Facebook, Instagram, dan WhatsApp Mau Tawarkan Layanan Berbayar?

Facebook, Instagram, hingga WhatsApp dikabarkan akan menawarkan layanan berbayar. Sebelumnya, Telegram, Snap, dan Twitter telah menghadirkan layanan berlangganan terlebih dahulu bagi para penggunanya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 03 Sep 2022, 08:00 WIB
Facebook dikabarkan akan merilis layanan berlangganan. (Doc: Wired)

Liputan6.com, Jakarta - Platform media sosial telah tumbuh secara signifikan selama beberapa tahun terakhir karena layanannya yang gratis. Kini untuk memonetisasi bisnis mereka, berbagai platform medsos mulai beralih ke versi berbayar.

Telegram misalnya, sudah merilis Telegram Platinum. Twitter pun menghadirkan layanan tertentu yang hanya bisa diakses oleh pelanggan berbayar.

Dengan menghadirkan layanan berlangganan, fungsi dan fitur dasar dari platform medsos bisa digunakan secara gratis tetapi jika pengguna menginginkan lebih, mereka harus membayarnya.

Terbaru, Meta dan produk-produknya termasuk Facebook, Instagram, dan WhatsApp dikabarkan akan menghadirkan layanan berbayarnya.

Mengutip Gizchina, Sabtu (3/9/2022), berdasarkan laporan The Verge, Facebook, Instagram, dan WhatsApp mungkin akan memiliki beberapa fitur khusus yang akan dibuka hanya jika pengguna melakukan pembayaran.

Menurut sumber tersebut, Meta telah membentuk divisi baru bernama New Monetization Experiences. Divisi ini memiliki satu tujuan untuk mengembangkan fitur berbayar untuk aplikasi perusahaan.

Ada beberapa fitur yang kabarnya akan ditawarkan oleh Facebook dan Instagram, terutama untuk para kreator. Misalnya, ada fitur bernama Stars, acara berbayar dan berbagai produk langganan.


Belum Ada Petunjuk

Ilustrasi WhatsApp dan aplikasi pesan instan. Adem AY/Unsplash

Sayangnya, tidak ada petunjuk atau bocoran mengenai jenis fitur berbayar apa yang mungkin akan datang ke Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Kemungkinan hal ini terkait dengan fakta bahwa divisi tersebut tengah dalam tahap pembentukan dan belum ada tugas yang konkret untuk saat ini.

Sebelumnya, Twitter dan Snapchat juga baru meluncurkan langganan bulanannya. Setelah berlangganan dan melakukan pembayaran, pengguna akan mendapatkan fitur eksklusif dan fasilitas lain dalam aplikasi.

Setidaknya, ada satu alasan mengapa platform medsos mencoba menghadirkan fitur baru hanya untuk mereka yang berlangganan. Langganan dinilai sebagai sumber pendapatan baru yang tidak terkait dengan iklan.

Meski begitu tidak dimungkiri bahwa aplikasi dan jejaring sosial tersebut memiliki bisnis periklanan bernilai miliaran dolar.

Perlu juga diingat, perusahaan-perusahaan medsos tersebut mengalami berbagai perubahan dan keterbatasan. Misalnya, karena perubahan privasi iOS dan penurunan ekonomi, sehingga semuanya mengalami kerugian besar.


Layanan Bebas Iklan Telegram

Logo Aplikasi Telegram

Sebelumnya, Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, mengatakan perusahaan akan mengizinkan iklan di platform-nya dalam kapasitas terbatas. Tapi untungnya, kamu tidak akan melihat iklan apa pun di chat atau channel pribadi.

Telegram tidak akan menampilkan pesan promosi di daftar chat, percakapan pribadi, atau grup. Iklan hanya akan muncul di channel besar, layanan di mana sudah ada iklan dan dukungan yang mengarah pada biaya terbesar dari pihak Telegram.

Sebenarnya informasi ini tak mengejutkan, mengingat pada tahun lalu, Durov mengatakan bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan platform, dana dari iklan adalah salah satu cara untuk sampai ke sana.

Jika kamu tidak menyukai iklan, jangan khawatir karena Telegram sedang mengerjakan opsi berlangganan yang memungkinkan kamu membayar untuk mematikan semua iklan.

Namun, sebagaimana diwartakan The Next Web, Rabu (10/11/2021), belum disebutkan berapa banyak biaya yang harus kamu bayar untuk opsi tersebut.

Sebagai informasi, jika kamu adalah seorang pengiklan, Telegram tidak akan memberikan profil data pribadi penggunanya.

Jadi, kamu tidak dapat menargetkan individu dengan iklan tertentu. Namun, kamu dapat memilih bahasa, topik, dan saluran target sebagai parameter untuk iklan kamu.

Sebagai contoh, jika pengiklan adalah perusahaan cryptocurrency yang menangani audiens tertentu, mereka harus membuat zona di channel yang terkait dengan topik tersebut.

(Tin/Isk)

Infografis Data Pengguna Facebook Indonesia Bocor

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya