Liputan6.com, Jakarta - PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) mengakui kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berimbas pada operasional perseroan. Salah satunya dari lini bisnis logistik, AnterAja. Direktur Utama Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto mengisyaratkan ada penyesuaian harga jasa.
"Kenaikan harga BBM sekitar 30 persen pasti akan mempengaruhi seluruh industri, termasuk logistik dan jasa pengantaran.Hanya saja kita masih menghitung ulang berapa dampak kenaikan harga atau tarif yang wajar atas kenaikan harga BBM ini,” kata Prodjo kepada Liputan6.com, Senin (5/9/2022).
Advertisement
Prodjo tidak menutup kemungkinan kenaikan biaya operasional akan dibebankan pada konsumen. Pemerintah resi melakukan perubahan sejumlah harga BBM. Antara lain pertalite dari Rp 7.600 menjadi Rp 10.000. Kemudian solar subsidi Rp 5.150 menjadi Rp 6.800. Pertamax nonsubsidi Rp 12.500 menjadi Rp 14.500.
“Pasti dibebankan ke konsumen. Tetapi di sisi lain kita pasti juga akan melakukan banyak efisiensi dan kolaborasi dengan value chain agar dapat menahan kenaikan tarif yang sewajarnya,” imbuh Prodjo.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Arsjad Rasjid mengamini sektor logistik menjadi salah satu yang terdampak secara langsung atas penyesuaian harga BBM.
“Dampak dari pengurangan subsidi BBM akan dirasakan oleh lintas sektor. Tapi yang merasakan dampak secara langsung adalah sektor transportasi, logistik dan sektor yang membutuhkan distribusi barang seperti retail,” kata dia.
Seluruh Sektor Bakal Terkena Imbas Kenaikan Harga BBM Subsidi
Dalam jangka pendek, seluruh sektor kemungkinan akan mengalami penurunan permintaan. Hal ini karena konsumen akan memfokuskan pengeluarannya lebih kepada pembelian BBM, dan mengurangi konsumsi lainnya.
Dalam jangka panjang, pemerintah telah mengalokasikan APBN untuk bantuan lebih tepat sasaran seperti BLT bagi masyarakat miskin, subsidi upah, dan bantuan angkutan umum, bantuan ojek online, dan untuk nelayan, maka daya beli masyarakat tetap akan terjaga.
Selain itu, dampak kenaikan harga BBM ini akan lebih dirasakan oleh UMKM, karena ketergantungan UMKM pada BBM yang tinggi.
“Pemerintah diharapkan juga memberikan bantuan kepada UMKM, seperti tambahan subsidi bunga KUR, insentif pajak hingga permodalan dalam mendukung pemulihan ekonomi dan ekspansi usaha,” kata Arsjad.
Advertisement
Harga BIRD-ASSA Melemah pada Sesi I 5 September 2022
Sebelumnya, Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai Sabtu, 3 September 2022. Kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut berdampak terhadap sejumlah saham pada perdagangan sesi pertama, Senin (5/9/2022).
Mengutip data RTI, indeks sektor saham transportasi dan logistik turun 1,58 persen dan memimpin koreksi pada perdagangan sesi pertama, Senin, 5 September. Disusul indeks sektor saham kesehatan yang susut 1,09 persen, dan indeks sektor saham properti melemah 0,65 persen.
Adapun saham-saham yang melemah imbas kenaikan harga BBM subsidi itu antara lain, saham ASSA turun 4,79 persen ke posisi Rp 1.390 per saham. Saham ASII merosot 0,36 persen ke posisi Rp 6.900 per saham, dan saham BIRD melemah 1,74 persen ke posisi Rp 1.410 per saham.
Selain itu, saham WEHA susut 6,4 persen ke posisi Rp 117 per saham, saham BPTR terpangkas 5,71 persen ke posisi Rp 198 per saham dan saham HATM melemah 6,13 persen ke posisi Rp 398 per saham. Saham GOTO menguat tipis 0,70 persen ke posisi Rp 286 per saham.
Adapun koreksi saham emiten transportasi dan otomotif ini terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat hingga sesi pertama.
IHSG Menguat pada Sesi I 5 September 2022
Pada sesi pertama, IHSG naik 0,58 persen ke posisi 7.218. Indeks LQ45 menguat 0,64 persen ke posisi 1.026,32. Seluruh indeks acuan kompak menghijau. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.233,41 dan terendah 7.147,97. Sebanyak 247 saham menguat dan 260 saham melemah. 184 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 962.126 kali. Total volume perdagangan 19,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 7,9 triliun. Pada sesi pertama, sektor saham energi memimpin penguatan dengan melonjak 3,08 persen, indeks sektor saham IDXindustry naik 1,64 persen dan indeks sektor saham IDXbasic bertambah 0,82 persen. Sementara itu, indeks sektor saham logistik dan transportasi melemah 1,58 persen dan pimpin koreksi. Diikuti indeks sektor saham kesehatan susut 1,09 persen.
Adapun Pemerintah memutuskan menaikkan harga Solar subsidi menjadi Rp 6.800 per liter, Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter, dan Pertamax Rp 14.500 per liter. Secara sederhana, kenaikannya berkisar Rp 1.700-2.550 per liter.
Advertisement