Liputan6.com, Jakarta - PT ABM Investama Tbk (ABMM) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang semester I 2022. Hal itu ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba hingga Juni 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (4/9/2022), PT ABM Investama Tbk mencatat pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar USD 652,20 juta atau setara Rp 9,1 triliun (asumsi kurs Rp 14.900 per dolar AS). Pendapatan perseroan naik 51,81 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 429,60 juta.
Advertisement
Kenaikan pendapatan itu mendorong laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 95,48 juta atau setara Rp 1,4 triliun pada semester I 2022. Laba itu tumbuh 73,69 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 54,97 juta.
Perseroan membukukan beban pokok pendapatan USD 407,98 juta pada semester I 2022. Beban pokok pendapatan tersebut naik 33,4 persen dari periode semester I 2021 sebesar USD 305,64 juta. Dengan demikian laba bruto bertambah 97,02 persen menjadi USD 244,22 juta pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 123,9 juta.
Perseroan mencatat kenaikan laba usaha 85,45 persen menjadi USD 199,69 juta pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 107,6 juta. Dengan demikian, laba per saham dasar ABM Investama naik menjadi USD 0,03468 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 0,01997.
Perseroan mencatat total ekuitas USD 432,92 juta pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 356,88 juta. Total liabilitas perseroan naik menjadi USD 791,59 juta pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 679,81 juta.
Perseroan membukukan aset USD 1,22 miliar pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 10,3 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 291,75 juta pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 237,22 juta.
Caplok 30 Persen Saham GEMS
Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) telah dipilih menjadi pemenang lelang pada 31 Agustus untuk membeli saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) yang diadakan oleh GMR Coal Resources Pte Ltd.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (1/9/2022) PT ABM Investama Tbk membeli 1.764.705.900 saham GEMS atau setara dengan 30 persen saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh di PT Golden Energy Mines Tbk.
Seiring keputusan tersebut, perseroan melalui anak perusahaan yaitu PT Radhika Jananta Raya telah menandatangani perjanjian jual beli saham pada 31 Agustus 2022 untuk membeli 1.764.705.900 saham atau setara 30 persen dengan harga pembelian USD 420 juta atau sekitar Rp 6,23 triliun (asumsi kurs Rp 14.850 per dolar AS) ditambakan dengan imbalkan yang ditangguhkan.
Berdasarkan perjanjian, perseroan bertindak sebagai penjamin dari PT Radhika Jananta Raya yang tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali menjamin kepada penjual atas kinerja dan kepatuhan yang semestinya dan tepat waktu oleh Radhika Jananta Raya atas semua kewajiban, komitmen usaha, jaminan dan ganti rugi berdasarkan perjanjian.
Advertisement
Selanjutnya
Penyelesaian dari transaksi pembelian saham tunduk pada dipenuhinya persyaratan pendahuluan antara lain persetujuan RUPS dan dewan komisaris PT Radhika Jananta Raya atas transaksi pembelian saham.
Selain itu, persetujuan dewan komisaris perseroan yang menyetujui perseroan untuk masuk dalam perjanjian dan pemberian jaminan oleh perseroan berdasarkan perjanjian dan persetujuan dari kreditur perseroan untuk menyetujui transaksi pembelian saham termasuk perubahan supplemental indenture sehubungan dengan USD 200 juta senior notes yang jatuh tempo pada 2026.
"Berdasarkan perjanjian seluruh persyaratan pendahuluan akan diselesaikan dalam jangka waktu 75 hari sejak penandatanganan perjanjian atau pada tanggal lain sebagaimana disepakati oleh penjual dan PT Radhika Jananta Raya,” tulis manajemen ABM Investama.
Belanja Modal 2022
Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) USD 200 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.513 per dolar Amerika Serikat).
Direktur ABM Investama Adrian Erlangga mengungkapkan, capex ABM Investama digunakan untuk alat berat dan alat pendukung.
"Capex kita tahun ini diperkirakan akan berada di sekitar USD 200 juta. Capex itu hanya untuk alat berat dan supporting equipment,” kata Adrian dalam paparan publik ABM Investama, Rabu (11/5/2022).
Dia menambahkan, sementara untuk pembelian tambang baru capex nya di luar dari USD 200 juta.
"Berapa jumlah kertas yang diperlukan untuk pembelian tambang baru? Sangat tergantung dari cadangan yang kita peroleh,” ujar dia.
Adrian juga menuturkan, berapa besar volume yang bisa dihasilkan oleh tambang-tambang baru ini juga sangat berbeda ada tambang yang sudah beroperasi, tetap beroperas. Hal ini bisa memberikan kontribusi volume pada tahun yang sama.
“Sedangkan ada juga tambang yang masih membutuhkan perbaikan infrastruktur 1-2 tahun kedepan sehingga baru bisa memberikan tambahan value kepada perusahaan. Jadi belum tentu bisa masuk tapi kita coba kalau bisa adalah tambang yang sudah beroperasi sehingga bisa memberikan added value immediately di tengah harga batu bara yang sedang tinggi dua tahun kedepan ini,” ujar dia.
Pada 2022, perseroan juga mengoptimalkan sinergi, meningkatkan volume dan kinerja operasional, melakukan cost review yang berkelanjutan, menambah cadangan batu bara.
Advertisement