6 1 Juta Warga Sudah Divaksinasi Covid-19 Dosis Ketiga

Mereka yang telah mendapat vaksin dosis kedua pada Minggu bertambah 22.894 orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Sep 2022, 02:30 WIB
Petugas medis mengecek kesehatan warga sebelum divaksin booster di Gor Ciracas, Jakarta, Sabtu (19/3/2022). Vaksin booster diberikan kepada warga lanjut usia dan masyarakat berisiko tinggi tertular Covid-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 melaporkan sebanyak 61.011.471 jiwa telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau mengalami penambahan harian sebanyak 99.437 jiwa pada Minggu hingga pukul 12.00 WIB.

Seperti dilansir dari Antara, adapun mereka yang telah mendapat vaksin dosis kedua pada Minggu bertambah 22.894 jiwa, sehingga total menjadi 171.087.767 jiwa sejak program vaksinasi digulirkan. Sementara penduduk Indonesia yang telah mendapat vaksinasi covid-19 dosis pertama sudah menyentuh 203.417.526 jiwa atau bertambah 20.322 pada hari ini.

Mereka yang telah mendapat vaksinasi dosis keempat, utamanya tenaga kesehatan dan lansia, sudah mencapai 401.979 atau mengalami penambahan sebanyak 21.253 jiwa. Pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi bagi 234.666.020 jiwa.

Epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) Bayu Satria Wiratama menekankan, cakupan vaksinasi dan tingginya jumlah testing merupakan penentu aman tidaknya masyarakat banyak melakukan mobilitas dari penularan COVID-19.

“Di Indonesia tingkat kematiannya sudah rendah, ini patut kita apresiasi bahwa program vaksinasinya sudah berhasil,” kata Bayu.

Indonesia diyakini bisa menghindari gelombang ketiga Covid-19 jika vaksinasi berjalan maksimal. Untuk memenuhi target vaksinasi 70% penduduk pada akhir 2021, perlu dukungan penuh dari masyarakat. 

Total sasaran vaksinasi nasional sebanyak 208.265.720 orang. Sedangkan vaksinasi dosis pertama hingga Senin (22/11/2021) pukul 18.00 WIB sudah mencapai 135.087.931. Sedangkan vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 89.892.161. Jika masyarakat yang divaksin terus bertambah, Indonesia kemungkinan bisa menghindari gelombang ketiga.

"Selain vaksinasi, banyak orang yang sudah memiliki antibodi Covid-19 karena terinfeksi. Kenaikan kasus (mungkin) tidak setinggi saat libur Natal atau Idulfitri lalu (tahun 2020)," kata ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan kepada wartawan, Senin (22/11/2021).

Iwan mengatakan cakupan vaksinasi seluruh penduduk harus diusahakan supaya Indonesia bisa segera mengubah epidemi Covid-19 menjadi fase endemi.

 

 


Penyebab Masyarakat Enggan Vaksinasi

Menurutnya, salah satu penyebab sebagian masyarakat masih enggan mengikuti vaksinasi karena terpapar hoaks terkait efek samping dan manfaat vaksin.

Iwan menilai melawan hoaks harus dengan strategi tepat. Dia juga melihat ada sebagian masyarakat yang memang antivaksin, namun jumlahnya tidak banyak. Dia mengatakan, tidak bisa hanya mengandalkan tenaga kesehatan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat yang antivaksin atau tidak percaya vaksin.

"Harus orang yang sesuai, yang didengarkan oleh orang-orang yang percaya hoaks tersebut," pungkasnya.

Sementara itu, Guru Besar Sosiologi Universitas Gajah Mada (UGM) Sunyoto Usman menilai tidak mudah bagi orang awam untuk memahami bahaya virus Covid-19.

"Baru ketahuan dampak negatifnya setelah ada yang terpapar," kata Sunyoto.

Menurut dia, perlu literasi mengenai Covid-19 dari pemerintah, tokoh masyarakat, sekolah, kampus, media massa, hingga ormas untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat yang antivaksin atau mereka yang percaya hoaks.

"Jangan buat acara yang stimulan kerumunan," pungkas Sunyoto.

Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya