Liputan6.com, Probolinggo - Sejumlah Sekolah Dasar di sejumlah kecamatan Probolinggo kekurangan kepala sekolah. Salah satunya di Kecamatan Sumbersari, Saat ini terdapat 9 sekolah SD yang tidak memiliki kepala sekolah.
Jabatan kepala sekolah kosong karena sudah purna tugas. Sekolah tersebut diisi rangkap jabatan oleh kepala sekolah senior dari lembaga lain.
Advertisement
Kesembilan lembaga SD tersebut SDN Laweyan 3, SDN Muneng Leres 2, SDN Sumberbendo 1, SDN Muneng Kidul, SDN Jangur, SDN GILI Ketapang 1, SDN Mentor 3.
“Solusinya tentu dirangkap oleh kepala sekolah yang senior. Itupun pengajuannya sangat mendesak karena berkaitan dengan masa berakhirnya untuk memasukkan data siswa, data guru, termasuk nanti tujuannya ingin mengetahui nilai rapot pendidikan,” kata Koordinator Wilayah (Korwil) Bidang Pendidikan dan Kebudayaan (Dikdaya) Kecamatan Sumberasih, Yuliastuti, Senin (5/9/2022).
Menurut Yuli, kepala sekolah yang merangkap jabatan ini kebijakannya hanya dalam tugas saja. Khususnya berkaitan dengan administrasi. Sedangkan yang lain-lain masih ada tanda petik.
Kekurangan kepala sekolah tentunya juga menghambat karena otomatis kepala sekolah tidak bisa maksimal
“Perannya kepala sekolah kalau di era sekarang ini mempunyai power yang sangat besar. Sebab tanpa seorang manager, anak buah dalam hal ini guru sulit untuk beraktivitas. Padahal kepala sekolah ini sebagai pengendali dalam satu lembaga,” tegasnya.
Selain itu, jelas Yuli, dua bulan lagi dan tahun depan ada 5 orang guru di Kecamatan Sumberasih yang sudah purna. Secara otomatis akan ada kekurangan guru. Memang ada solusi dari para kepala sekolah dengan menerima mahasiswa magang.
“Artinya magang ini, ada yang masih semester 7 dan semester 5. Bahkan ada yang sudah lulus. Tetapi tetap bagi kami mereka itu magang. Sebab belum ada regulasinya, sehingga statusnya dari lembaga magang,” jelasnya.
Masih Kekurangan Guru
Secara umum terang Yuli, beberapa lembaga masih kekurangan guru. Karena idealnya dalam satu lembaga itu ada 8 guru meliputi 6 guru kelas dan 2 guru mata pelajaran serta 1 kepala sekolah.
“Saat ini ada 2 lembaga yang menerapkan multigrade. Yakni SDN Laweyan 3 dan Sumberbendo 1. Sebab siswanya kurang dari 60 orang. Secara otomatis mereka harus mengikuti program dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo. Dimana lembaga yang siswanya kurang dari 60 dan keterbatasan guru maka wajib mengikuti program multigrade,” terangnya.
Advertisement