Liputan6.com, Samarinda - Kalimantan Timur merupakan provinsi yang memiliki begitu banyak objek wisata, eksotisnya alam di wilayah ini sering kali menjadi buruan para pencinta rekreasi. Salah satu destinasi wisata yang cukup menarik adalah Bukit Steling, yang merupakan objek wisata Samarinda, Kalimantan Timur.
Objek wisata ini menawarkan pemandangan dengan panorama alam yang indah. Saat malam hari, dari atas Bukit Steling akan terlihat indahnya warna warni lampu pijar jembatan atau kelip cahaya lampu bangunan yang berada di kejauhan.
Letaknya cukup strategis dan mudah dijangkau. Bukit Steling berada di antara dua gunung yaitu, Gunung Manggah dan Gunung Selili.
Baca Juga
Advertisement
Bukit ini berlokasi di desa Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Konon, menurut warga setempat, bukit cantik ini pernah menjadi pos pantau tentara Belanda.
Perjalanan menuju Bukit Steling merupakan pengalaman yang sangat sulit dilupakan. Selama jauhnya perjalanan, pengunjung akan dimanjakan dengan kondisi hutan yang masih asri.
Udaranya pun terbilang sejuk dan diiringi irama dari serangga pepohonan. Suasana alamnya begitu kental.
Memiliki elevasi dengan ketinggian 117 meter, maka bukit ini tergolong perbukitan rendah dengan kisaran ketinggian bukit rendah, yaitu 50 meter hingga 200 meter.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Permukiman
Secara geologi, penyebutan nama Gunung Stelling bukanlah nama yang tepat, sebab Glossary of Landform and Geolologic Terms mengemukakan bahwa arena gunung adalah suatu area yang memiliki ketinggian lebih dari 300 meter dengan memiliki kemiringan lereng 25% lebih besar.
Bukit Steling dengan perbukitan rendah ini pernah dimanfaatkan sebagai permukiman warga setempat. Sejak tahun 2000-an, bukit ini sudah dipenuhi pemukiman.
Hal ini sangat wajar, mengingat wilayah ini sangat strategis, memiliki pesona pemandangan di atas bukit yang indah, dekat dengan pelabuhan kota, serta dekat dengan Sungai Mahakam. Namun, di tengah indahnya, bukit ini mempunyai daya bahaya secara geologi seperti tanah longsor.
Padatnya penduduk dapat memberikan beban tanah yang berat, sehingga rawan longsor di lereng bukit. Selain itu, karena berada di jalur patahan dengan jenis patahan naik, maka tak heran jika terdapat bidang lemah pada batuannya yang menimbulkan rekahan atau retakan.
Adanya hal tersebut membuat batuan pada Bukit Steling mudah mengalami pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas manusia, panasnya terik matahari, dan air hujan. Lokasi batuan di bukit ini didominasi batu lempung sisipan batu pasir dengan kisaran kemiringan antara 390-540 meter.
Deskripsi batuan di bukit ini yakni, untuk batu pasir berwarna lapuk kemerahan. Sedangkan, untuk batu lempung berwarna abu-abu kehitaman, seperti ada lapisan batu bara.
Jika berkunjung ke Bukit Steling, pengunjung dapat melakukan beragam aktivitas, seperti mendaki, berpiknik bersama keluarga, serta berfoto. Dari atas bukit pula, pengunjung dapat menikmati pemandangan Kota Samarinda dari ketinggian.
Penulis: Resla Aknaita Chak
Advertisement