7 Fakta Terkini Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang Uji Coba November 2022

Wakil Menteri (Wamen) BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menargetkan uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung akan dilakukan pada waktu G20 yakni November 2022.

oleh Azizah Savira diperbarui 06 Sep 2022, 13:03 WIB
Rangkaian kereta cepat diturunkan menggunakan alat berat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (2/9/2022). PT KCIC mengatakan dua trainset atau rangkaian kereta cepat telah tiba. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri (Wamen) BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menargetkan uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung akan dilakukan pada waktu G20 yakni November 2022.

"Kita akan melakukan uji coba nanti pada November 2022 pada waktu G20 dari jalur Tegalluar sampai dengan Kopo," ujar Kartika Wirjoatmodjo.

Dia juga menyebutkan, kedatangan rangkaian kereta api cepat di Indonesia ini menjadi salah satu bentuk kesiapan jelang kegiatan G20 yang akan diadakan November mendatang. Rencananya Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Tiongkok Xi Jinping akan melakukan kunjungan kerja melihat progres pekerjaan sekaligus mencoba Kereta Inspeksi (EMU - CIT) dari DK 127 menuju Stasiun Tegalluar.  

"Insya Allah sesuai jadwalnya seperti itu, tapi nanti kita lihat pada waktu G20," katanya. Rangkaian kereta cepat Jakarta Bandung (KCJB) tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Saat ini PT KCIC bersama konsorsium kontraktor terus melakukan berbagai percepatan pembangunan dan mempersiapkan kebutuhan jelang uji dinamis tersebut serta operasional di tahun depan.

KTT G20 sendiri merupakan pertemuan puncak yang dihadiri seluruh kepala pemerintahan/negara anggota G20. Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Berikut ini fakta-fakta terkait proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB):

1. Kereta cepat pertama di Asia Tenggara

Pengiriman rangkaian kereta cepat ini menjadi yang pertama kalinya dari China ke luar negeri. Sebagai pionir kereta cepat di Asia Tenggara, kehadiran Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan ditunggu masyarakat indonesia.

Seperti diketahui, Rangkaian EMU atau kereta untuk proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) mulai dikirim dari China ke Indonesia pada Jumat 5 Agustus.


Teknologi Canggih

Potret Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang mulai dikirim ke Indonesia (dok: KCIC)

2. Teknologi canggih

Menhub menjelaskan, KCJB mengadopsi teknologi tinggi yaitu Grade of Automation atau GOA Level 1. Selain itu juga memiliki desain yang ramping sehingga dapat mendukung akselerasi atau kecepatan dari kereta tersebut yang bisa mencapai 350 km per jam.

Nantinya, KCJB akan melayani sebanyak 68 perjalanan setiap harinya dan berhenti di lima stasiun. Dengan demikian, waktu tempuh Jakarta–Bandung hanya membutuhkan waktu 36 menit-45 menit atau lebih singkat dibandingkan waktu tempuh sebelumnya yang bisa mencapai 2,5 jam untuk sampai tujuan.

3. Biaya Bengkak

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyebut nilai pembengkakan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat yang sudah ditemukan mencapai US$1,176 miliar, atau setara dengan Rp 16,8 triliun.

Hasil temuan tersebut sudah diserahkan kepada Kementerian BUMN pada Maret 2022. Berdasarkan catatan bisnis, biaya awal pembangunan Kereta Cepat ini sebesar US$6,07 miliar atau sekitar Rp86,5 triliun.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo mengatakan persoalan cost overrun proyek kereta cepat masih terus dibahas. Pasalnya, China Development Bank (CDB) meminta Indonesia ikut turun tangan membiayai cost overrun proyek kereta cepat.


Presiden Xi Jinping Beri Jaminan

Foto yang diabadikan pada 28 Juni 2020 ini menunjukkan bagian dalam terowongan No. 1 dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Jakarta. Terowongan sepanjang 1.885 meter itu ditembus menggunakan mesin pengebor terowongan berdiameter 13,23 meter. (Xinhua/Du Yu)

4. Tarif kereta cepat

Nantinya, tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan dikenakan tarif sekitar Rp 250.000 sampai dengan Rp 350.000. Kisaran tarif akan disesuaikan dengan kelas pelayanan yang terbagi pada delapan rangkaian kereta untuk total kapasitas 601 pelanggan.

5. Presiden Xi Jinping beri jaminan

Presiden China Xi Jinping lewat perwakilan perusahaan China Railway memberikan jaminannya untuk kelancaran proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) agar bisa rampung sesuai dengan target.

Hal tersebut disampaikan oleh China Railway International Co (CRIC) Gao Feng yang mengatakan bahwa Presiden China Xi Jinping telah meminta CRIC menjamin proyek kereta cepat Jakarta Bandung (KCJB) dikerjakan dengan lancar.

Seperti diketahui, selama ini, CRIC merupakan salah satu mitra PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dalam proyek pembangunan KCJB. "Presiden Xi Jinping telah meminta agar proyek KCJB dikerjakan sesuai dengan yang direncanakan,” kata Gao Feng dalam acara pengiriman perdana EMU Kereta Cepat Jakarta-Bandung secara daring).

Gao Feng pun menjelaskan proyek pembangunan KCJB menjadi kesepakatan penting yang dicapai antara Indonesia dan China. Terutama dengan CRIC sebagai pemasok industri kereta cepat.


Optimis Rampung di 2023

Potret Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang mulai dikirim ke Indonesia (dok: KCIC)

6. PSBI Akan Tambal Pembengkakan Biaya Rp 4 Triliun

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut PSBI akan menambal pembengkakan biaya sebesar Rp 4 triliun, sedangkan China Railway International senilai Rp 3 triliun.

Sementara, 75 persen sisanya berasal dari pinjaman atau utang. Hanya saja, persentase pinjaman yang dibutuhkan untuk menambal pembengkakan biaya mega proyek tersebut belum diketahui.

Artinya, pinjaman akan disesuaikan dengan total cost overrun. Saat ini Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) masih melakukan review atau tinjauan atas cost overrun yang dimaksud. Rp 4 triliun di konsorsium BUMN Indonesia Rp 3 triliun BUMN China sisanya loan (pinjaman) dari KCJB.

7. Optimis Rampung di 2023

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo, optimistis proyek KCJB dapat dioperasikan pada tahun 2023, meskipun sempat dikabarkan proyek ini molor karena menipisnya dana akibat pembengkakan biaya konstruksi.

Saat ini, lanjutnya, yang tersisa adalah mengerjakan depo atau tempat untuk menyimpan dan tempat untuk melakukan perawatan rutin kereta api serta merupakan tempat untuk melakukan perbaikan ringan.

Infografis Kereta Tercepat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya