Liputan6.com, Jakarta - Kamis, 1 September 2022 Kedutaan Besar Italia dan Institut Kebudayaan Italia Jakarta menggelar konser musik Neapolitan tahun 900an di Soehanna Hall, Jakarta Selatan.
Konser musik yang berdurasi sekitar satu jam itu dipersembahkan oleh II Gran Duo Italiano yaitu Mauro Tortorelli dan Angela Meluso.
Advertisement
Konser musik yang digelar di Jakarta ini merupakan rangkaian terakhir dari konser bertema "Musical Rediscoveries of the '900 Neapolitan Music". Konser pertama diselenggarakan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 30 Agustus 2022, diawali workshop dan masterclass pada 20 Agustus 2022 yang pesertanya merupakan mahasiswa UNY.
"Konser musik Neapolitan di Soehanna Hall kali ini merupakan rangkaian konser musik yang terakhir dari dua rangkaian sebelumnya, yaitu masterclass dan konser musik pertama di Yogyakarta, bekerjasama dengan Universitas Negeri Yogyakarta. Konser musik ini adalah konser musik pertama setelah pandemi yang diadakan untuk memperkenalkan musik-musik neapolitan pada tahun 900-an," kata Maria Battaglia, Direktur Institut Kebudayaan Italia Jakarta, kepada Liputan6.com.
Maria Battaglia juga berharap, dengan diadakannya konser musik ini, orang-orang bisa mengenal musik-musik Neapolitan tahun 900-an.
Konser musik dengan tema "Musical Rediscoveries of the '900 Neapolitan Music" itu menampilkan beberapa pilihan lagu di antaranya Francesco Santoliquido, Emilia Gubitosi, Gaetano Fusella, dan Alfredo D'Ambrosio yang dibawakan oleh duet Il Gran Duo Italiano yaitu pemain biola Mauro Tortorelli dan pianis Angela Meluso. Di tengah-tengah penampilannya, mereka juga memberikan persembahan cantik dengan membawakan salah satu lagu Nasional Indonesia, selain lagu Italia.
Il Grand Duo Italiano, yang Menemukan Kembali Musik Neapolitan 900-an
Seperti temanya, konser musik neapolitan ini diselenggarakan untuk pertama kalinya di Indonesia dengan menyuguhkan beberapa musik karya Francesco Santoliquido, Emilia Gubitosi, Gaetano Fusella dan Alfredo D’, yang karya-karya musiknya tersimpan dalam rekaman perdana dunia.
Para komponis terpilih, tanpa ragu memberikan kesaksiannya bagaimana sebuah sekolah musik Napolitan di awal tahun 900-an sangat artistik, khususnya di bidang musikologi.
Salah satunya adalah komposer asal Napoli, Francesco Santoliquido (San Giorgio dari Cremona, 1883– Anacapri, 1971) setelah belajar di Roma, ia pindah ke Tunisia dan tinggal di sana dari tahun 1912 sampai dangan tahun 1921 di mana lalu ia mendirikan sebuah komunitas konser dan pada tahun 1927.
Selanjutnya perkumpulan tersebut disebut dengan Konservatorium. Pada tahun 2022, Gran Duo Italiano bersama dengan pemain muda selo, Federica Del Bagno, membuat rekaman dengan label Brilliant.
Karya-karya musik klasiknya ditemukan pada alat musik biola dan piano, selo dan piano, trio sertasolo piano.
Gaetano Fusella (1876-1973), pemain biola dan komposer asal Napoli, dosen biola diKonservatorium “S. Pietro di Majela” Napoli menggantikan peran penting Mestro E. Dworzak. Pada tahun 2010, Il Gran Duo Italiano menemukan kembali, membuat katalog dan merekam manuskrip Maestro asal Napoli, G. Fusella ke dalam CD monografi berlabel Tactus.
Advertisement
Kesuksesan Il Grand Duo Italiano
Il Gran Duo Italiano berhasil menemukan kembali dan menyimpan rekaman perdana dunia juga komposer-komposer Italia lainnya seperti Mario Castelnuovo Tedesco (1895-1965), seorang komposer asal Florence – triple CD Brilliant Classics terdiri dari manuskrip yang berasal dari Libreriadel Congresso di Washington dan Rosario Scalero (1870-1954) – CD Tactus, seorang komposer asal Piedmont dan dosen di Curtis Institute Philadelphia yang mana di antara beberapa muridnya adalah S. Barber, G. Menotti, L. Bernstein dan L.Foss.
