Liputan6.com, Jakarta - Call of Duty Mobile akan kedatangan season 8 'Train to Nowhere' pada 6 September 2022. Dalam musim terbaru ini, espionase menjadi tema yang akan hadir untuk para pemain.
Di musim ini, pemain bisa menemukan deretan senjata dan karakter baru. Musim ini juga akan menyuguhkan kelanjutan dari kisah Sophia usai kematian tragis Templar di musim sebelumnya.
Advertisement
Dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa (6/9/2022), musim baru ini akan membawa map baru 'Express' dari Call of Duty: Black Ops II yang secara resmi hadir di mode multiplayer CODM.
Selain itu, musim ini akan kedatangan senjata baru yang bisa didapatkan melalui Battle Pass terbaru, yakni ZRG 20mm. Senjata dengan sniper bolt-action ini dilengkapi dengan kecepatan tinggi dan damage lebih besar.
Sementara di mode Battle Royale, Garena Call of Duty Mobile akan kedatangan event khusus 'Operation: Spy Hunt'.
Pada mode ini, pemain akan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan mata-mata, mengumpulkan petunjuk, dan menyadap intelijen dari pihak musuh.
Nantinya, ada karakter Epic terbatas Lerch-Gumshoe dan senjata SMG Epic GKS-Claw yang pemain bisa menangkan setelah berhasil menyelesaikan semua misi.
Untuk Premium Battle Pass Season ini juga menghadirkan empat karakter epik dengan operator baru.
Terakhir, Call of Duty Mobile turut melakukan optimasi di dalam game dari sisi gameplay, match, fungsi, performa, sekaligus update weapon balancing untuk meningkatkan penggunaan berbagai senjata dalam game.
Pemain Call of Duty: Mobile Habiskan Rp 21,5 Triliun di App Store dan Google Play
Di sisi lain, Call of Duty: Mobile telah melampaui USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,5 triliun dari belanja pemain secara global di App Store dan Google Play.
Nilai itu terhitung secara akumulatif sejak peluncuran resmi Call of Duty: Mobile pada Oktober 2021. Demikian menurut laporan perusahaan riset pasar aplikasi mobile Sensor Tower yang dikutip pada Minggu (27/2/2022).
Menurut Sensor Tower, pendapatan game tersebut pada tahun 2021 menjadi yang terbaik.
Game bergenre first-person shoter itu meraup pendapatan Rp 1,49 triliun pada tahun lalu yang bahkan berasal dari pengguna perangkat Apple saja.
Salah satu hal yang mendorong pencapaian itu antara lain peluncuran Call of Duty: Mobile di China pada Desember 2020.
Sekitar 29 bulan sejak resmi diluncurkan secara global, Call of Duty: Mobile telah menjadi salah satu titel mobile game yang menghasilkan pendapatan terbesar di dunia.
Keberhasilannya, bersama dengan PUBG Mobile, telah membuka tren positif genre first-person shooter di pasar mobile.
Advertisement
Gelombang First-Person Shooter
Call of Duty: Mobile, menurut Sensor Tower, mendapati peringkat ke-14 sebagai titel mobile game yang menghasilkan pendapatan tertinggi secara global pada tahun 2021.
Pada saat yang sama, Call of Duty: Mobile menjadi first-person shooter ketiga, tepat di belakang Garena Free Fire dari Garena dan PUBG Mobile yang menempati posisi kedua dan pertama.
Data Sensor Tower juga menunjukkan, sejak Call of Duty: Mobile dirilis, genre first-person shooter secara keseluruhan terus berkembang.
Belanja pemain disebut meningkat 50 persen secara tahunan pada tahun 2020 menjadi USD 5,7 miliar atau sekitar Rp 81 triliun. Berselang setahun, tren positif itu meningkat 10,5 persen menjadi USD 6,3 miliar atau sekitar Rp 90,3 triliun.
Pemain dari Amerika Serikat berkontribusi teratas pada belanja pemain Call of Duty: Mobile. Kemudian, Jepang dan China mengikuti di posisi kedua dan ketiga.
(Dam/Ysl)