GMF Aero Asia Absen Bagi Dividen 2021

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) telah realisasikan belanja modal USD 43 ribu.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Sep 2022, 16:59 WIB
Teknisi tengah melakukan perbaikan pesawat di Hanggar 4 GMF, Tangerang, Jumat (6/11/2015). Untuk mendukung operasional hanggar tersebut dibutuhkan setidaknya ratusan teknisi hingga akhir tahun.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) absen membagikan dividen untuk tahun buku 2021. Hal itu disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) GMF Aero Asia pada Jumat, 2 September.

“Tahun ini tidak ada pembagian dividen, karena kami masih mengalami kerugian di tahun 2021,” kata Direktur Utama GMF Aero Asia, Andi Fahrurrozi dalam konferensi pers, Jumat (2/9/2022).

Selain itu, Andi menuturkan realisasi belanja modal hingga semester I 2022 sekitar USD 43 ribu atau Rp 640,97 juta.

"Jadi saat ini baru sekitar USD 43 ribu, belanja modal kita sampai semester I 2022. Untuk saat ini seiring kita menahan kebijakan untuk investasi, sehingga investasi hanya digunakan untuk prioritas saja, terutama untuk pergantian peralatan yang lama dan dana tersebut digunakan pembaruan perlengkapan produksi Perseroan," kata Andi.

Meskipun demikian, GMF Aero Asia tetap memiliki rencana akan melakukan ekspansi dalam waktu dekat.

“Kita sudah memiliki plan akan ada ekspansi ke depan dalam waktu dekat, sedang kita detailkan strateginya karena di saat ini di segmen airframe kapasitas kami sudah sangat penuh karena reaktivasi pesawat dan juga reaktivasi pesawat domestik dan juga pesawat-pesawat cargo white boardy dari luar negeri,” ujar dia.

Maka sebab itu, GMFI sedang melakukan evaluasi untuk ekspansi, terutama dalam menambah kapasitas hanggar dan memfokuskan ke defense industry.

“Sehingga kami, sedang mengevaluasi untuk mengekspansi terutama menambah kapastitas hanggar, terutama untuk memfokuskan ke defense industry,” ujar Andi

Tak hanya itu, perseroan melakukan strategi menahan investasi, tetapi tetap melakukan ekspansi ke depan.

“Kita akan melakukan kerja sama, jadi dengan strategi kita menahan investasi tapi kita akan ekspansi. Kami memiliki konsep sebagai MA operator. Jadi kita sudah mulai pembicaraan dengan pemilik hanggar agar bisa mengoperasikan hanggar-hanggar mereka dengan GMF sebagai operator,” ujar dia.

 


Rombak Susunan Pengurus

Teknisi melakukan maintenance pesawat di Hanggar 4 GMF Aero Asia di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9). Hanggar ini menjadi hanggar perawatan pesawat berbadan kecil terbesar di dunia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Diberitakan sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) menyetujui perubahan susunan pengurus pada Jumat, 2 September 2022.

Direktur Utama GMF Aero Asia, Andi Fahrurrozi menuturkan, pemegang saham  yang hadir menyetujui untuk menyetujui pengangkatan kembali Maria Kristi Endah Murni  sebagai Komisaris.

Selain itu, RUPST juga memberhentikan dengan hormat Jaka Ari Triyoga  sebagai Direktur Line Operation dan menunjuk Mukhtaris sebagai Direktur Line Operation  yang baru dan memberhentikan dengan hormat Bapak Edward Okky Avianto sebagai Direktur  Keuangan dan menunjuk Salusra Satria sebagai Direktur Keuangan yang baru.

"Ada pemberhentian Direktur Keuangan dan Direktur Line Operation,” kata Andi dalam konferensi pers, Jumat, 2 September 2022.

