Liz Truss Terpilih Jadi Perdana Menteri Inggris

Liz Truss terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris menggantikan posisi Boris Johnson, Senin (5/9) setelah unggul dalam pemilihan melawan rivalnya, Rishi Sunak.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 05 Sep 2022, 18:40 WIB
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss dan mantan kanselir menteri keuangan Rishi Sunak, pesaing untuk menjadi perdana menteri negara berikutnya dalam debat capres. (AFP)

Liputan6.com, London - Liz Truss terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris menggantikan posisi Boris Johnson, Senin (5/9) setelah unggul dalam pemilihan melawan rivalnya, Rishi Sunak.

Sejak awal, Liz Truss sudah diperkirakan akan mengalahkan Rishi Sunak dan diumumkan sebagai pemimpin baru Partai Konservatif.

Truss yang sejak awal menguasai jajak pendapat menjanjikan pembekuan tagihan energi untuk kesejahteraan masyarakat Inggris, demikian dikutip dari laman BBC, Senin (5/9/2022).

Di sisi lain, ia juga berjanji untuk mulai memotong pajak sejak hari pertama.

Boris Johnson dipaksa mundur pada 7 Juli 2022 usai pejabat pemerintah, yang memprotes kepemimpinannya dilanda skandal. Johnson terus menjabat sebagai perdana menteri sementara sampai ada pemimpin baru menggantikannya.

Johnson, yang meraih kemenangan telak dalam pemilihan umum pada 2019, kehilangan dukungan setelah dia terjebak dalam serangkaian skandal, termasuk skandal Partygate dan skandal Chris Pincher.

Tetapi Johnson mempertahankan rekornya dalam penampilan terakhirnya di Pertanyaan Perdana Menteri di House of Commons pada Rabu sore, tak lama sebelum hasil pemungutan suara diumumkan. Anggota parlemen akan memulai reses musim panas mereka pada Kamis.

Johnson menandatangani pidato perpisahannya dengan mengatakan "Hasta la vista, baby" (Sampai jumpa), sebuah ungkapan terkenal yang digunakan oleh legenda Hollywood Arnold Schwarzenegger dalam film Terminator, memicu spekulasi bahwa ia bertujuan untuk membuat comeback politik.


Liz Truss Unggul di Survei

Rishi Sunak (kanan) dan Liz Truss (kiri), dua kandidat PM Inggris yang baru. (AP)

Truss akan menjadi perdana menteri wanita ketiga di Inggris setelah Theresa May dan Margaret Thatcher.

Wanita berusia 47 tahun itu secara konsisten mengungguli Rishi Sunak yang berusia 42 tahun dalam pemungutan suara, di antara sekitar 200.000 anggota yang memenuhi syarat untuk memilih.

Kontes ini dimulai pada Juli 2022 setelah Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya menyusul serangkaian skandal.

Pemungutan suara melalui pos dan online ditutup pada Jumat kemarin setelah delapan minggu kampanye, yang Truss gambarkan kepada BBC sebagai "masa kerja terlama dalam sejarah".

Sebuah jajak pendapat YouGov pada akhir Agustus kemarin menemukan 52 persen mendukung Liz Truss akan menjadi perdana menteri.


Proses Pemilihan

Menlu Inggris Liz Truss bersama para mitra gojek di Monas. Dok: British Embassy

Awalnya ada 11 kandidat yang mengajukan diri, tetapi dalam pemungutan suara putaran kelima dan terakhir di antara anggota parlemen Konservatif, Rishi Sunak memenangkan 137 suara dan Liz Truss Truss 113 suara. Calon-calon lain mendapat lebih sedikit suara.

Liz Truss berterima kasih kepada beberapa anggota parlemen di luar parlemen tak lama setelah hasil pemungutan suara diumumkan.

"Saya ada di dalam ini, untuk memenangkannya," katanya kepada wartawan. Dalam sebuah pernyataan, dia menerangkan: "Sebagai perdana menteri saya akan mulai bekerja sejak hari pertama, menyatukan partai, dan memerintah sesuai dengan nilai-nilai Konservatif."

Dalam wawancara hari Kamis 21 Juli, Liz Truss mengatakan dia memiliki "ketangguhan" dan "ketabahan" untuk memimpin negara di masa-masa sulit. "Kita berada di masa yang sangat sulit. Kita harus berani,” katanya kepada BBC.

Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China? (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya