Kisah Nabi Palsu Aswad al-Ansi Gagal Bakar Abu Muslim al-Khaulani Hidup-Hidup

Fenomena orang yang mengaku sebagai nabi setelah Rasulullah SAW bukan hanya belakangan ini saja. Masih dekat dengan zaman nabi, ada sosok dari Yaman yang mengaku nabi. Dia adalah Aswad al-Ansi.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 08 Sep 2022, 06:30 WIB
Ilustrasi Kebakaran. (Freepik/ArthurHidden)

Liputan6.com, Bogor - Fenomena orang yang mengaku sebagai nabi setelah Rasulullah SAW bukan hanya belakangan ini saja. Masih dekat dengan zaman nabi, ada sosok dari Yaman yang mengaku nabi. Dia adalah Aswad al-Ansi.

Sudah dipastikan bahwa Aswad al-Ansi adalah nabi palsu. Sebab, Rasulullah SAW adalah nabi terakhir yang diutus Allah SWT ke muka bumi. Tidak ada lagi nabi setelahnya.

Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku," demikian sabda Rasulullah SAW dalam HR. Abu Dawud.

Mengutip berbagai sumber, sebenarnya si nabi palsu Aswad al-Ansi sudah memeluk agama Islam. Namun, setelah Rasulullah SAW wafat, Aswad al-Ansi kembali ke jalan kemurtadannya hingga mengaku sebagai nabi.

Aswad al-Ansi mengaku telah mendapat wahyu dari malaikat. Lantas ia mencari berbagai cara agar orang-orang di sekitarnya mengakui akan kenabiannya.

Kemampuannya dalam perdukunan jahiliyah ia manfaatkan sebagai modal kenabiannya. Perlahan orang-orang mulai percaya dia adalah nabi, sebab Aswad al-Ansi kerap memenuhi keinginan yang dibutuhkan orang-orang.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Semakin Tersohor

Nama Aswad al-Ansi semakin tersohor atas bantuan kelompok terbesar di Yaman, yaitu kabilah Bani Madhaj. Ia mulai memburu pihak-pihak yang menentangnya. Tak tanggung-tanggung, ia berlaku bengis kepada penentangnya.

Salah satu penentang Aswad al-Ansi adalah Abdullah bin Tsuwab atau dikenal dengan Abu Muslim al-Khaulani. Tokoh ini memiliki iman yang kuat sehingga tidak percaya ada nabi setelah Rasulullah SAW.

Sudah geram dengan sikap Abu Muslim al-Khaulani, Aswad al-Ansi memerintahkan prajuritnya untuk mengumpulkan kayu bakar di lapangan Shan’a. Ia berencana membakar Abu Muslim al-Khaulani hidup-hidup.

Abu Muslim al-Khaulani diseret ke lapangan dan api sudah berkobar. Nabi palsu itu kemudian bertanya, “Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah?”

“Benar, Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Dialah Sayyidul mursalin dan penutup para Nabi,” jawab Abu Muslim al-Khaulani.


Tidak Diakui Sebagai Nabi

Abu Muslim al-Khaulani begitu tenang. Sebab, ia sudah mengikhlaskan hidupnya untuk Allah SWT. Sementara Aswad al-Ansi berbanding terbalik, ia mulai naik pitam.

“Apakah engkau bersaksi bahwa aku adalah rasul Allah?” tanya Aswad al-Ansi lagi. 

Abu Muslim al-Khaulani menjawab, “Telingaku tersumbat, tak bisa mendengar kata-katamu.” 

“Kalau begitu, aku akan mencampakkanmu ke dalam api itu,” ujar Aswad al-Ansi.

Kemudian Abu Muslim al-Khaulani berkata, “Bila engkau membakar aku dengan api dari kayu, engkau akan dibalas dengan api yang bahan bakarnya manusia dan batu-batu, di bawah penjagaan malaikat-malaikat yang perkasa, yang tidak menentang Allah Swt. dan senantiasa mematuhi perintah yang diberikan kepada mereka.”

Aswad al-Ansi beberapa kali bertanya kepada Abu Muslim al-Khaulani tentang Rasulullah SAW diakui sebagai utusan Allah SWT atau tidak. Abu Muslim al-Khaulani tetap menjawab bahwa Rasulullah SAW adalah utusan Allah SWT dan tidak ada lagi Nabi setelahnya.

“Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Allah mengutusnya dengan membawa agama dan petunjuk yang benar. Allah menutup seluruh risalah-Nya dengan risalah yang dibawa oleh Muhammad,” kata Abu Muslim al-Khaulani.


Gagal Dibakar

Tidak menerima jawaban Abu Muslim al-Khaulani, Aswad al-Ansi lantas memerintahkan agar Abu Muslim al-Khaulani segera dicampakkan ke dalam api. Namun, tangan kanannya berusaha mencegahnya.

Tangan kanannya dia memberi tahu bahwa Abu Muslim al-Khaulani adalah orang yang berjiwa suci dan doanya mustajab. Allah SWT tidak akan membiarkan hamba-Nya yang beriman di saat kritis.

“Bila Anda lemparkan dia ke dalam api, lalu ternyata Allah menyelamatkannya, semua yang kau bina dengan susah payah ini akan hancur dalam sekejap karena orang-orang akan mengingkari kenabianmu saat itu juga,” demikian bisikan tangan kanannya. 

“Bila engkau membakarnya dan dia mati, orang-orang akan mengaguminya, bahkan menyanjungnya sebagai syuhada. Oleh karena itu, lebih baik Anda melepaskan dia, asingkan saja dia dari negeri ini. Hindarilah dia, engkau akan menjadi lebih tenang dan bisa santai,” lanjut bisikan itu. 

Aswad al-Ansi menerima bisikan itu. Lantas ia membebaskan Abu Muslim al-Khaulani. 

Dalam sumber lain disebutkan bahwa Abu Muslim al-Khaulani diberikan umur yang panjang hingga masuk ke masa Dinasti Umayyah. Pada zaman itu ketokohan Abu Muslim al-Khaulani sangat dihormati. 

Saat Abu Muslim al-Khaulani meninggal dunia, kuburannya mengeluarkan wewangian yang luar biasa. Ini menjadi salah satu bukti akan kesalehan selama ia hidupnya yang patut dipelajari oleh generasi masa kini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya