Begini Tanggapan Liz Truss tentang Kripto Sebelum Jadi PM Inggris

Liz Truss telah berjanji untuk bertindak cepat untuk mengatasi krisis biaya hidup di Inggris.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Sep 2022, 10:40 WIB
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Liputan6.com, Jakarta - Liz Truss telah memenangkan kompetisi untuk menjadi perdana menteri baru Inggris, mengalahkan mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak.

Menteri Luar Negeri telah memenangkan kepemimpinan Partai Konservatif dan akan mengambil alih dari Boris Johnson.Mengutip Bitcoin, pada Selasa, (6/9/2022) Johnson akan melakukan perjalanan ke Skotlandia untuk bertemu Ratu Elizabeth untuk secara resmi mengajukan pengunduran dirinya.

Ratu kemudian akan menunjuk Liz Truss sebagai perdana menteri baru Inggris. Sedangkan, Johnson mengumumkan pengunduran dirinya pada Juli setelah berbulan-bulan adanya skandal.

Truss telah berjanji untuk bertindak cepat untuk mengatasi krisis biaya hidup di Inggris. Dia juga mengatakan akan membuat rencana dalam waktu seminggu untuk melawan kenaikan tagihan energi dan mengamankan pasokan bahan bakar di masa depan.

"Saya akan mengambil tindakan berani untuk membuat kita semua melewati masa-masa sulit ini, menumbuhkan ekonomi kita, dan melepaskan potensi Inggris," cuit Truss, pada Senin, dikutip Selasa pekan ini.

Perdana menteri Inggris yang akan datang tidak banyak bicara tentang kripto kecuali tweet yang dia buat pada Januari 2018. Truss menulis: “Kita harus menyambut cryptocurrency dengan cara yang tidak membatasi potensinya. Bebaskan area perusahaan bebas dengan menghapus peraturan yang membatasi kemakmuran,"

Sebaliknya, Sunak telah membuka jalan bagi Inggris untuk menjadi pusat kripto. Dia dan Sekretaris Ekonomi untuk Keuangan John Glen adalah arsitek dari rencana yang komprehensif dan terperinci untuk memperkuat citra Inggris sebagai tempat yang ramah untuk kripto.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Tantangan Inggris

Ilustrasi bendera Inggris. (dok. Unsplash.com/Simon Lucas @simonlucas)

Namun, baik Sunak maupun Glen mundur dari pemerintahan Johnson pada Juli 2022.“Adalah ambisi saya untuk menjadikan Inggris sebagai pusat global untuk teknologi aset kripto, dan langkah-langkah yang telah kami uraikan hari ini akan membantu memastikan perusahaan dapat berinvestasi, berinovasi, dan meningkatkan di negara ini,” kata Sunak

"Kami ingin negara ini menjadi pusat global tempat terbaik di dunia untuk memulai dan menskalakan perusahaan kripto,” kata Glen.

Sementara itu, pada Mei 2022, pemerintah Inggris menguraikan rencananya untuk mendukung adopsi kripto dalam pidato Ratu, yang disampaikan oleh Pangeran Charles. Pemerintah Inggris juga menegaskan komitmennya untuk mengatur stablecoin.

Bahkan, pada Juli 2022, pejabat dari Inggris dan AS membahas regulasi kripto yang lebih luas. Pada bulan yang sama, Komisi Hukum Inggris, sebuah badan hukum independen, menerbitkan proposal untuk mereformasi undang-undang yang berkaitan dengan aset digital.

Truss akan menghadapi berbagai tantangan sebagai perdana menteri baru Inggris di tengah lonjakan inflasi. Data terbaru dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menunjukkan India telah melampaui Inggris dan menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia.


Bank Sentral Inggris: Kripto Rentan terhadap Sentimen dan Berpotensi Runtuh

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Diberitakan sebelumnya, Wakil gubernur Bank sentral Inggris untuk stabilitas keuangan, Sir Jon Cunliffe, memperingatkan kripto sangat rentan terhadap sentimen dan berpotensi untuk runtuh. Dia mendesak regulator untuk “melanjutkan pekerjaan” dan segera mengatur kripto.

“Aset keuangan tanpa nilai intrinsik hanya sepadan dengan apa yang akan dibayar pembeli berikutnya. Oleh karena itu mereka secara inheren mudah berubah, sangat rentan terhadap sentimen dan cenderung runtuh,” kata Cunliffe dikutip dari Bitcoin.com, Selasa, 19 Juli 2022.

Dia mengatakan, beberapa aset kripto murni spekulatif, tanpa dukungan, menyatakan bitcoin, misalnya, tidak memiliki apa-apa di belakangnya. Dia juga mengulangi peringatan sebelumnya jika seseorang berinvestasi dalam aset kripto, maka harus bersiap untuk kehilangan semua uang.

Bank sentral Inggris menambahkan volatilitas baru-baru ini di pasar kripto tidak menimbulkan risiko bagi sistem keuangan secara keseluruhan, karena kripto tak cukup terintegrasi dalam sistem keuangan lainnya. 

Meskipun begitu, Cunliffe menegaskan batas antara kripto dan sistem keuangan tradisional akan “semakin menjadi kabur”. 

Dia menuturkan, tanpa tindakan, risiko sistemik akan muncul, terutama jika aktivitas kripto dan hubungannya dengan bank dan pasar lain terus tumbuh. Dia menekankan regulator perlu “melanjutkan pekerjaan” dan membawa kripto ke dalam “perimeter peraturan.”


Risiko Sangat Tinggi

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

"Pertanyaan menarik bagi regulator bukanlah apa yang akan terjadi selanjutnya dengan nilai aset kripto, tetapi apa yang perlu kita lakukan untuk memastikan inovasi prospektif dapat terjadi tanpa menimbulkan peningkatan dan potensi risiko sistemik," ujar Cunliffe.

Wakil Ketua Federal Reserve Lael Brainard juga mengatakan minggu lalu sistem keuangan kripto “rentan terhadap risiko yang sama” dengan keuangan tradisional. 

“Ketahanan keuangan masa depan akan sangat ditingkatkan jika kami memastikan batas peraturan mencakup sistem keuangan kripto dan mencerminkan prinsip risiko yang sama, pengungkapan yang sama, hasil peraturan yang sama,” kata Brainard waktu itu.

Pekan lalu, Gubernur Bank sentral Inggris, Andrew Bailey juga mengatakan kepada anggota parlemen Inggris, cryptocurrency tidak memiliki nilai intrinsik, memperingatkan aset kripto yang tidak didukung adalah “risiko sangat tinggi.”

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya