Liputan6.com, Jakarta Daya pikat Piala Dunia memang tak main-main. Banyak negara berlomba mengajukan diri menjadi tuan rumah. Bahkan melakukan kerjasama seperti yang terjadi pada Piala Dunia 2002 dengan Jepang dan Korea Selatan sebagai tuan rumah.
Menjadi tuan rumah Piala Dunia memiliki banyak keuntungan, baik politis, ekonomi maupun peluang menjadi juara.
Advertisement
Sejak digulirkan pada 1930 ada beberapa negara yang sukses menjadi juara dalam kapasitas sebagai tuan rumah. Namun, tak sedikit pula tuan rumah yang gagal di kendang sendiri. Sebagai contoh Rusia yang jadi tuan rumah Piala Dunia 2018, hanya bertahan sampai 16 babak besar.
Terkini, soal tuan rumah Piala Dunia 2030 yang masih delapan tahun lagi, sudah direbutkan oleh banyak negara. Lobi demi lobi mencari dukungan gencar dilakukan agar terpilih sebagia tuan rumah.
Keputusan siapa yang akan jadi tuan Piala Dunia 2030 akan dilakukan lewat pemungutan suara FIFA pada Mei 2024
Bisa dibilang tuan rumah 2030 diperebutkan antara negara Eropa dan Amerika Latin. Kejutan dari Eropa adalah pengajuan diri Italia bekerja sama dengan Arab Saudi.
Disebut sebagai kejutan mengingat karena jauhnya jarak antara Arab Saudi dan Italia, yakni sekitar 2.000 mil atau 2.500 kilometer. Beda dengan Korsel dan Jepang yang jarak keduanya berdekatan, sehingga wajar jika untuk menjadi tuan rumah bersama.
Namun jika melihat kedekatan Italia dan Arab Saudi hal itu tidak mengherankan. Arab Saudi bahkan dipercaya untuk menyelenggarakan Piala Super Italia untuk dua tahun terakhir.
Keyakinan
Calon lainnya yang mengajukan diri adalah paduan Uruguay – Argentina – Chile - Paraguay, serta Spanyol – Portugal.
Empat asosiasi Inggris Raya juga mempertimbangkan untuk mengajukan bidding bersama dengan Irlandia, sedangkan Bulgaria, Serbia, Yunani dan Rumania juga ingin melamar menjadi tuan rumah bersama.
China juga disebut-sebut akan turut mengajukan diri sebagai tuan rumah.
Bagaimana peluang dari mereka yang berambisi jadi tuan rumah itu?
Presiden badan sepakbola Eropa (UEFA) Aleksander Ceferin yakin Spanyol dan Portugal akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030.
"Saya yakin Piala Dunia 2030 akan diadakan di Spanyol dan Portugal," kata Ceferin melalui konferensi video saat membuka kongres internasional Football Talks di Lisbon, Senin (5/9/2022).
Sebanyak 14 stadion di 12 kota sudah ditawarkan sebagai bagian dari dari 11 venue di Spanyol yang diperkirakan menjadi tuan rumah turnamen itu jika tawaran kedua negara dalam pemungutan suara FIFA pada Mei 2024, diterima. Portugal sendiri akan menyiapkan tiga stadion.
Advertisement
Isu HAM
Spanyol pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia 1982 dan pernah gagal bersama Portugal saat mengajukan diri menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2018 yang diberikan kepada Rusia. Portugal tak pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia tapi pernah menjadi tuan rumah Piala Eropa 2004.
Sedangkan kolaborasi Italia dan Arab Saudi menjadi sorotan yang tertuju pada Arab Saudi dengan isu hak asasi manusia (HAM).
Berbagai kebijakan penegakan hukum yang melanggar kemanusiaan menjadi catatan hitam Arab Saudi. Masyarakat internasional belum melupakan pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi pada 2018 yang menghebohkan.
Terkini kasus Salma al-Shehab, mahasiswa Universitas Leed Inggris yang dijatuhi hukuman 34 tahun penjara. Alasannya, karena memiliki akun Twitter, mengikuti dan mengunggah kembali kicauan (retweet) para pembangkang dan aktivis.
Ibu dua anak itu ditangkap dan dijatuhi hukuman oleh pengadilan teroris khusus Saudi saat dia kembali ke kerajaan itu untuk liburan.
Tantangan
Italia sendiri tak perlu diragukan lagi sebagai tim yang paling ditakuti di Piala Dunia. Mereka sudah mengangkat trofi pada empat kesempatan terpisah sepanjang sejarah, terakhir pada edisi 2006.
Meski tidak lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar, negara spaghetti itu tetap menjadi momok dan diperhitungkan. Italia dua kali menjadi tuan rumah Piala Dunia (1934 dan 1990). Di edisi 1934 mereka menjadi juara setelah menghempaskan Cekoslowakia 2-1 di partai puncak.
Selain itu, Italia juga menjuarai Euro 2020 setelah mengalahkan Inggris lewat adu penalti.
Tantangan bagi Italia adalah harus merenovasi stadion jika ingin jadi tuan rumah. Selain Allianz stadium, Dacia stadium, atau Gewiss stadium, kebanyakan stadion di Italia sudah berumur termasuk Olimpico dan San Siro, karena tidak pernah dipugar sejak 1990.
Sementara itu paduan Uruguay-Argentina-Chile-Paraguay untuk menjadi tuan rumah dinilai punya kans kuat untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030.
Uruguay menjadi tuan rumah pertama Piala Dunia 1930 dan secara meyakinkan tampil sebagai juara. Di final, La Celeste mengalahkan Argentina dengan skor telak 4-2.
Tak hanya di kandang sendiri, Uruguay juga pernah menjadi yang terbaik di edisi 1950, dimana Brasil dipercaya sebagai penyelenggara. Setelah dua momen bersejarah itu, Uruguay tak pernah lagi juara. Di Piala Dunia 2022 Qatar, mereka akan kembali mencoba peruntungan.
Sedangkan Argentina dan Chile juga sudah pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia, masing-masing pada 1978 dan 1962.
"Tentu masih akan ada Piala Dunia berikutnya, tapi ajang itu hanya berusia 100 tahun satu kali saja, dan turnamen itu perlu pulang ke rumah," kata Presiden Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (CONMEBOL) Alejandro Dominguez dalam sebuah acara di Stadion Centenario Montevideo.
Di stadion itu tuan rumah Uruguay mengalahkan Argentina untuk jadi juara Piala Dunia pertama.
"Ini adalah mimpi sebuah benua," kata Dominguez seperti dilansir oleh Reuters.
Advertisement