Rusia Puji Kecerdasan Rakyat Indonesia Terkait Operasi Militer Khusus di Ukraina

Rakyat Indonesia dinilai cerdas karena mendukung invasi Rusia ke Ukraina.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Sep 2022, 21:43 WIB
Seorang wanita dan anak bayi yang terkena dampak invasi Rusia di Ukraina. Dok: AP Photo/Markus Schreiber

Liputan6.com, Jakarta - Sudah enam bulan serangan Rusia dilancarkan ke Ukraina. Hingga akhir Agutus 2022, Komisioner Tinggi PBB untuk HAM menyebut lebih dari 5.000 warga sipil Ukraina tewas akibat konflik tersebut. 

Wakil Duta Besar Rusia untuk Indonesia Veronika Novoseltseva lantas memberikan apresiasi kepada masyarakat Indonesia atas dukungannya terhadap Rusia. 

Ketika invasi dimulai, netizen Indonesia memang banyak yang pro-Rusia dan slogan "ura" juga sempat viral.

"Di tengah propaganda sangat masif, masyarakat di sini di Indonesia, orang muda, orang tua, semuanya memberikan dukungan kepada apa yang Rusia lakukan, memberikan dukungan kepada Presiden Putin," ujar Novoseltseva pada jumpa pers di Jakarta, Rabu (7/9/2022). 

Dukungan masyarakat Indonesia disebut memberikan inspirasi, serta merupakan orang-orang pintar. Ia pun mendukung posisi non-blok Indonesia.

"Orang Indonesia orang yang sangat pintar, persepsi luas," ujarnya.

Marina Yatsko tampak berlari ketika putranya yang masih bayi digendong ke rumah sakit oleh kekasihnya pada Maret 2022. Bayi itu adalah korban serangan Rusia di Mariupol, Ukraina. (AP Photo/Evgeniy Maloletka, File)

Anak-anak yang berjuang melawan kanker dipindahkan ke ruang bawah tanah pusat onkologi yang digunakan sebagai tempat perlindungan bom, di Kiev, Senin (28/2/2022). Tentara Rusia mengatakan, warga sipil Ukraina dapat meninggalkan ibu kota Kiev dengan bebas. (Aris Messinis / AFP)

Seorang wanita tua di Ukraina terlihat kaget. Ia bereaksi demikian saat ada mayat anak laki-laki berusia 15 tahun di dekatnya. Dok: AP Photo/Felipe Dana

Seorang wanita terluka di Kharkiv, Ukraina, 2022. (AP Photo/Felipe Dana)

Petugas kebersihan bersiap untuk membersihkan lokasi ledakan di Kiev, Ukraina, Jumat (29/4/2022). Rusia menyerang Kiev tak lama setelah pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pada Kamis malam. (AP Photo/Emilio Morenatti)

Pengungsi Ukraina di Zaporizhzhia pada April 2022. Jutaan warga harus mengungsi akibat invasi Rusia. (AP Photo/Felipe Dana)

Pemerintah Rusia menyebut kebijakan mereka sebagai Operasi Militer Khusus. Veronika Novoseltseva berkata ada propaganda Barat besar-besaran, namun masyarakat Indonesia tetap mendukung Rusia. 

Wadubes Rusia berkata di Ukraina nasib warga Rusia mendapat tekanan, seperti disuruh berganti nama. Ia pun ingin warga Indonesia terus mengetahui informasi dari kanal-kanal Rusia, sehingga dukungan diharapkan terus bertambah. 

"Saya bahkan tak bisa membayangkan umpamanya informasi yang lebih besar masuk di sini, disebarluaskan masyarakat. Artinya dukungan kepada kebijakan Presiden Rusia bahkan menjadi lebih besar," ujar diplomat Rusia itu.


Jokowi: Indonesia Diterima Rusia dan Ukraina Sebagai Jembatan Perdamaian

Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) usai menyampaikan pernyataan bersama di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, Kamis (30/6/2022). Presiden menyatakan siap menjadi jembatan komunikasi antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin agar kedua pihak mencapai perdamaian. (FOTO: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Sebelumnya dilaporkan, Presiden Joko Widodo sempat berkunjung ke Rusia dan Ukraina untuk bertemu pemimpin kedua negara. Presiden Jokowi menceritakan kunjungan itu dalam pidatonya di MPR.

