Liputan6.com, Pekanbaru - Hampir dua pekan Bank Riau Kepulauan Riau (Kepri) berkonversi menjadi Bank Riau Kepri Syariah. Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meresmikannya pada 25 Agustus meskipun operasional sebagai bank syari'ah dimulai pada 22 Agustus 2022.
Direktur Utama Bank Riau Kepri Syariah Dr Andi Buchari menyatakan konversi ini membuat badan usaha milik daerah Provinsi Riau yang dipimpinnya menjadi bank syariah ketiga terbesar di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Andi menyebut perubahan ini berdampak positif bagi kinerja bank daerah di Bumi Lancang Kuning ini per 31 Agustus 2022. Sejak konversi itu, diakumulasikan sebelum perubahan, Bank Riau Kepri Syariah mencatat laba hingga Rp300 miliar.
"Sifatnya akumulasi, sebagai awal yang bagus," kata Andi, Senin (5/9/2022).
Dalam paparannya, Andi tak menampik ada beberapa kasus yang menyeret karyawannya sebelum berubah menjadi syariah. Mulai dari pencurian rekening nasabah, pembobolan rekening oleh orang luar dan dugaan kejahatan perbankan meskipun untuk yang terakhir ini dinyatakan tidak bersalah.
Dia berharap kasus-kasus ini tak terjadi lagi dengan perubahan sistem dan manajemen. Namun dia juga mengakui tidak ada 100 persen sumber daya manusia (SDM) semuanya baik.
Sebagai usaha mendapatkan SDM berkualitas, berintegritas dan profesional, Andi punya rencana pengembangan talenta yang diibaratkan pohon dan buah berkualitas.
"Untuk mendapatkan buah berkualitas, itu bibitnya harus berkualitas, ini yang akan dipupuk dari awal khususnya dalam perekrutan," kata Andi didampingi sejumlah petinggi Bank Riau Kepri Syariah lainnya.
Bukan Hal Mudah
Andi berjanji bakal menjaga karyawan yang berkualitas dan membuang pegawai tidak punya integritas, apalagi tidak profesional dalam bekerja.
"Membuang hama itu penting," terang Andi.
Andi menceritakan, konversi ke syari'ah bukan perkara mudah. Pengajuan sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu dan baru mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan pada 4 Juli lalu.
"Pengetesan berulang-ulang oleh OJK dan kemudian mendapatkan izin sistem pembayaran dari Bank Indonesia pada pertengahan Agustus," jelas Andi.
Beberapa hari sebelum diresmikan oleh Wakil Presiden, Bank Riau mulai melakukan imigrasi informasi teknologi. Customer sudah berjalan dengan sistem syari'ah begitu juga dengan sistem akutansi.
"Itu tanggal 20 dan 21 Agustus, berjalan lancar dan 22 Agustus operasional perdana," ucap Andi.
Meski sudah menunjukkan kinerja positif diawal, Andi menyatakan tantangan kedepannya lebih berat. Untuk menghadapinya, dia bersama manejemen sudah menerapkan sejumlah strategi dan tawaran jitu.
"Tidak hanya bagi muslim, ada juga program lain meskipun namanya bank syari'ah," tegas Andi.
Advertisement