Geber Hyundai Stargazer Surabaya-Solo, Layak Disebut Bintang Baru Mobil Keluarga di Indonesia?

Rute pengujiannya Hyundai Stargazer tidak main-main, dari Surabaya menuju Malang, kemudian kembali ke Surabaya dan dilanjutkan ke Solo.

oleh Arief Aszhari diperbarui 14 Sep 2022, 13:13 WIB
Hyundai Stargazer dijajal melewati jalan tol Surabaya-Malang (Otosia.com/Arendra Pranayaditya)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar multi purpose vehicle (MPV), khususnya di segmen bawah alias low MPV (LMPV) masih menjadi lumbung penjualan besar bagi para pemainnya di Indonesia. Model seperti Toyota Avanza dan Veloz, Daihatsu Xenia, ataupun Suzuki Ertiga masih jadi andalan, dan terus dilakukan penyegaran untuk memberikan pilihan baru bagi konsumennya.

Tidak heran, ada saja pabrikan yang kepincut untuk mencoba peruntungannya di segmen LMPV, dan salah satunya PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) yang meluncurkan Hyundai Stargazer. Sesumbar, model ini disebut sebagai calon bintang baru mobil keluarga di Indonesia. Cocokkah predikat tersebut?

Membuktikan hal itu, Liputan6.com mendapatkan undangan untuk mencoba mobil baru asal Korea Selatan ini, yang dijual dalam empat varian. Pertama, Stargazer Active MT Rp 243,3 juta, Active IVT Rp 255,9 juta, Trend MT Rp 263,3 juta, Trend IVT Rp 275,9 juta, Style Rp 296,3 juta, dan Prime Rp 307,1 juta.

Rute pengujiannya tidak main-main, dari Surabaya menuju Malang, kemudian kembali ke Surabaya dan dilanjutkan ke Solo. Dengan jarak tempuh kurang lebih 400 km, beragam kondisi jalan dilibas, mulai dari jalur perkotaan, jalanan berliku naik dan turun, serta jalur bebas hambatan.

Saat pengujian, Liputan6.com mendapatkan varian Hyundai Stargazer tertinggi, dengan captain seat. Dengan rute yang ditempuh saat pengujian, impresi berkendara model ini, tentu saja sudah sangat terpuaskan untuk dirasakan. Lalu, bagaimana dengan performanya dan kenyamanannya? Mari kita ulas satu per satu:

Desain Hyundai Stargazer yang modern dan futuristik (Ist)

Eksterior:

Hal pertama yang bakal dibahas, adalah eksterior. Saat melihat mobil ini, tentu saja yang terbesit adalah model ini adalah desainnya yang berani dan futuristis. Lampu Horizontal DRL seakan-akan menyapa siapa saja yang melihatnya, sekaligus menjadi penanda bahwa Stargazer diluncurkan pertama kali di Indonesia, sebagai sebuah negara yang terletak di garis Khatulistiwa.

Bagian buritan tidak kalah menarik untuk diintip, desain lampu belakang berbentuk huruf H membuatnya mudah dikenali sebagai produk Hyundai. Lampu berbentuk H tersebut rupanya melambangkan keseimbangan, kesatuan, dan keharmonisan yang menghubungkan Indonesia dari bagian Timur hingga ke Barat.


Interior

Interior Hyundai Stargazer (Otosia.com/Arendra Pranayaditya)

Menuju interior, selain konfigurasi 7-searter, Hyundai menawarkan opsi Captain Seat untuk varian Trend, Style, dan Prime dengan biaya tambahan Rp 1 juta. Penggunaan Captain seat tentu menjadi daya tarik sendiri bagi sebagian orang, karena menambah nilai eksklusivitas serta adanya ruang kosong pada tengah kabin.

Jok baris ketiga bisa diakses ketika jok baris kedua dilipat secara sempurna. Saya yang memiliki tinggi 165 cm, masih bisa duduk dengan memadai di baris ketiga dan cukup nyaman untuk perjalanan dalam kota.

Hyundai Stargazer mengusung konsep utama Multifunctional Storage Space untuk desain interiornya. Sehingga mudah banyak ruang penyimpanan di dalam kabin, seperti small trays, cup holders, extra pockets, picnic tables, dan lain-lain.


Performa

Acara test drive Hyundai Stargazer jarak jauh, dari Surabaya hingga ke Solo (HMID)

Bertindak sebagai pengemudi, tidak sulit untuk menemukan posisi paling nyaman untuk berkendara. Jok memeluk badan dengan nyaman, dengan sudah dilapisi kulit sintetis. Ruang kaki dan kepala juga terasa lega, bagi Liputan6.com, yang memiliki tinggi badan kurang lebih 170an cm.

Nuansa hitam dengan aksen chrome di beberapa bagian seperti stir dan panel AC berhasil membuatnya lebih mewah. Bahkan tuas transmisinya lebih modern dan futuristik dengan desain seperti huruf L terbalik.

