonan Papuk Mame.
Segera saja Ia mengembalikan Papuk Mame dan istrinya ke wujud asalnya berupa sepasang sandal yang terbuat dari kulit kerbau.