Direktur Utama Maharaksa Biru Energi Lepas Saham OASA Rp 18,85 Miliar

Presiden Direktur PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) Gafur Sulistyo Umar atau Bibby Gafur lepas 29 juta saham OASA.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 04 Sep 2022, 13:25 WIB
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) menyampaikan laporan terkait perubahan kepemilikan saham perseroan. Presiden Direktur PT Maharaksa Biru Energi Tbk Gafur Sulistyo Umar mengurangi kepemilikan saham OASA.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (4/9/2022), Gafur Sulistyo Umar menjual saham OASA senilai Rp 18,85 miliar.

Nilai transaksi tersebut merujuk pada jumlah saham yang dijual sebanyak 29.000.000 lembar saham atau sekitar 8,09 persen dengan harga penjualan Rp 650 per saham. 

Kini, Gafur Sulistyo Umar memegang 239.950.000 saham OASA, setara dengan 66,91 persen atas saham Perseroan yang beredar.

"Tanggal transaksi pada 1 September 2022 dengan tujuan alokasi investasi, dan status kepemilikan saham langsung,” ujar Gafur.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 2 September 2022, saham OASA melambung 12,31 persen ke posisi Rp 730 per saham. Saham OASA dibuka turun lima poin ke posisi Rp 645 per saham.

Saham OASA berada di level tertinggi Rp 785 dan terendah Rp 645 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.673 kali dengan volume perdagangan 103.660 saham. Nilai transaksi Rp 7,5 miliar.

Sebelumnya, PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) resmi berganti nama menjadi PT Maharaksa Biru Energi Tbk sekaligus juga mengganti logo.

Direktur Utama PT Maharaksa Biru Energi Tbk, Bobby Gafur Utama mengatakan, OASA secara resmi menapakkan kaki dan jejak bisnisnya menekuni industri energi baru terbarukan. Tonggak sejarah baru bagi PT Protech Mitra Perkasa Tbk. 

"Kami juga mengumumkan secara resmi pergantian nama Perseroan menjadi PT Maharaksa Biru Energi Tbk, sekaligus mengganti logo sebagai identitas diri. Saya nyatakan di sini bahwa ke depan kami memang akan serius menekuni industri hijau yang beromset triliunan rupiah,” kata Bobby Gafur Umar dalam keterangan resminya, Senin (27/6/2022).

 

 


Kembangkan EBT

Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dia menambahkan, transformasi menekuni industri EBT sesungguhnya merupakan sebuah keniscayaan. 

"EBT adalah masa depan. EBT kini sudah menjadi suatu keharusan, bukan lagi hanya sekadar pilihan. Karena itu, dukungan semua kalangan dari segala lapisan, adalah sebuah keharusan juga. Pemerintah juga sudah saatnya melakukan upaya lebih serius dalam memacu pengembangan EBT di tanah air,” kata Bobby.

Ke depan, dalam roadmap yang sudah disusun, perseroan akan dikembangkan sebagai perusahaan EBT berskala besar. OASA akan mengubah sampah menjadi energi yang bermanfaat, akan membirukan langit serta lautan Indonesia, menjadikan Indonesiaku Biru. Bahkan, merestorasi iklim, menjadikan lingkungan yang hijau berdampingan dengan langit dan lautan biru.

"Kami percaya, green technology akan menyelesaikan masalah besar keterbatasan akses energi, sekaligus memberikan economic opportunity terbesar di abad-21. Kami percaya, bisnis yang menyelesaikan masalah besar, memiliki profitability yang besar juga. OASA bertransformasi menjadi environmental technology group of companies,” kata Bobby.

Tak hanya itu, ke depan perseroan ditargetkan akan menjadi perusahaan yang tidak hanya menjalankan ‘bisnis seperti biasa’, tetapi akan membuka kunci value dengan membuat terobosan dalam hal bisnis yang berkaitan dengan lingkungan.

 


OASA Kucurkan Rp 732,15 Miliar Bangun Industri Bio Propylene Glycol

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) tengah mematangkan rencana pembangunan pabrik Bio Propylene Glycol (Bio PG) pertama di Indonesia.

Bio Pg merupakan bahan kimia organik yang secara luas digunakan di banyak sektor industri, antara lain farmasi, makanan, kosmetik, dan industri kimia.

Presiden Direktur PT Protech Mitra Perkasa Tbk, Bobby Gafur Umar mengatakan, pembangunan pabrik Bio PG pertama di Indonesia itu menelan investasi USD 50 juta atau sekitar Rp 732,17 miliar (kurs Rp 14.643 per USD).

"Sejak masuk menjadi pengendali utama di OASA, saya memang sudah komit untuk membawa Perseroan menjadi salah satu pemain utama yang harus unggul di bidang energi terbarukan. Sekarang kami sudah memulainya secara serius," kata Bobby, Senin (23/5/2022).

Pabrik Bio PG akan mulai dibangun pada 2023 di Pulau Jawa. Pabrik akan mampu menghasilkan sekitar 30 ribu ton Bip PG per tahun. Bip PG akan dipasarkan di dalam negeri maupun luar negeri atau ekspor dengan Sojitz sebagai salah satu mitra distributor.

"Sojitz akan menjadi salah satu mitra kita, terutama sebagai distributor, karena mereka sudah punya pengalaman dan jaringan yang sangat luas dalam memasarkan produk-produk semacam ini. Mereka juga sudah siap untuk menjadi off taker nya," kata Bobby.


Masuk Lini Industri Kimia

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sojitz telah menyatakan kesanggupannya sebagai pemasok glyserin mentah dan refined glyserin (glyserin yang telah dimurnikan).

Di sisi lain, langkah PT Protech Mitra Perkasa Tbk masuk ke lini industri kimia ini sejalan dengan komitmen Perseroan untuk mulai serius ikut menghidupkan industri hijau. Menurutnya, Indonesia selama ini masih mengimpor fossil-based propylene glycol.

"Ini sebenarnya adalah salah satu produk bahan kimia strategis dan penting bagi banyak produk aneka industri kosmetika, makanan serta farmasi. Selama ini Indonesia sepenuhnya mengimpor karena belum ada yang memproduksi di dalam negeri, Padahal Indonesia memiliki potensi sangat besar sebagai produsen bio propylene glycol," ujarnya.

Bahan utama dari pembuatan Bio PG pada pabrik ini adalah gliserol. Gliserol sendiri sangat mudah didapatkan, karena merupakan produk samping industri biodiesel.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya