Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Jumat, 2 September 2022. Wall street tertekan setelah laporan pekerjaan AS pada Agustus 2022 yang solid gagal meredakan kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS akan terus menaikkan suku bunga secara agresif untuk melawan inflasi.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 337,98 poin atau 1,1 persen ke posisi 31.318,44. Indeks S&P 500 melemah 1,1 persen ke posisi 3.924,26, terendah sejak Juli 2022. Indeks Nasdaq melemah 1,3 persen ke posisi 11.630,86, dan mencatat penurunan beruntun dalam enam hari sejak 2019.
Advertisement
Semua indeks acuan rata-rata melemah dalam sepekan sehingga menjadikannya minggu negatif dalam tiga minggu berturut-turut setelah merosot pada akhir Agustus 2022. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun 3 persen dan 3,3 persen. Indeks Nasdaq tergelincir 4,2 persen.
“Masih ada banyak kegelisahan tentang apa yang akan kita lihat selama beberapa bulan ke depan,” ujar Analis Investasi AS di eToro, Callie Cox dikutip dari CNBC, Sabtu (3/9/2022).
Ia mengatakan, inflasi dan pasar kerja kembali seimbang tetapi beberapa biayanya menjadi pertanyaan. “Pasar masih mencari tahu itu. Lebih buruk lagi, S&P 500 terjebak di zona bahaya, di bawah tiga rata-rata pergerakan besarnya,” kata dia.
Wall street tertekan selama sepekan ini oleh komentar hawkish dari pejabat the Federal Reserve (the Fed) yang menunjukkan kenaikan suku bunga tidak akan hilang dalam waktu dekat.
Pelaku Pasar Waspada
Itu membuat pelaku pasar waspada untuk menguji posisi terendah pada Juni 2022, terutama mengetahui September secara historis merupakan bulan yang buruk bagi pasar. Sejumlah pihak menyarankan jika S&P 500 gagal mempertahankan level 3.900, posisi terendah pada musim panas dapat kembali masuk.
Beberapa investor secara singkat terhibur dengan laporan pekerjaan AS. Data laporan pekerjaan menunjukkan ada tambahan 315.000 pekerjaan pada bulan ini, tepat di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 318.000.
Tingkat pengangguran naik menjadi 3,7 persen. Laporan Agustus sangat penting karena ini salah satu laporan ekonomi utama terakhir yang akan dipertimbangkan the Fed sebelum menaikkan suku bunga pada pertemuan September. Titik data ini bisa membantu bank sentral menentukan apakah kenaikan suku bunga 75 basis poin.
Laporan ekonomi utama terakhir yang dicatat adalah inflasi Agustus pada 13 September 2022, dan lebih mungkin menentukan seberapa agresif the Fed dalam waktu dekat.
Perdagangan saham pada Jumat sore waktu setempat mungkin memberikan déjà vu kepada pelaku pasar veterean karena secara historis September mungkin bulan terburuk untuk saham.
Advertisement
Selanjutnya
Namun, ada beberapa tanda investor mungkin sudah mendapatkan sebagian besar penjualannya. Andrew Slimmon dari Morgan Stanley Investment Management mengatakan, saham beta tinggi biasanya biasanya ukuran selera risiko, telah secara tajam mengungguli S&P 500 selama penurunan beruntun baru-baru ini setelah ungguli pasar pada level historis tinggi selama reli musim panas.
“Ketika Anda memikirkan reli dari posisi terendah Juni, itu dipimpin oleh banyak risiko. Anda dapat melakukan reli di mana pemain bertahan memimpin, tetapi itu adalah reli yang berisiko tinggi,” kata Slimmon.
Ia menunjuk kepada Invesco S&P 500 High Beta ETF (SPHD) yang telah turun hampir 12 persen sejak pertengahan Agustus setelah dramatis ungguli pasar selama dua bulan sebelumnya.
“Itu sudah terhapus secara besar-besaran. Satu-satunya alasan untuk berhenti sejenak pada ini akan menjadi bulan yang buruk adalah benar-benar buruk baru-baru ini terutama untuk saham berisiko tinggi,” kata Slimmon.
Penutupan Wall Street 1 September 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Kamis, 1 September 2022. Pergerakan wall street pada awal September 2022 di tengah pelaku pasar menantikan laporan data tenaga kerja AS.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones memangkas kerugian pada hari sebelumnya. Indeks Dow Jones melompat 145,99 poin atau hampir 0,5 persen pada menit terakhir perdagangan ke posisi 31.66,42. Indeks S&P 500 bertambah 0,3 persen ke posisi 3.966,85.
Indeks Nasdaq turun 0,3 persen ke posisi 11.785,13 untuk mencatat penurunan lima hari pertama sejak Februari.
Semua rata-rata indeks acuan berada di jalur untuk menyelesaikan kinerja yang lebih rendah pada pekan ini. Indeks Dow Jones susut 1,9 persen. Sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah 2,2 persen dan 2,9 persen.
Pergerakan wall street juga terjadi di tengah imbal hasil treasury Amerika Serikat (AS) bertenor dua tahun mencapai 3,5 persen, yang merupakan level tertinggi sejak November 2007 pada perdagangan Kamis pekan ini.
Hal itu membebani saham pertumbuhan yang sensitif terhadap tingkat suku bunga sehingga membuat keuntungan menjadi kurang menarik.
Saham Nvidia juga berkontribusi terhadap kerugian dengan turun hampir 7,7 persen setelah produsen chip itu mengatakan pemerintah Amerika Serikat membatasi beberapa penjualan di China.
Advertisement