Liputan6.com, Jakarta - Transaksi digital di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus meningkat . Pengguna BSI Mobile mencapai 40,7 juta orang hingga akhir Juni 2022. Jumlah tersebut melonjak 81 persen secara year on year (yoy).
"Alhamdulilah berkat dukungan masyarakat, transaksi digital Bank Syariah Indonesia terus meningkat," ujar Direktur Sales and Distribution Bank Syariah Indonesia Anton Sukarna, dari keterangan tertulis, Senin (5/9/2022).
Advertisement
Sejauh ini profil nasabah BSI sebanyak 97 persen telah beralih menggunakan e-channel untuk beraktivitas perbankan. Transaksi kumulatif BSI Mobile per Juni 2022 mencapai 117,72 juta transaksi dan berkontribusi memberikan fee based income sebesar Rp 119 miliar.
"BSI saat ini juga menjadi satu dari delapan penyelenggaraan jasa pembayaran (PJP) QRIS antara Indonesia dan Thailand. Lewat kerja sama itu nasabah BSI dan masyarakat indonesia sudah bisa menggunakan QRIS via BSI Mobile untuk bertransaksi di Thailand," terang Anton.
Dia meyakini, pemberlakuan QRIS antar negara ini dapat mendorong pertumbuhan penggunaan layanan BSI Mobile.
Transaksi QRIS BSI lanjut Anton meningkat secara signifikan. dia membeberkan data yakni pada Januari hingga Juni 2022 total transaksi QRIS BSI sebesar 2,7 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp 524 miliar.
Jumlah tersebut menurutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 459 ribu transaksi dengan nilai sebesar Rp 37 miliar.
Hari Pelanggan
Di sisi lain hari Pelanggan Nasional menjadi momentum bagi PT Bank Syariah Indonesia (BSI)untuk selalu dekat di hati nasabah. BSI siap memberikan layanan yang ultimate melalui berbagai solusi digital untuk menjawab pergeseran perilaku nasabah setelah masa pandemi Covid 19.
"BSI sangat peduli terhadap kebutuhan dan kemudahan transaksi nasabah, oleh karena itu BSI terus bertransformasi memberikan Ultimate Service dan Operational Excellence melalui inovasi layanan transaksi keuangan dan digitalisasi," kata dia.
Oleh karena itu, BSI memberikan berbagai promo menarik bagi nasabah yang selalu bertransaksi menggunakan BSI debit dan BSI Hasana Card seperti diskon atau voucher belanja di berbagai swalayan, diskon atau cashback sd Rp 500 ribu di berbagai tempat kuliner, diskon bagi nasabah yang berbelanja melalui e-commerce hingga diskon 10 persen bagi nasabah yang berbelanja keperluan renovasi rumah di Mitra 10.
Tak hanya itu BSI juga memberikan diskon untuk kebutuhan kepemilikan kendaraan melalui BSI OTO berupa cashback, diskon biaya admin dan hadiah langsung logam mulia.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai promo yang diberikan oleh BSI anda dapat melihat langsung ke website www.bankbsi.co.id/promo.
Reporter: Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
BSI Bidik Pertumbuhan Laba hingga 35 Persen pada 2022
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI menargetkan pertumbuhan laba hingga 35 persen pada 2022. Keyakinan itu merujuk pada tren pembiayaan yang meningkat, seiring dengan pulihnya ekonomi tanah air.
"Proyeksi pertumbuhan laba kita di akhir tahun ini, mungkin pertumbuhannya akan bertahan di angka sekitar 30 persen sampai 35 persen dibandingkan dengan tahun yang lalu,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam paparan kinerja perseroan, Kamis (25/8/2022).
Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan ekspansi dari sisi pembiayaan yang sehat. Tahun ini, perseroan membidik pertumbuhan pembiayaan di atas 15 persen. Hery menjelaskan, pendapatan perseroan sebagai perbankan disumbang oleh asset liabilities dan fee base.
"Jadi revenue kita datangnya dari margin aset, dan tentu ekspansi pembiayaan yang sehat dengan pertumbuhan yang kita canangkan di atas 15 persen itu akan kita capai. Yang kedua adalah perbaikan kualitas pembiayaan sehingga NPF gross mengalami penurunan 2,78 persen (per Juni 2022),” beber dia.
Pada paruh pertama tahun ini, BSI mampu membukukan laba bersih mencapai Rp2,13 triliun, tumbuh 41,31 persen yoy. Kinerja positif ini didukung oleh kepercayaan masyarakat melalui penempatan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 244,66 triliun, tumbuh 13,07 persen dengan proporsi DPK didominasi oleh tabungan wadiah, giro dan deposito.
Sementara dari sisi pembiayaan BSI secara keseluruhan sebesar Rp 191,29 triliun tumbuh 18,55 persen. Segmen pembiayaan terbesar yang menyokong capaian tersebut di antaranya pembiayaan mikro tumbuh 31,13 persen, pembiayaan konsumer tumbuh 21,66 persen, pembiayaan wholesale tumbuh 20,34 persen, pembiayaan kartu tumbuh 22,87 persen dan gadai emas tumbuh 20,07 persen.
Raihan ini juga didukung NPF Nett sebesar 0,74 persen. Adapun cash coverage BSI meningkat signifikan menjadi 157,93 persen. Pada periode yang sama, BSI mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 12,46 persen secara yoy menjadi Rp277,34 triliun.
Selain itu, Bank Syariah Indonesiajuga terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya dengan membaiknya biaya operasional (BOPO) menjadi 74,50 persen.
Rights Issue Perseroan
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) akan menambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/8/2022), PT Bank Syariah Indonesia Tbk menerbitkan maksimal 6 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Perseroan akan memakai dana hasil rights issue untuk penyaluran pembiayaan dalam mendukung pertumbuhan bisnis perseroan. PT Bank Syariah Indonesia Tbk mengharapkan proses rights issue selesai pada kuartal IV 2022.
Adapun bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD-nya, persentase kepemilikannya atas perseroan akan terdilusi hingga sebanyak-banyaknya 12,73 persen.
Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, Bank Syariah Indonesia akan meminta persetujuan pemegang saham pada 23 September 2022.
Dengan pelaksanaan rights issue tersebut, perseroan akan memiliki kecukupan modal yang baik dengan CAR lebih dari 20 persen dan penambahan profitability yang optimal bagi pemegang saham dengan proyeksi dan return on equity (ROE) lebih dari 20 persen.
Aset Perseroan saat ini berada di peringkat tujuh secara nasional sekaligus menjadi bank syariah terbesar di Indonesia.
Seluruh indikator keuangan Perseroan memiliki kinerja yang cukup optimal. Perseroan memiliki visi untuk menjadi top 10 Global Sharia Bank dengan aspirasi aset Rp500 triliun pada 2025 dengan Return On Equity (ROE) lebih dari 18 persen.
Untuk mencapai aspirasi visi tersebut, Perseroan melakukan ekspansi pertumbuhan baik secara organik maupun anorganik. Perseroan memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) lebih dari 15 persen hingga 2025.
Advertisement