Liputan6.com, Jakarta - Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, jenis Pertalite, Pertamax, dan Solar semakin mahal di Indonesia. Jika sudah begitu, pastinya akan membuat pengeluaran untuk transportasi sehari-hari membengkak dan bikin dompet jebol.
Menghadapi kondisi seperti saat ini, mau tidak mau melakukan cara berkendara hemat bahan bakar menjadi salah satu solusi. Meskipun saat ini beragam mobil keluaran terkini sudah dilengkapi teknologi yang mampu menghemat bahan bakar, akan menjadi sia-sia jika cara berkendaranya masih asal-asal.
Advertisement
Primaghany, Kepala Bengkel Auto2000 Grand Depok City (GDC) mengatakan, untuk mengemudi agar konsumsi bahan bakar selalu dalam angka yang efisien, memang dibutuhkan tips dan trik.
"Perilaku mengemudi yang menunjang konsumsi bahan bakar secara efisien dapat mengacu kepada dua hal, mudah untuk dijalankan," ujarnya.
Pertama, hindari melakukan akselerasi kendaraan untuk mendapatkan kecepatan tinggi secara instan. Hal tersebut, akan memicu kendaraan mengonsumsi bahan bakar yang lebih banyak. Kemudian, usahakan melakukan akselerasi kendaraan secara bertahap, dan hal ini cukup membantu menghemat bahan bakar.
"Kedua, hindari pengereman kendaraan secara mendadak. Hal ini menyebabkan laju kendaraan hilang begitu saja, padahal bila kita dapat memprediksi jarak pengereman serta kecepatan saat ini, dan hal tersebut sangat berpengaruh dengan konsumsi bahan bakar di mana kita tidak perlu menambah gas atau kecepatan," tukasnya.
Hati-Hati, Campur BBM Beda Oktan Bisa Berimbas ke Mesin
Seperti menjadi kebiasaan, jika terjadi kenaikan BBM, tidak sedikit pemilik kendaraan yang mencampur aduk bahan bakar demi menekan pengeluaran. Hal ini tentu tidak baik untuk untuk Kesehatan mesin dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Apalagi perkembangan teknologi kendaraan terbaru menuntuk pemakaian bahan bakar dengan oktan tinggi. Lain halnya dengan mobil-mobil lawas.
Bagaimana dengan kendaraan Mitsubishi terbaru, termasuk LMPV Xpander bila dipaksa menenggak BBM “campursari”?
Menurut Boediarto, General Manager of Aftersales Div PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), pada dasarnya Xpander tidak ada masalah mencampur aduk Pertalite dengan Pertamax.
Hanya saja, menggunakan BBM dengan nilai oktan rendah akan mempengaruhi performa mesin.
Potensi terbesar dengan selalu bergantian menggunakan oktan rendah ke oktan tinggi adalah potensi kejadian engine knocking akan lebih sering cepat muncul.
“Oleh karena itu, penting untuk konsumen selalu konsisten menggunakan bahan bakar sesuai rekomendasi pabrikan untuk mendapatkan performa dan efisiensi bahan bakar yang optimal,” imbuh Budianto.
Advertisement