Mahathir Mohamad Keluar dari Rumah Sakit Setelah Perawatan COVID-19

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad keluar dari rumah sakit setelah selesai menjalankan prosedur perawatan akibat virus COVID-19.

oleh Renta Nirmala Hastutik diperbarui 04 Sep 2022, 13:01 WIB
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memberi isyarat saat berbicara dalam konferensi pers di Putrajaya, Malaysia, Sabtu (22/2/2020). Mahathir Mohamad telah mengirimkan surat pengunduran diri sebagai Perdana Menteri ke Raja Malaysia. (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dipulangkan dari rumah sakit pada hari Minggu (4/9/2022)  setelah dirawat karena COVID-19, kata kantornya dalam sebuah pernyataan.

Pria berusia 97 tahun itu telah menjabat selama lebih dari dua dekade sebagai perdana menteri Malaysia dan hingga sekarang masih aktif berperan sebagai anggota parlemen.

Dilansir dari The Straits Times, Rabu (31/8/2022) Tun Dr Mahathir memiliki riwayat masalah jantung, ia juga menjalani prosedur medis elektif pada 8 Januari tahun ini dan masuk kembali ke rumah sakit pada akhir bulan itu untuk perawatan. 

Dia telah selesai menjalankan semua perawatan tersebut pada Februari 2022.

Mahathir yang dirawat di National Heart Institute pada Rabu kemarin setelah dites positif terkena Virus Corona, namun ia akan tetap menjalani perawatan di rumah hingga Selasa.

Dia telah menerima setidaknya tiga dosis vaksin COVID-19, suntikan terakhir yang diketahui dilakukan pada November 2021, berdasarkan keterangan yang dijelaskan oleh dirinya sendiri dan pemerintah.


Jalani Pemerintahan Berpuluh Tahun

PM Mahathir Mohamad dalam KTT Islam di Kuala Lumpur Summit 2019. (Source: AFP/ Mohd Rasfan)

Dari Halaman Channel News Asia, Minggu (4/9/2022) ia menyebutkan bahwa National Heart Institute tidak mengatakan pada saat itu prosedur apa saja yang telah Mahathir jalani.

Setelah menjabat sebagai perdana menteri selama 22 tahun hingga 2003, Mahathir kembali sebagai perdana menteri pada usia 92 tahun pada 2018 setelah memimpin koalisi oposisi meraih kemenangan bersejarah.

Ia mengalahkan partai yang pernah ia pimpin. Namu pemerintahannya harus  runtuh dalam waktu kurang dari dua tahun karena pertikaian.


Perdana Menteri Terlama

Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim saat masih menjabat sebagai PM Malaysia dan Deputi PM pada 1997 (AFP)

Mahathir menjadi perdana menteri yang terlama menjabat di Malaysia, ia memegang jabatan tertinggi selama total 24 tahun danmasih menjadi anggota parlemen aktif setalah melemparkan tembakan ke mantan perdana menteri Najib Razak yang dipenjara.

Dia mengkritik Najib, yang mulai menjalani hukuman penjara 12 tahun pada 23 Agustus karena korupsi yang terkait dengan skandal keuangan 1Malaysia Development Berhad (1MDB), hal tersebut dikarenakan Ia tidak menerima bahwa dia telah dinyatakan bersalah oleh pengadilan Malaysia.

“Puluhan saksi memberikan keterangan tentang perbuatan Najib. Dokumen dan barang bukti lainnya diperlihatkan. Hakim menulis 800 halaman tentang informasi yang diungkapkan oleh saksi, bukti, dan hasil penyelidikan," kata Mahathir dalam sebuah pernyataan pada 30 Agustus.


Malaysia Akan Tinggalkan Aplikasi Serupa PeduliLindungi Jika Kasus COVID-19 Stabil

Sebuah LRT (Light Rain Transit) melewati papan bendera Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (14/9/2021). Malaysia pecah rekor tembus dua juta kasus Covid-19 dengan tambahan 15.669 kasus Selasa (14/9/2021). (AP Photo/Vincent Thian)

Sekarang kita semua akrab dengan penggunaan aplikasi tertentu untuk memeriksa tempat di era COVID-19. Indonesia punya PeduliLindungi sementara Malaysia punya MySejahtera.

Ini untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki catatan yang aman dari tempat-tempat yang kami kunjungi, dan ini membantu pemerintah masing-masing melacak gerakan orang untuk membantu dalam upaya pelacakan kontak.

Tetapi ketika dunia perlahan menyadari bahwa satu-satunya cara untuk beralih dari COVID-19 adalah, pada dasarnya, hidup dengannya dalam endemik, orang mulai mempertanyakan perlunya aplikasi semacam itu.

Menurut Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin, Kementerian saat ini sedang melihat jumlah infeksi di negara itu karena pembatasan perlahan-lahan dilonggarkan pada hari-hari menjelang bulan puasa Ramadhan.

"Ketika kami membuka kembali perbatasan dan melonggarkan pembatasan di bulan puasa, kami perlu melihat apakah ada perubahan drastis dalam pola mobilitas dan infeksi untuk beberapa minggu ke depan," kata Khairy.

Infografis yang menyebut bahwa delirium merupakan gejala baru dari COVID-19, penyakit yang disebabkan Virus Corona SARS-CoV-2, tersebar di media sosial dan grup WhatsApp. (Sumber: Istimewa)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya