Liputan6.com, Pekanbaru - Sabtu, 3 September 2023, menjadi hari yang tak terlupakan bagi Nihar. Malam itu, pekerja hutan tanaman industri (HTI) tersebut bertemu dengan harimau sumatra hingga nyaris menjadi mangsa si Datuk Belang.
Korban selamat dari harimau setelah ditolong rekan kerja lainnya. Korban sudah dibawa ke rumah sakit terdekat karena luka serius di beberapa bagian tubuhnya.
Baca Juga
Advertisement
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman Suhefti Hasibuan menjelaskan, konflik harimau dengan manusia itu terjadi di Desa Serapung, Kabupaten Pelalawan. Lokasi ini sebelumnya pernah terjadi serangan serupa namun korbannya meninggal.
"Kejadiannya pada pukul 22.00 WIB," jelas Genman, Senin petang, 5 September 2022.
Genman menceritakan, korban Nihar merupakan pekerja PT Rimba Prima Mas, kontraktor atau rekanan dari PT Peranap Timber. Sebelum kejadian, korban ingin membuang air kecil di belakang barak atau tempat tinggal pekerja.
Pada saat keluar dari pintu barak dan berjalan ke arah kamar mandi, Nihar kaget ada harimau sumatra di depannya. Harimau tersebut juga terkejut dengan kehadiran korban.
"Korban dengan harimau sama-sama kaget sehingga terjadi serangan," kata Genman.
Harimau kaget itu langsung mencakar beberapa bagian tubuh korban. Korban berusaha kabur dan berteriak minta tolong sehingga beberapa pekerja lainnya menuju ke sumber suara.
"Beberapa pekerja mengusir harimau itu, harimau menjauh, korban selamat," ujar Genman.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mitigasi Konflik
Korban sempat dibawa ke klinik perusahaan tempatnya bekerja. Kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Selasi Kabupaten Pelalawan.
"Dibawa ke rumah sakit karena korban mengalami luka serius," kata Genman.
BBKSDA Riau sudah ke lokasi melakukan mitigasi. Petugas sudah memasang kamera pengintai untuk mengidentifikasi harimau serta melakukan sosialisasi agar pekerja tidak bertindak anarkis.
Petugas meminta pekerja tidak beraktivitas sendirian di luar barak. Apalagi pada malam hari karena harimau selalu aktif mencari makan.
"Pekerja agar tidak memancing harimau dengan membiarkan hewan ternak berkeliaran atau lebih ditiadakan memelihara atau dikandangkan," kata Genman.
BBKSDA Riau juga meminta pekerja di barak membersihkan semak-semak di sekitar, khususnya di kanal atau aliran air. Kemudian membuat pagar agar harimau tidak mudah masuk.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement