Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menghadiri peresmian dan pengukuhan Politeknik Gusdurian Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat, 2 September 2020 kemarin. Pada kesempatan itu dia menyampaikan, bahwa Politkenik Gusdurian harus mampu wujudkan nilai dan pemikiran Kyai Haji Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Pemikiran dan nilai-nilai Gus Dur inilah yang harus mampu diejawentahkan (dijalankan) dalam pengelolaan Politeknik Gusdurian," kata Moeldoko dalam keterangan pers diterima, Sabtu (3/9/2022).
Baca Juga
Advertisement
Moeldoko optimistis, Politeknik Gusdurian bisa melahirkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang memiliki karakter kuat, sehingga mampu bersaing di tengah situasi global yang semakin kompetitif.
Mantan Panglima TNI ini mengurai, karakter kuat itu harus turut dilandaskan pada sembilan nilai utama Gus Dur, yakni ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesatriaan, dan kearifan tradisi.
"Sembilan nilai utama pemikiran Gus Dur ini sangat sejalan dengan Visi SDM Unggul 2045 yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi. Untuk itu, Poltek Gusdurian harus bisa membawa optimisme Indonesia Maju," urai Moeldoko menandasi.
Diketahui Gus Dur merupakan tokoh bangsa sekaligus sosok Presiden ke empat Republik Indonesia. Semasa hidupnya, Gus Dur dikenal sangat konsisten membela masyarakat yang lemah, miskin, dan terpinggirkan.
Ayahanda dari Yenny Wahid ini dikenal juga menjadi seorang muslim yang paling depan dalam memperjuangkan semangat toleransi dan menjaga kebhinekaan Indonesia.
Tangis Moeldoko Pecah Saat Menonton Film Sayap-Sayap Patah
Di sisi lain, tangis Moeldoko pecah saat menonton film Sayap-Sayap Patah karya Denny Siregar karena ingat dengan istrinya di XXI Metropole, Jakarta Pusat pada Rabu, 31 Agustus 2022.
Diketahui, Moeldoko mengajak rekan-rekan muda yang bekerja di staf kepresidenan untuk ikut nonton bareng Sayap-Sayap Patah.
Moeldoko mengatakan sambil sedikit tertawa bahwa dirinya menangis saat menonton film Sayap-Sayap Patah karya Denny Siregar.
“Ya (sambil tertawa)”, kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, saat ditemui tim Liputan6.com di XXI Metropole, Rabu (31/8/2022).
“Pada saat itu, saya membayangkan istri saya seringnya ditinggal. Udah nanti nangis beneran (sambil ketawa kencang)”, lanjut Moeldoko.
Film Sayap-Sayap Patah berhasil menghipnotis penontonnya dengan alur cerita yang luar biasa. Hal tersebut juga diakui oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Akting Para Pemain Dinilai Sempurna
Bukan tanpa tujuan Moeldoko mengajak rekan-rekan muda yang bekerja di staf kepresidenan untuk ikut nonton bareng Sayap-Sayap Patah. Moeldoko ingin anak buahnya yang bekerja di institusi pengambil kebijakan, dapat mengambil makna dalam setiap peristiwa atau momen penting yang terjadi.
"Kalau mereka bisa memaknai sebuah peristiwa, maka mereka akan kaya dengan input untuk merumuskan kebijakan, gitu kira-kira. Yang kedua, siapa tahu dari mereka nanti akan ada yang dapet tentara atau polisi ya seperti itulah tugasnya," ucap dia.
Moeldoko pun sempat mengenang saat dirinya masih aktif sebagai komandan lapangan, yang mana ada anak buahnya yang harus gugur saat ditugaskan di Timor Timur. Dia mengaku momen tersulit dalam kondisi itu adalah menyampaikan kondisi tersebut kepada istri dan keluarga anak buahnya yang gugur.
"Satu hal yang sangat-sangat sulit, saat saya operasi di Timor Timur, tiga anggota saya gugur, dan kembali dari daerah operasi saya terlalu amat sangat sulit menghadapi istri. Nah ini tadi yang dilukiskan ya seperti itulah kondisinya," kata Moeldoko.
Moeldoko juga mengakui bahwa akting dari para pemain film Sayap-Sayap Patah luar biasa.
"Luar biasa. Sangat sempurna bagus", puji Moeldoko.