Saat menjadi pengemudi, satu hal yang menjadi catatan, yaitu bentuk panel meter di atas dashboard. Bergaya trapesium, dimensinya terlalu tinggi sehingga berpotensi mengangggu pandangan pengemudi ke depan. Terlebih, bagi pengemudi yang bertubuh pendek, dan itu dirasa cukup menggangu. Berharap, model facelift atau penyegarannya, Hyundai tidak lagi menggunakan bingkai dari panel meter tersebut.

Menginjak gas untuk pertama kalinya, yang dirasakan adalah impresi yang tidak terlalu istimewa di putaran bawah. Namun, saat putaran menengah ke atas, tidak ada masalah.

Handling sangat nyaman, untuk meliuk-liuk di jalan tol ataupun di kepadatan jalanan kota, mobil ini sangat nyaman dan mudah untuk dikendalikan. Satu hal yang istimewa juga, adalah suspensi dari mobil ini, yang sudah sangat baik, terasa empuk.

 

Mesin 1.500cc Smartstream G1.5 MPI yang menghasilkan tenaga 115 PS dan torsi puncak 143.8 Nm, sama seperti Hyundai Creta. (Otosia.com/Arendra Pranayaditya)

Performa mesin Smartstream G1.5 bisa dibilang cukup memuaskan untuk mobil di kelas LMPV. Saat mencoba berkendara secara eco driving dengan kecepatan 80 kpj, putaran mesin menunjukkan angka 1.500 rpm.

Jika ingin berkendara secara agresif, cukup memindahkan mode berkendara ke Sport lalu intrumental panel akan didominasi warna merah. Atau bisa menggunakan mode perpindahan manual yang diakses melalui tuas transmisi. Mesin pun bisa dipaksa meraung hingga putaran 6.300 rpm.

Di hari kedua, ketika menuju Solo dari Surabaya, Liputan6.com berkesempatan kembali menjadi pengemudi. Di jalan tol, performa mobil ini tidak perlu diragukan lagi. Tenaga seperti tidak kehabisan nafas. Bahkan, kami mampu mencapai kecepatan maksimum hingga 165 km/jam. Beberapa jurnalis yang turut serta, ada juga yang mencapai 180 km/jam.

Kabin tetap Meski berlari kencang, tingkat kekedapan kabin dinilai cukup baik dan intrusi angin bisa diminamalisir.

Ketika hendak jalan santai di tol, fitur cruise control di mobil ini tentu saja bisa dimanfaatkan, Fitur lane assist juga berfungsi maksimal dengan mengingatkan dan menjaga kendaraan tidak keluar dari marka jalan.


Hyundai BlueLink

Interior Hyundai Stargazer (Otosia.com/Arendra Pranayaditya)

Salah satu fitur unggulan Stargazer adalah Connected Car Service andalannya yakni Hyundai Bluelink. Hyundai Bluelink adalah teknologi konektivitas yang memungkinkan pemilik Hyundai Stargazer untuk terhubung dan memiliki akses penuh ke Stargazer mereka melalui smartphone.

Fitur yang Liputan6.com coba adalah menekan tombol SOS/Emergency Assistance yang terdapat di bagian atas kabin. Layar sistem hiburan memperlihatkan koordinat mobil dan proses menelepon layanan darurat Hyundai hingga tersambung.

Operator pun bertanya layanan darurat apa yang dibutuhkan. Liputan6.com merespons dengan menjelaskan saat ini sedang simulasi fitur Bluelink. Setelah bertanya apakah ada hal lain yang bisa dibantu, operator layanan darurat mengucapkan terima kasih dan menutup sambungan telepon.

Fitur keselamatan

Fitur keselamatan di Hyundai Stargazer juga sangat mumpuni. Disebut sebagai Smartsense yang terdiri dari Forward Collision-avoidance Assist (FCA), Lane Following Assist (LFA), Lane Keeping Assist (LKA), Blind-spot Collision-avoidance Assist (BCA), dan Rear Cross-traffic Collision-avoidance Assist (RCCA).


Kesimpulan

Hyundai Stargazer (Arief/Liputan6.com)

Hyundai Stargazer memang layak disebut bintang baru LMPV di Indonesia, dengan menggabungkan desain eksterior yang berani dan futuristik, mobil ini akan menjadi perhatian saat di jalan. Bahkan, ketika di perjalanan, tidak jarang pengendara lain, menengok ke arah mobil yang Liputan6.com kendarai. Baik untuk melihat desain, ataupun bentuk dari mobil ini.

Hal yang serupa juga untuk penilaian interior Hyundai Stargazer, karena memang baik sebagai pengemudi dan penumpang, sudah sangat dimanja dengan konfigurasi captain seat di baris kedua. Layaknya sebuah mobil mahal, yang tidak diragukan lagi tingkan kenyamanannya.

Begitu juga dengan performa, yang sudah melebihi ekpektasi, dengan semburan tenaga dan pengoperasian transmisi, serta handling yang ciamik. Kabin terasa lega, senyap, dan ditopang dengan suspensi dan kaki yang begitu baik.

Satu hal yang menjadi catatan, bingkai di dashboard di bagian panel meter yang terasa cukup mengganggu.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya