Liputan6.com, Buenos Aires- Kamis malam, 1 September 2022, seorang pria ditahan setelah ia dilaporkan menodongkan pistol dari jarak dekat ke arah Wakil Presiden Argentina, Cristina Fernández. Sebuah upaya pembunuhan gagay yang terjadi di wilayah Recolet, Ibu Kota Argentina.
Dikutip dari BBC News, Jumat (1/9/22), polisi mengatakan pria bersenjata itu, yang diidentifikasi media lokal sebagai pria Brasil berusia 35 tahun, telah ditahan. Mereka sedang berusaha untuk menetapkan motif serangan itu.
Advertisement
Video dari tempat kejadian yang disiarkan melalui saluran televisi lokal menunjukkan Fernández keluar dari kendaraannya yang dikelilingi oleh pendukung di luar rumahnya lalu seorang pria terlihat mengulurkan tangannya sambil memegang sebuah benda yang tampak seperti pistol.
Pendukung yang mengelilingi orang pembawa pistol itu tampak terkejut dengan apa yang terjadi saat itu di tengah-tengah keributan pendukung Cristina Fernández.
Presiden Alberto Fernández mengatakan pistol itu diisi dengan lima peluru tetapi gagal menembak saat ditodongkan dan tidak ada penembakan apapun di sana.
Presiden Fernández juga mengatakan bahwa Cristina masih selamat.
"Cristina tetap hidup, untuk alasan yang belum dikonfirmasi secara teknis, pistol, yang berisi lima peluru, tidak menembak."
Dari rekaman yang dibagikan di media lokal pria itu mengarahkan pistol beberapa inci dari kepalanya Cristina dan tampak mencoba menembak Cristina. Cristina kemudian menundukkan kepalanya tetapi tidak ada tembakan yang dilesatkan.
Dalam video lain yang diposting di media sosial, orang-orang di kerumunan tampaknya mencoba untuk melindungi Fernández de Kirchner dari tersangka pria bersenjata itu.
Percobaan Pembunuhan?
Kantor berita milik negara Télam melaporkan bahwa tersangka pria bersenjata itu diidentifikasi sebagai Fernando Andrés Zabak, seorang warga negara Brasil.
Menteri Keamanan Anibal Fernandez menuturkan bahwa senjata itu memuat lima peluru, "tetapi tidak keluar meski pelatuknya ditarik," dikutip dari The Guardian.
Dia tidak memiliki catatan kriminal, kata pejabat itu, menambahkan bahwa senjatanya adalah Bersa kaliber-32.
Saksi mata Gina De Bai mengatakan dia mendengar 'suara pelatuk ditarik', tetapi tidak menyadari bahwa itu adalah pistol sampai pria itu dibawa oleh petugas keamanan.
Seorang juru bicara polisi sebelumnya mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sebuah senjata ditemukan beberapa meter dari tempat kejadian setelah pria itu ditangkap.
Meskipun ada pertanyaan terbuka, pejabat pemerintah dengan cepat menggambarkan insiden itu sebagai upaya pembunuhan.
Ketika kebencian dan kekerasan dipaksakan atas perdebatan ide, masyarakat hancur dan menghasilkan situasi seperti yang terlihat hari ini: upaya pembunuhan," kata Menteri Ekonomi Sergio Massa.
Advertisement
Tempat Tinggal Cristina Selalu Dikerumuni Masa
Para pendukung Wakil Presiden Argentina itu berkumpul di jalan-jalan di sekitar rumahnya sejak minggu lalu, ketika seorang jaksa penuntut menuntut hukuman 12 tahun penjara untuk Cristina, serta larangan seumur hidup untuk memegang jabatan publik, jika ia terbukti bersalah.
Tuntutan tersebut hadir karena ia terlibat kasus dugaan korupsi selama masa kepresidenannya pada 2007-2015. Ia dituduh menipu dengara dan secara curang memberikan kontrak pekerjaan umum di Patagonia, walaupun ia menyangkalnya.
Cristina meninggalkan apartemennya setiap hari lalu dia menyapa para pendukungnya dan memberikan tanda tangan untuk pendukungnya sebelum masuk ke kendaraannya untuk pergi ke Senat. Dia mengulangi rutinitas yang sama setiap malam.
Ketegangan telah meningkat di lingkungan Recoleta sejak akhir pekan, 27 Agustus, ketika pendukung wakil presiden bentrok dengan polisi di jalan-jalan di sekitar apartemennya di tengah upaya aparat penegak hukum untuk membersihkan daerah tersebut. Setelah bentrokan itu, kehadiran polisi di sekitar apartemen wakil presiden berkurang.
Cristina sebenarnya telah menghadari banyak kasus pengadilan korupsi selepas lengser dari kursi kepresidenannya, dan untuk kasus saat ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa bulan untuk diselesaikan.
Ancaman Terhadap Demokrasi
Para menteri di pemerintahan Presiden Alberto Fernández mengeluarkan rilis berita yang mengatakan bahwa mereka "mengutuk keras percobaan pembunuhan" terhadap wakil presiden.
"Apa yang terjadi malam ini sangat berat dan mengancam demokrasi, institusi, dan supremasi hukum," keterangan dari rilis tersebut.
Mantan Presiden Mauricio Macri juga mengecam serangan itu. "Peristiwa yang sangat serius ini menuntut klarifikasi segera dan mendalam oleh peradilan dan pasukan keamanan," tulis Macri di Twitter.
Presiden Fernández kemudian mengutuk penyerang dan mengatakan bahwa upaya terhadap nyawa Ms Fernández de Kirchner adalah salah satu insiden "paling serius" sejak negara tersebut kembali ke demokrasi pada tahun 1983.
"Kita bisa tidak setuju, kita bisa memiliki perbedaan pendapat yang mendalam, tetapi ujaran kebencian tidak dapat terjadi karena hal itu melahirkan kekerasan dan tidak ada kemungkinan kekerasan hidup berdampingan dengan demokrasi," kata Presiden Fernández.
Dia juga mengumumkan hari libur nasional pada hari Jumat untuk memberikan waktu bagi rakyat Argentina untuk "mengekspresikan diri mereka dalam membela kehidupan, demokrasi dan solidaritas dengan wakil presiden kita".
Advertisement