Liputan6.com, Jakarta - Badan Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, memperketat patroli keamanan untuk mengantisipasi kebakaran kembali kawasan Gunung Ciremai, setelah Kamis (1/9/2022), sekitar 7,25 hektare lahan terbakar.
"Kami berharap kejadian kebakaran hutan dan lahan ini adalah yang pertama dan terakhir. Upaya patroli pengamanan akan diperketat," kata Kepala BNTGC Teguh Setiawan yang dikutip dari Antara, Minggu (4/9/2022)
Ia mengatakan pada Kamis (1/9/2022), sekitar jam 19.00 WIB, kawasan Gunung Ciremai dan lahan di Blok Pejaten Kabupaten Kuningan terbakar.
Kejadian itu, kata dia, membuat lahan seluas kurang lebih 7,25 hektare hangus terbakar, meskipun para umumnya berupa semak belukar. Namun, berkat kesigapan petugas serta masyarakat setempat, kebakaran tersebut bisa teratasi dengan cepat dan tepat.
Baca Juga
Advertisement
"Alhamdulillah, api mulai terkendali mulai pukul 21.00 WIB dan berhasil dipadamkan pada pukul 21.30 WIB. Kunci dari keberhasilannya terletak pada cepatnya sistem informasi kejadian yang dapat direspons segera oleh semua pihak yang memadamkan," tuturnya.
Selain itu, lanjut Teguh, kesadaran masyarakat sekitar untuk tidak membakar sembarangan dan juga menginformasikan kejadian kebakaran dengan cepat, agar dapat diminimalkan.
"Kami juga menyiapkan sekat bakar, agar ketika terjadi kebakaran tidak menyebar lebih luas," katanya.
Hutan Gunung Ciremai menjadi tempat dilepasliarkan Macan Tutul Rasi. Satwa langka yang memiliki nama ilmiah Panthera Pardus Melase tersebut dilepasliar pada tanggal 5 Maret 2022. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Teguh Setiawan mengatakan, Tim Matul secara rutin memantau pergerakan Rasi.
Jarak Jelajah Macan Tutul Jawa
Berdasarkan sinyal dari GPS Colar yang dipasang di leher Rasi, pada minggu pertama dan kedua setelah pelepasliaran, pergerakan Rasi masih seputaran kandang habituasi Hutan Gunung Ciremai," ujar Teguh, Sabtu (9/4/2022).
Hal ini merupakan bagian dari naluri dan insting sang predator yang masih terbiasa dengan kandang habituasi yang dihuni selama 30 hari.
Dia menyebutkan, saat ini Rasi sudah lebih dari 32 hari berada di alam liar Hutan Gunung Ciremai.
"Setelah 1 bulan pelepasliaran Rasi, pergerakannya menunjukan ke arah lebih masuk ke kawasan dan semakin meluas. Rasi makin pede," ungkapnya.
Ketua Tim Matul TN Gunung Ciremai Robi mengatakan, pemantauan posisi Rasi terus dilakukan setiap harinya untuk mengetahui blok mana saja yang sudah dilalui Rasi.
Dari hasil pemantauan, pada tanggal 5 April 2022, saat ini Rasi sudah memasuki zona rimba dengan ekosistem hutan alam. Berdasarkan beberapa literatur, daerah
jelajah Macan Tutul Jawa mencapai 10-15 km, tergantung dari jumlah individu yang ada.
Advertisement