Dengan demikian, susunan pengurus GMF sebagaimana hasil keputusan RUPST adalah sebagai berikut: 

Komisaris 

Komisaris Utama : Rahmat Hanafi 

Komisaris Independen : Ali Gunawan 

Komisaris : Maria Kristi Endahmurni 

Komisaris Independen : Gatot Sulistiantoro Dewa Broto 

Komisaris Independen : Agit Atriantio 

 

Direksi 

Direktur Utama : Andi Fahrurrozi 

Direktur Keuangan : Salusra Satria 

Direktur Human Capital & Corporate Affairs : Pudjo Sarwoko 

Direktur Line Operation : Mukhtaris 

Direktur Business & Base Operation : Ananta Widjaja 

 


Selanjutnya

Teknisi tengah melakukan perbaikan pesawat di Hanggar 4 GMF, Tangerang, Jumat (6/11/2015). Untuk mendukung operasional hanggar tersebut dibutuhkan setidaknya ratusan teknisi hingga akhir tahun.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tak hanya itu, GMF mengesahkan laporan tahunan tahun buku 2021 dengan membukukan pendapatan  usaha sebesar USD 210,6 juta atau sekitar Rp 3,13 triliun dan menekan kerugian hingga 70 persen dibanding tahun  sebelumnya USD 94,5 juta atau Rp 1,4 triliun. 

Pendapatan ini merupakan hasil dari  upaya pemulihan berkelanjutan yang digalakkan dalam menghadapi pandemi COVID-19.  Langkah pemulihan berkelanjutan tersebut diwujudkan dengan perbaikan kinerja fundamental  melalui strategi menjaga bisnis lebih lean dan mengatur belanja modal agar lebih efektif.  

Upaya diversifikasi bisnis yang telah dicanangkan pada 2020 pun mulai menunjukkan hasil pada 2021, di antaranya pada segmen industri pertahanan dan power services.

Sementara itu, pada  Desember 2021, GMF berhasil mendatangkan dan melakukan perawatan pada pesawat  Hercules C130 pertama milik Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia. Dari sisi  pendapatan, segmen power services dan industri pertahanan berhasil mencatatkan  peningkatan lebih dari 100 persen  dibanding tahun sebelumnya.  

"Upaya pemulihan sangat ditopang  dengan penetrasi pada sektor-sektor yang tidak terlalu terdampak pandemi di antaranya  power services, industri pertahanan, business and private jets, serta perawatan pesawat kargo.  Catatan lainnya adalah GMF mengalami peningkatan volume pekerjaan perawatan berat  terutama dari pesawat kargo luar negeri,” ujar dia.


Visi Perseroan

Garuda Maintenance Facility. (Foto: GMF)

GMF yang mencanangkan visi baru yakni menjadi  perusahaan MRO yang paling bernilai bagi pemangku kepentingan pun turut mencatatkan  perbaikan earnings before interest, tax, depreciation, amortization (EBITDA) yang signifikan  pada 2021. 

"2021 adalah momentum pembenahan komprehensif untuk  mempertahankan likuiditas dan meningkatkan kinerja fundamental keuangan,” jelasnya.

Di sisi lain, kembali menggeliatnya penerbangan sipil dunia juga membuka peluang bagi GMF untuk melakukan reaktivasi pada pesawat-pesawat yang berstatus grounded selama adanya  pembatasan perjalanan.

Lalu, telah selesainya proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang  (PKPU) induk usaha, Garuda Indonesia, dan adanya komitmen Garuda Indonesia untuk  merancang langkah bisnis perbaikan kinerja perlu didukung oleh GMF dengan menyiapkan  armada-armada Garuda Indonesia agar dapat dioperasikan secara optimal kembali. 

"Dengan bangkitnya industri penerbangan dan meningkatnya arus lalu lintas udara, GMF  harus siap dengan peningkatan permintaan reaktivasi pesawat. Untuk saat ini, permintaan  reaktivasi dari maskapai Garuda Indonesia Group, khususnya pesawat berbadan kecil menjadi prioritas kami dan telah memenuhi seluruh slot yang ada pada fasilitas hanggar kami,”  tambah Andi. 

Andi juga menyebutkan, penuhnya slot hanggar hingga akhir 2022 pun juga dikontribusikan oleh  tingginya permintaan perawatan pesawat Boeing 747 yang mayoritas permintaannya datang  dari customer internasional. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya