Liputan6.com, Jakarta - PT Petronesia Benimel terus melakukan inovasi pengembangan teknologi untuk memuaskan mitra kerjanya. Salah satunya, penerapan Teknologi Sistim Informasi Fleet Managemen Sistim (FMS).
Pengembangan teknologi FMS dilakukan Cucu BUMN Hutama Karya untuk menjaga kualitas proyek yang sedang digarap oleh perusahaan.
Advertisement
Direktur Utama PT Petronesia Benimel Remon Juhendrik mengatakan, pengembangan FMS ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas, efektivitas dan efesiensi dalam pengelolaan unit equipment perusahaan secara integrasi dengan lebih cepat, realtime, tepat, akurat dan transparan.
"Teknologi akan terpasang pada 200 unit equipment perusahaan seperti Excavator, Dumptruck, Buldozer dan Compactor. Nantinya akan dilaporkan secara realtime produktivitas alat di lapangan," ujar Remon dalam keterangan tertulis, Rabu (7/9/2022).
Alumni ITB ini mengungkap FMS secara detil akan menyampaikan informasi kecepatan alat, jarak yang ditempuh, muatan dan pengisian bahan bakar.
Remon berharap pengembangan teknologi tersebut akan membantu cucu Hutama Karya ini mengerjakan project project strategis dan vital negara.
Lanjut Remon, FMS pada tahap awal akan diterapkan di Pertambangan Sulawesi terlebih dahulu pada akhir tahun ini.
Menyusul kemudian akan diterapkan di Proyek tol maupun Migas di Sumatera.
"FMS kita terapkan di proyek pertambangan nikel di Sulawesi sehingga membantu mempercepat pekerjaan di sana. Selanjutnya akan diterapkan di Proyek Sumatera," kata Remon.
Remon berharap seluruh equipment sudah terpasang FMS pada semester 1 tahun 2023.
Petronesia merupakan anak perusahaan dari Hutama Karya Infrastruktur yang merupakan anak dari BUMN karya Hutama Karya.
Hutama Karya Dapat PMN Rp 30,56 Triliun di 2023, untuk Apa Saja?
PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) akan melanjutkan dan mempercepat pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sesuai dengan amanah Presiden Republik Indonesia.
Pemerintah melalui Kementerian BUMN mengusulkan untuk mengalokasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam RAPBN tahun anggaran 2023 sebesar Rp 30,56 triliun ke Hutama Karya yang dikemukakan dalam Rapat Kerja Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR RI.
Merespon hal tersebut, Wakil Direktur Utama Hutama Karya, Aloysius Kiik Ro menjelaskan bahwa penambahan PMN kepada Hutama Karya akan menjadi setoran modal pemegang saham ke perusahaan, di mana Hutama Karya 100 persen dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Lebih lanjut Aloy menambahkan bahwa saat ini rencana PMN untuk Hutama Karya pada tahun anggaran 2023 sebesar Rp 30,56 triliun masih dalam tahap pengajuan. Perusahaan berharap agar proses pengajuan dapat berjalan lancar serta PMN dapat diterima sesuai dengan jadwal.
“Sehingga Hutama Karya dapat mengoptimalkan dana PMN untuk percepatan pembangunan ruas-ruas Jalan Tol Trans Sumatera,” terang Aloy, Rabu (15/6/2022).
Jika merujuk pada pencairan PMN di tahun sebelumnya, Hutama Karya memproyeksikan realisasi PMN tahun anggaran 2023 akan diterima pada triwulan II 2023.
Nantinya, PMN tersebut akan digunakan untuk penyelesaian pembangunan ruas-ruas JTTS tahap 1 seperti, Ruas Binjai – Langsa Rp1,096 miliar, Ruas Indralaya – Muara Enim Rp1,028 miliar, Ruas Kisaran – Indrapura Rp1,176 miliar, Kuala Tanjung – Parapat Rp3,037 miliar, Ruas Bengkulu – Tb. Penanjung Rp266 miliar, Ruas Sigli – Banda Aceh Rp952 miliar, Ruas Padang – Sicincin Rp5,339 miliar, Ruas Pekanbaru – Pangkalan Rp797 miliar.
“Serta dimulai pembangunan ruas-ruas JTTS tahap 2 yakni Ruas Betung – Tempino – Jambi Rp 8,962 Miliar dan ruas Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru Rp7,909 miliar,” imbuh Aloy.
Dari beberapa ruas tersebut, Hutama Karya akan mendahulukan penyelesaian pembangunan ruas-ruas JTTS tahap I dan sebagian JTTS tahap II (Betung-Tempino-Jambi dan Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru).
Advertisement
Demi Pengembangan Wilayah
Pembangunan JTTS sangat penting dilakukan guna meningkatkan akses logistik serta peningkatan ekonomi dan pengembangan wilayah.
Pulau Sumatra sebagai The New Economic Growth Engine of Indonesia, dengan posisi sebagai penghasil Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar kedua setelah Pulau Jawa, perlu adanya peningkatan konektivitas untuk dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan ekonomi yang ada. Salah satunya adalah dengan pembangunan JTTS.
“Pembangunan jalan tol ini diproyeksikan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatra secara eksponensial. Hal ini tergambar pada nilai kelayakan ekonomi/Economic Internal Rate of Return (EIRR) dari setiap ruas JTTS yang cukup tinggi,” terang Aloy.
Selain itu, pembangunan JTTS diharapkan akan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia melalui penambahan penerimaan fiskal negara, munculnya pusat perekonomian baru, dan peningkatan pendapatan rumah tangga di sepanjang koridor JTTS.