Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon mengungkap ada sejumlah bukti disharmoni antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman.
Effendi mengatakan, disharmoni antara Andika dan Dudung ini merisaukan dan sudah lama terjadi sejak beda pandangan.
Advertisement
"Catatan yang kita peroleh verifikasi dan konfirmasi ke sumbernya memang cukup banyak merisaukan disharmoni Panglima dan Kasad khususnya. Ini kan enggak bisa dibiarkan," ujar Effendi kepada wartawan, dikutip Selasa (6/9/2022).
Effendi belum mau mengungkap apa penyebab disharmoni tersebut. Kata dia akan disampaikan dalam rapat kerja Komisi I yang tengah dijadwalkan. Akan dihadirkan lengkap Andika dan Dudung.
"Mungkin kalau nanti lebih detail pertemuan kita jadwalkan. Saya enggak mau juga berandai andai," ujar politikus PDIP ini.
Sejumlah masalah itu misalnya penetapan kebijakan. Sampai ada terkait orang yang bermasalah dalam hukum, dilindungi.
"Penetapan kebijakan, banyak sampai penetapan hukum banyak yang harusnya menjadi hal yang harus dikerjakan malah diprotect dilindungi," kata Effendi.
Selain itu Effendi menyoroti gagalnya anak Dudung masuk Akmil jadi masalah. Meski hal ini telah disebutkan Andika bahwa anak Dudung sudah masuk ke Akmil.
"Saya gatau masuk karena apa, tapi kalau masuk karena sebuah tekanan, sebuah diskresi sementara mengabaikan ketentuan apa iya seperti itu. Apa kemudian anaknya nyaman ke depan? Apa iya di negeri semuanya serba terbika seperti ini kita masih begitu," pungkasnya.
Ungkit Isu Keretakan Hubungan KSAD-Panglima
Sebelumnya Komisi I DPR RI mengungkit isu keretakan hubungan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Dalam rapat bersama Jenderal Andika, Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon menyebut ketidakharmonisan antara Andika dan Dudung sudah banyak diketahui publik.
"Ini semua menjadi rahasia umum Pak, rahasia umum Jenderal Andika. Di mana ada Jenderal Andika, tidak ada KSAD. Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield, tidak ada KSAD di situ," kata Effendi pada Rapat Komisi I, Senin (5/9/2022).
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menyebut sifat atau ego Andika dan Dudung telah merusak hubungan di internal TNI. Meski mengaku dekat dengan Andika dan Dudung, Effendi menyebut kedua jenderal telah merusak hubungan antara senior dengan junior.
"Ego Bapak berdua itu merusak tatanan hubungan junior dan senior, Pak. Dengan segala hormat saya, Pak, saya dekat dengan Pak Andika, saya dekat dengan Pak Dudung," kata dia.
Effendi itu menyebut banyak catatan Komisi I DPR terhadap pertentangan dua jenderal. Bahkan, kasus anak Dudung yang gagal masuk Akmil juga turut dibahas.
"Saya punya catatan ini tidak elok kalau saya sampaikan Pak, dari mulai pertentangan soal ini, banyak sekali catatannya sampai ke urusan anak Pak Jenderal Dudung yang katanya tidak lulus karena umur dan karena tinggi badan katanya," kata dia.
Effendi meminta Jenderal Andika sebagai Panglima TNI lebih tegas dalam menerapkan hukuman. Menurutnya, Andika kurang tegas selama menjabat sebagai orang nomor satu di militer Indonesia ini.
"Saya tahu Anda orang perfeksionis. Tapi sayangnya punishment di Anda kurang. Kalau saya seperti itu, take it or leave it, dia apa saya, saya lapor presiden. Biar aja gemuruh republik ini. Ngapain Pak, kita sandang-sandang semua jabatan kalau tidak ada ketegasan," ungkapnya.
Advertisement