Ia berkata bahwa kunjungan itu sebagai bukti bahwa kepercayaan internasional kepada Indonesia meningkat tajam. Menurut dia, Indonesia diterima Rusia dan Ukraina sebagai jembatan perdamaian.

"Indonesia diterima oleh Rusia dan Ukraina sebagai jembatan perdamaian. Diterima negara-negara besar, walau geopolitik sedang panas," kata Jokowi saat menyampaikan Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR RI, Selasa (16/8). 

 

Belakangan, Presiden Jokowi berkata perdamaian kedua negara tidak mudah.

Dia mengatakan dirinya bertemu dengan Presiden Putin selama 2,5 jam. Sementara pertemuan Jokowi dengan Presiden Zelensky berlangsung selama sekitar 1,5 jam. 

"Dari situlah saya menyimpulkan dari diskusi-diskusi, dari bicara-bicara yang terakhir ketemu dua presiden itu saya simpulkan bahwa keadaan ini akan berjalan masih lama lagi," kata Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Rabu (7/9/2022).

"Jangan berharap perang itu besok atau bulan depan selesai! Sangat tidak mudah," sambungnya.


Jokowi Sebut Vladimir Putin Hadir di G20, Kedubes Rusia Enggan Konfirmasi

Presiden Jokowi bertemu dengan Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow, Rusia. (BPMI Setpres/Laily Rachev)

Pihak Kedutaan Besar Rusia di Jakarta memberikan klarifikasi terkait bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin ke Bali untuk acara puncak G20. Dubes Rusia menegaskan undangan sudah diterima, tetapi hingga kini Presiden Putin baru berniat, namun belum ada rencana pasti untuk datang.

"Niatnya telah diungkapkan," ujar Dubes Rusia Lyudmila Vorobieva dalam konferensi pers di rumah dinasnya di Jakarta, Rabu (7/9/2020). 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping akan menghadiri G20 di Bali. Ia mengungkap hal itu saat wawancara dengan Bloomberg. Namun, sejauh ini belum ada konfirmasi resmi dari kedua negara.

Dubes Rusia berkata pihaknya melihat perkembangan perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

"Semuanya tergantung situasi operasi khusus, bagaimana situasi COVID-19, dan bagaimana situasi keamanan," ujar Dubes Rusia.

Dubes Rusia berkata negaranya mengikuti mayoritas acara-acara G20 yang digelar di Indonesia. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov sempat datang ke pertemuan para menteri luar negeri di Bali beberapa waktu lalu. Rusia juga mengirim dua musisi di acara bertema kultural di G20.

Selain itu, Dubes Rusia mendukung G20 Indonesia agar berfokus kepada pertumbuhan ekonomi. "Bukan tentang perpolitikan global," ucap Dubes Lyudmila Vorobieva.

Di lain pihak, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga berkata tidak akan hadir di G20 apabila invasi Rusia masih terjadi, meski ada kemungkinan ia mengirim video ucapan.


PM Inggris Liz Truss Telepon Zelensky, Janji Dukung Ukraina Lawan Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam kunjungan ke garis depan wilayah Odesa dan Mykolaiv.  Dok: Situs resmi Presiden Ukraina.

 

Sementara, Perdana Menteri baru Inggris Liz Truss pada Selasa (6/9) menjanjikan dukungan penuhnya ke Ukraina dalam panggilan telepon kepada Presiden Volodymyr Zelensky, tak lama setelah menjabat.

"Dalam panggilan telepon pertamanya dengan seorang mitra sejak menjadi Perdana Menteri, dia menegaskan kepada pemimpin Ukraina soal dukungan penuhnya, dan Ukraina dapat bergantung pada bantuan Inggris untuk jangka panjang," kata seorang juru bicara.

Dikutip dari laman NDTV, Rabu (7/9) mereka juga membahas "kebutuhan untuk memperkuat keamanan global dan langkah-langkah yang diperlukan untuk memotong dana yang memicu mesin perang," kata juru bicara itu.

"Para pemimpin menyesalkan upaya Putin untuk mempersenjatai sumber daya energi miliknya, dan Perdana Menteri mengatakan pemerasan Rusia tidak akan menghalangi Barat untuk memastikan Putin gagal."

Inggris telah menjadi sekutu setia Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari 2022.

London telah menyalurkan perangkat militer, pendanaan, dan sumber daya pelatihan ke pasukan Kiev yang sekarang bertempur di selatan dan timur negara itu.

Infografis Ragam Tanggapan Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya