Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa pemerintah tidak pernah melakukan intervensi terhadap penetapan harga Jenis Bahan Bakar Minyak Umum (JBU). Pernyataan ini menjawab kabar yang ramai di masyarakat bahwa pemerintah mengatur harga Bahan Bakar Umum yang dijual oleh Badan Usaha PT Vivo Energy Indonesia.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menyampaikan, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM yang telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2021, pemerintah menetapkan 3 Jenis BBM yang beredar di masyarakat.
Advertisement
Ketiga Jenis tersebut adalah Pertama BBM Tertentu (JBT). BBM ini mendapat subsidi dan kompensasi, yaitu minyak tanah dan solar. Kedua adalah Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP). BBM yang tidak mendapat subsidi namun mendapat kompensasi yaitu Bensin RON 90
Ketiga adalah Bahan Bakar Minyak Umum. BBM ini luar JBT dan JBKP atau BBM umum
“Menteri ESDM menetapkan Harga Jual Eceran (HJE) Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan. Sedangkan HJE Jenis BBM Umum dihitung dan ditetapkan oleh Badan Usaha,” jelas Tutuka dalam keterangan tertulis, Senin (5/9/2022).
Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum (JBU) ditetapkan oleh Badan Usaha. Dalam upaya pengendalian harga di konsumen, Pemerintah menetapkan formula Batas Atas, di mana harga BBM mengacu kepada harga acuan pasar MOPS/Argus dan biaya distribusi dengan margin Badan Usaha maksimal 10 persen.
Hal ini ditetapkan dalam Kepmen ESDM No 62.K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum dan/atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.
“Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah akan menegur Badan Usaha apabila menjual BBM melebihi Batas Atas. Penetapan harga jual di SPBU saat ini merupakan kebijakan Badan Usaha yang dilaporkan ke Menteri cq. Dirjen Migas. Sehingga tidak benar Pemerintah meminta Badan Usaha untuk menaikkan harga,” jelas pungkas dia.
Harga BBM Lebih Murah dari Pertalite, RON 89 Vivo Kini Hilang dari Peredaran?
Harga BBM dengan kadar RON 89 milik Vivo, Revvo 89 menjadi incaran masyarakat pasca pemerintah atur ulang harga BBM Subsidi termasuk Pertalite. Harga jual baru Pertalite ternyata lebih mahal ketimbang Revvo 89.
Dijual Rp 8.900 per liter, banyak masyarakat disebut beralih ke SPBU Vivo itu. Peralihan ini menurut pantauan, terjadi sejak Sabtu (3/9/2022) malam pasca pengumuman kenaikan BBM Subsidi.
Kabar terbaru, warganet membagikan momen kalau RON 89 dengan nama Revvo 89 tak ada di pasaran.
"Pantauan dari SPBU Vivo Kalimalang, Revvo 89 sudah tidak tersedia sejak pukul 07.00 WIB. Petugas SPBU menyatakan seluruh SPBU Vivo kehabisan stok Revvo 89," kata Anggie, salah satu pelanggan Vivo yang hendak mengisi BBM, saat bercerita kepada Liputan6.com, Minggu (4/9/2022).
Hal senada juga diungkapkan Telni ketika melintas di SPBU Vivo.
"SPBU Vivo Sasak Ciputat juga sudah di takedown neh Revo 89 yang di Vivo. Tapi masih buka layani varian yang lain," cerita dia kepada Liputan6.com.
Hilangnya RON 89 produk Vivo ini juga ramai di media sosial. Dari unggahan di platform Twitter, salah satu warganet membagikan foto daftar bahan bakar minyak milik Vivo.
Ternyata, tertera Revvo 89, hanya saja, harga yang biasanya muncul, kini tak ada di tempat seharusnya. Memperkuat kabar kalau Revvo 89 habis.
"(Revvo) 89 terpantau hilang dari penjualan," tulis seorang warganet akun @PapersBoy.
Sebelumnya, beredar kabar kalau Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau kepada Vivo untuk menyesuaikan harga BBM pasca kenaikan Pertalite.
Namun, hingga berita ini diturunkan, Liputan6.com sudah mengonfirmasi kabar ini ke Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji. Hanya saja belum mendapatkan respons.
Advertisement
Perbandingan Harga BBM
Pemerintah menaikkan harga sejumlah jenis BBM, mulai dari Solar, Pertalite, hingga Pertamax. Penyesuaian harga BBM ini membuat selisih dengan SPBU swasta di Indonesia menjadi lebih sempit.
Setelah kenaikan, BBM RON 90 Pertalite dijual Rp 10.000 per liter. BBM RON 92 Pertamax dijual Rp 14.500 per liter, keduanya mengalami kenaikan. Serta BBM RON 98 Pertamax Turbo turun dari harga sebelumnya dan dijual Rp 15.900 per liter.
Jika dibandingkan dengan BBM di SPBU swasta seperti Shell, Vivo dan BP AKR, tak ada perbedaan signifikan. Ketiganya, merupakan jenis BBM paling populer saat ini.
Sebut saja Shell Super dengan RON 92 dijual Rp 15.420 per liter. Kemudian Shell V-Power dengan RON 95 dijuak Rp 16.130 per liter, serta Sehll V-power+Nitro dengan RON 98 dijual Rp 16.150 per liter.
BP AKR juga menjual dengan harga yang tak berbeda jauh. BP 90 dijual Rp 17.195 per literz kemudian BP 92 dijual Rp 17.300 per liter, serta BP 95 dijuak Rp 18.300 per liter.
Sementara itu, salah satu produk BBM dari Vivo ternyata ada yang lebih murah dari Pertalite yang dijual Pertamina. Yakni, Revvo 89 dengan RON 89 dijual Rp 8.900 per liter. Kemudian, Revvo 92 dijual Rp 17.500 per liter, san Revvo 95 dijual Rp 19.500 per liter.
Perbedaan harga yang tak jauh berbeda ini membuat persaingan di tingkat konsumen juga semakin kompetitif. Beberapa pelanggan dikabarkan pindah ke SPBU swasta setelah mendapati kabar BBM Subsidi yang dijual Pertamina berubah harga.