Pada tahun 2011, Mauro Tortorelli dan Angela Muselo, memperoleh penghargaan Premio del Mediterraneo dari Presiden Uni Eropa atas penelitian dan penemuannya terhadap musikologi dan mengangkat nilai warisan seni musik.
Pada tahun 2021, Il Gran Duo memperoleh Premio alla Carriera dari Universum International Academy Switzerland, mereka adalah penafsir yang handal dari banyak karya yang tidak diterbitkan, beberapa manuskrip, kesuksesan dan kritikan dari publik saat melakukan konser di beberapa konser hall bergengsi (salah satunya di Carnegie Hall di New York,Munetsugu Hall di Nagoya, Filarmonica di Kiev, Laeiszhalle Hamburg, Gasteig di Monaco,Filarmonica di Timisoara, Ilshin Hall di Seoul, Y Theater di Hong Kong) di Eropa, Amerika Serikat,Rusia, Cina, Korea Utara, Uni Emirat Arab, Yordania, Meksiko, Panama dan di Jepang
Berkat kerja keras dan dedikasinya terhadap penemuan musikologi, pada akhirnya seni komposisi jenius ini hidup kembali dan diungkapkan secara luar biasa.
Lebih dari 10 tahun, Il Gran Duo Italiano berusaha untuk menemukan kembali harta karun musik Italia yang tidak seharusnya dilupakan, sebaliknya, mereka mengungkapkan bagian-bagian yang hilang dari sejarah musik
Konser yang digelar di Jakarta dan Yogyakarta sebelumnya dihadiri oleh puluhan penonton yang memenuhi konser hall. Satu yang menarik dari yang dibawakan oleh Il Gran Duo Italiano ialah mereka sukses membawakan satu lagu Nasional Indonesia dengan duet cantik antara piano dan biola.
Tevere Expo oleh Institut Kebudayaan Italia
Selain mengadakan konser, Institut Kebudayaan Italia juga banyak mengadakan acara-acara yang menarik, salah satunya ialah Tevere Expo, pameran fotografi hasil karya seniman Italia Iginio De Luca digelar di Institut kebudayaan Italia, Menteng, Jakarta Pusat.
Gelaran pameran itu merupakan proyek 'Cantica 21' sebagai kolaborasi antara Ministry of Foreign Affairs and International Cooperation (MAECI) dan Ministry of Cultural Heritage (MiC).
Tevere Expo menampikan jepretan-jepretan cantik Iginio De Luca, seorang pengajar instalasi multimedia yang pernah memenangkan salah satu kompetisi publik untuk mendukung penelitian kontemporer, yang fokus untuk memperlihatkan objek-objek yang ada di air, khususnya sungai.
Pameran ini bertujuan untuk membawa seni Italia ke dunia dengan cara "widespread exhibition" dan melibatkan Museum of Contemporary Arts of the Academy of Fine Arts of Frosinone (MACA).
Iginio De Luca, dalam Tevere Expo berniat untuk membawa sisi lain dari Roma ke seluruh dunia. Ia berniat untuk membuat para penikmat hasil karyanya melihat sisi lain dari Sungai Tiber di Italia sebagai salah satu pengingat bagi hal-hal yang selama ini terlupakan. Ini sejalan dengan hasil karya Iginio yang fokus memperlihatkan barang-barang sederhana yang dekat dengan manusia dan telah terbuang ke sungai.
"Saya ingin membawa Roma ke seluruh dunia. Membawa sisi dari Roma yang belum pernah diperlihatkan sebelumnya," kata Iginio De Luca, pada acara pembukaan Tevere Expo, Kamis (25/8/2022).
"Saya ingin berkeliling dunia dan memberikan perspektif lain tentang dunia melalui sungai yang saya susuri. Selain itu, saya juga bisa menerima sesuatu dari banyak orang di setiap tempat yang saya kunjungi," tambahnya.
Advertisement