Dampak Harga BBM Naik pada Pola Hidup Manusia, Pengaruhi Fisik hingga Mental

Apa yang terjadi pada fisik dan mental manusia saat harga BBM naik?

oleh Diviya Agatha diperbarui 04 Sep 2022, 13:23 WIB
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke dalam kendaraan di sebuah SPBU di Jakarta, Kamis (31/3/2022). PT Pertamina (Persero) akan memberlakukan tarif baru BBM jenis Pertamax menjadi Rp 12.500 pada 1 April 2022. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Sabtu, 3 September 2022, secara resmi mengumumkan bahwa harga BBM naik. Kenaikkan harga bahan bakar minyak disebut-sebut telah menempuh pertimbangan panjang dan pahit.

Sebenarnya kenaikkan harga BBM tidak hanya terjadi di Indonesia. Melonjaknya harga BBM tersebut juga terjadi di negara-negara lainnya. Namun, entah apa yang menjadi respons masyarakat di negara lainnya.

Di Indonesia sendiri, kenaikan harga BBM ini tentu selalu memicu protes keras dari berbagai pihak dan kalangan. Lalu, kenapa sih kenaikan bisa membuat masyarakat marah?

Mengutip laman India Today pada Minggu, 4 September 2022, kenaikan harga BBM yang terjadi berkaitan dengan pengeluaran bulanan masyarakat terhadap bahan bakar. Alhasil, beberapa dari masyarakat akan memilih untuk membatasi penggunaan kendaraannya.

Pembatasan tersebut dapat memicu ketidaknyamanan. Mengingat tak semua warga merasa nyaman dan efektif untuk selalu menggunakan kendaraan umum.

Di sisi lain, masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi tentunya juga akan terkena dampak dari harga BBM naik. Hal tersebut lantaran mereka kemungkinan besar akan membayar tarif kendaraan umum dengan lebih mahal.

Lebih lanjut menurut studi yang dilakukan oleh University of East Anglia menemukan bahwa kenaikan harga BBM disusul dengan keterbatasan secara finansial dapat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan seseorang.

Hal tersebut lantaran kenaikan tersebut dapat berdampak pada gaya hidup dan finansial masyarakat sehari-hari. Penyesuaian gaya hidup tersebutlah yang diduga-duga menjadi faktor pemicu stres.


Pengeluaran Naik Tapi Gaji Tidak, Picu Stres

Sejumlah kendaraan mengantri di SPBU kawasan Kuningan, Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Pemerintah akhirnya menaikan harga BBM bersubsidi, Adapun harga BBM yang mengalami kenaikan yaitu Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter, harga solar menjadi Rp 6.800 per liter dan Pertamax menjadi Rp 14.500 per liter. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Meski begitu, para peneliti menegaskan bahwa masih ada faktor lain yang dapat berkontribusi pada kesehatan mental dan fisik seseorang.

Begitupun berdasarkan testimoni yang dipublikasikan dalam Hindustan Times. Masyarakat yang mengalami kenaikan harga BBM di negara lain merasa bahwa mereka harus menyesuaikan anggaran bulanan.

Salah satunya berpendapat bahwa meskipun harga BBM tidak berpengaruh secara langsung lantaran dirinya menggunakan kendaraan yang hemat bensin, kenaikan harga barang-barang penting lainnya itulah yang membuat dirinya harus menekan budget.

 


Dampaknya pada Kesehatan Fisik

Ilustrasi Berjalan Kaki Credit: pexels.com/Dunn

Sisi lain yang dipublikasikan dalam Journal of Policy Analysis and Management menemukan fakta berbeda. Menurut para peneliti dalam studi tersebut, kenaikan harga BBM dapat memberikan pengaruh yang baik pada kesehatan fisik.

Hal tersebut lantaran beberapa masyarakat jadi memilih untuk tidak menggunakan kendaraan dan lebih banyak melakukan aktivitas fisik tertentu seperti jalan kaki dan naik sepeda.

Alhasil, para peneliti menyimpulkan bahwa kenaikan harga BBM tersebut dapat mengurangi perilaku atau penyebab obesitas dan penyakit lainnya.

Tak berhenti di sana, akibat naiknya harga-harga kebutuhan pokok pun ditemukan para peneliti dalam studi yang dipublikasikan dalam Economic Inquiry, yang mana dapat mengurangi frekuensi masyarakat untuk makan di restoran.

Fakta tersebut pun dikaitkan oleh peneliti pada penurunan potensi obesitas.


Bukan Keputusan Mudah untuk Menaikkan Harga BBM

Antrean kendaraan sesaat jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi di SPBU Kawasan Jalan Siliwangi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (3/9/2022). Pemerintah resmi menaikkan harga BBM Bersubsidi pada Sabtu (3/9) pukul 14.30 WIB. Harga BBM Subsidi jenis Pertalite naik dari Rp 7650 ke Rp 10.000,- dan Pertamax dari Rp 12.500 ke Rp 14.500,-(Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Jokowi mengungkapkan bahwa sebenarnya dirinya tidak ingin kenaikkan harga BBM terjadi. Menurut orang nomor satu di Indonesia itu dirinya justru ingin harga BBM tetap terjangkau bagi masyarakat.

"Pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia. Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN," ujar Jokowi dalam konferensi pers Pengalihan Subsidi BBM ditulis Minggu, (4/9/2022).

Jokowi mengungkapkan bahwa anggaran dari subsidi dan kompensasi BBM pada tahun 2022 ini telah meningkat tiga kali lipat, dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502 triliun. Kenyataan pahit pun harus ditelan lantaran BBM jenis Pertalite masih dinikmati oleh para pengguna mobil pribadi yang masuk kategori mampu.

"Lebih dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu yaitu pemilik mobil-mobil pribadi. Mestinya uang negara itu harus diprioritaskan untuk memberikan subsidi kepada masyarakat yang kurang mampu," kata Jokowi.

Berkaitan dengan hal tersebut, masyarakat kembali heboh. Bahkan, Partai Buruh dan organisasi Serikat Pekerja sudah bersiap-siap akan melakukan demo.

Tak hanya itu, para driver ojek online (ojol) pun ikut melontarkan protesnya lewat menagih janji pemerintah untuk memberikan subsidi BBM pada mereka.

Infografis Perbandingan Harga BBM di SPBU Wilayah Jakarta per 3 September 2022 Pukul 14.30 WIB. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya