Kerangka 'Vampir' Ditemukan di Polandia, Tubuhnya Terhalang Sabit - Jempol Kaki Digembok

Kerangka 'vampir' dengan sabit di lehernya itu ditemukan di kuburan di Polandia.

oleh Anissa Rizky Alfiyyah diperbarui 08 Sep 2022, 19:41 WIB
Vampir yang ditemukan di Polandia. (Miroslav Blicharski)

Liputan6.com, Bydgoszcz - Sisa-sisa kerangka 'vampir' wanita ditemukan di kuburan Polandia abad ke-17 - dengan sabit di lehernya untuk mencegahnya bangkit dari kematian.

Menurut laporan Daily Mail pada Jumat 2 September 2022, Profesor Dariusz dari Universitas Nicholas Copernicus memimpin penggalian sisa-sisa penemuan kerangka arkeologi tersebut di dekat Bydgoszcz, sebuah kota di Polandia utara. Vampir tersebut ditemukan mengenakan topi sutra dan dengan gigi depan yang menonjol.

"Sabit itu tidak diletakkan secara mendatar, tetapi ditempatkan di leher dengan cara sedemikian rupa sehingga jika ia mencoba untuk bangun ... kepalanya akan terpotong atau terluka," kata Poliński kepada Daily Mail.

Pada abad ke-11, warga Eropa Timur melaporkan kekhawatiran akan vampir dan mulai memperlakukan orang mati dengan ritual anti-vampir, menurut majalah Smithsonian. Mereka percaya bahwa "beberapa orang yang meninggal akan merangkak keluar dari kuburan sebagai monster pengisap darah yang meneror orang hidup", seperti dikutip dari laman ScienceAlert, Kamis (8/9/2022).

Pada abad ke-17, ScienceAlert melaporkan praktik penguburan seperti itu "menjadi umum di seluruh Polandia sebagai tanggapan terhadap wabah vampir yang dilaporkan."

"Cara lain untuk melindungi dari kembalinya orang mati termasuk memotong kepala atau kaki, menempatkan almarhum dengan wajah menghadap ke bawah untuk menggigit tanah, membakarnya, dan menghancurkannya dengan batu," kata Poliński kepada New York Post.

Meskipun metode penguburan anti-vampir umum lainnya termasuk batang logam yang dipalu melalui kerangka, jenazah di Polandia ditemukan dengan sabit di leher dan kaki yang digembok untuk menahannya.

Jempol kaki yang digembok yang melekat pada kaki kiri kerangka itu, kata Poliński kepada Daily Mail, kemungkinan melambangkan "penutupan sebuah tahap dan ketidakmungkinan untuk kembali".


Era Kontroversi Vampir

Vampir yang ditemukan di Polandia. (Miroslav Blicharski)

Magdalena Zagrodzka mengatakan kepada Daily Mail: "Ini adalah penemuan yang unik. Belum pernah ada yang seperti ini sebelumnya."

Tim menemukan sisa-sisa jasad di pemakaman abad ke-17 di bawah kuburan yang mereka kenali sebagai pemakaman anti-vampir, seperti dikutip dari laman Heritage Daily

Vampir yang ditemukan telah menyebabkan penduduk setempat yang percaya takhayul pada abad ke-17 mencapnya sebagai penyihir atau vampir, jika dilihat dari hasil temuannya. Karena takut akan pertapaannya, sebuah sabit ditempatkan di lehernya, sementara gembok diikatkan ke jari kaki kirinya.

Konsep roh pengisap darah, atau setan yang memakan daging manusia telah diceritakan dalam mitologi dan cerita rakyat dari hampir setiap peradaban selama berabad-abad.

Salah satu penggambaran vampir yang paling awal berasal dari teks-teks berhuruf runcing oleh bangsa Akkadia, Samaria, Asiria dan Babilonia, di mana mereka merujuk pada figur-figur iblis seperti Lilu dan Lilitu.

Selama akhir abad ke-17 dan 18, cerita rakyat untuk vampir seperti yang kita bayangkan menjadi merajalela dalam tradisi dan pengetahuan dari banyak kelompok etnis Eropa.

Mereka dideskripsikan sebagai revenant dari makhluk jahat, korban bunuh diri, penyihir, mayat yang dirasuki oleh roh jahat atau korban dari serangan vampir.

Selama abad ke-18, penampakan vampir di seluruh Eropa Timur telah mencapai puncaknya, dengan sering dilakukannya penggalian dan praktek pengintaian untuk membunuh calon vampir. Periode ini umumnya disebut sebagai "Kontroversi Vampir Abad ke-18". 


Ketertarikan akan Peninggalan Vampir

Vampir yang ditemukan di Polandia. (Miroslav Blicharski)

Ternyata, ketertarikan masyarakat terhadap mitos-mitos vampir masih berlanjut hingga hari ini. Dikutip dari Mirror UK, awal tahun 2022 ini, peralatan pembunuh vampir yang dulunya milik seorang bangsawan Inggris terjual di pelelangan dengan harga lebih dari £13.000 - tanpa ada satu siung bawang putih pun yang terlihat.

Bawang putih konon diyakini mampu mengusir vampir.

Dikutip dari Mirror UK, barang tersebut lebih jelasnya merupakan sebuah kotak yang dapat dikunci, berasal dari abad ke-19 termasuk peralatan dan barang-barang suci yang digunakan untuk mencegah para pengisap darah, termasuk dua salib kuningan di tutupnya.

Di dalamnya terdapat lebih banyak salib, serta pistol, air suci, manik-manik rosario, dan sebuah Alkitab.

Kotak ini juga memiliki item yang paling penting dari semua item yang digunakan untuk menghancurkan mayat hidup - palu kayu dan pasak untuk ditancapkan ke jantung mereka.

Charles Hanson, pemilik Hansons Auctioneers, mengatakan: "Minat terhadap barang ini menjelang lelang sangat kuat dan menarik penawaran di muka yang kuat. Namun demikian, hasilnya melebihi semua harapan.

"Penawaran datang dari seluruh dunia termasuk Prancis, Amerika dan Kanada. Benda-benda seperti ini membuat para kolektor terpesona dan benda yang satu ini memiliki asal-usul yang sangat menarik.”


Isu Vampir Pengisap Darah 5 Tahun Lalu

Tengkorak duduk di meja seberang pengunjung di restoran "Shadows" bertema horor di kota hiburan Boulevard, Riyadh, Arab Saudi, 19 Januari 2022. Restoran tersebut menawarkan pengalaman unik kepada pelanggan dari hidangan dengan tengkorak dan darah ditemani zombie serta vampir. (Fayez Nureldine/AFP)

Sementara itu, sekitar lima tahun yang lalu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dilaporkan telah menarik stafnya dari dua distrik di wilayah Malawi Selatan. Penarikan staf tersebut bukan tanpa alasan. Isu kehadiran vampir di wilayah tersebut adalah alasannya.

Dikutip dari laman Guardian, Selasa (10/10/2017), kala itu isu adanya hantu vampir di Malawi bagian selatan kian merebak dan membuat resah warga.

Masyarakat setempat diketahui masih mempercayai sesuatu hal yang berkaitan dengan ilmu sihir dan mistis. Padahal, sudah banyak lembaga bantuan dan LSM internasional yang bermukim di sana.

Ditempatkannya lembaga bantuan, termasuk staf PBB, menyusul terjadinya rentetan kekerasan yang sempat meletus di Malawi pada tahun 2002.

Ditariknya staf PBB yang bertugas di sana bermula dari kabar kematian lima orang warga setempat, yang tiba-tiba tewas akibat dihisap darahnya oleh vampir.

"Masyarakat di wilayah Malawi bagian selatan memang masih terpengaruh oleh cerita-cerita penghisap darah yang katanya dilakukan oleh vampir," ujar pihak Departemen Keamanan dan Keamanan PBB (UNDSS) dalam sebuah laporan keamanan di Distrik Phalombe dan Mulanje.

Koresponden untuk PBB Florence Rolle mengatakan, beberapa staf PBB telah ditarik, sementara yang lain masih berada di distrik lain.

"UNDSS terus memantau situasi ini dengan ketat untuk memastikan semua staf PBB dalam kondisi sehat. Apabila suasana dan ksiruh vampir sudah mereda, pihaknya akan mengirim kembali stafnya," kata Rolle.

Selengkapnya di sini...

 

Banner Infografis Kasus Covid-19 Melonjak, Rumah Sakit Terancam Kolaps. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya