Citi Indonesia Kucurkan Pinjaman Rp 650 Miliar ke Sarana Menara Nusantara

CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi menyatakan Indonesia tetap menjadi pasar utama Citi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Sep 2022, 18:30 WIB
Citi Indonesia (Dok: Citi)

Liputan6.com, Jakarta - Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) menandatangani perjanjian induk fasilitas kredit senilai Rp 650 miliar dengan anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), bagian dari Grup Djarum.

Anak usaha itu antara lain PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), PT Iforte Solusi Infotek, PT BIT Teknologi Nusantara, dan PT Komet Infra Nusantara.

"Indonesia tetap menjadi pasar utama bagi Citi. Kami percaya, dengan kekuatan finansial yang kami miliki untuk mendukung klien dalam hal penyediaan infrastruktur telekomunikasi, akan memberikan dampak positif yang lebih luas lagi bagi masyarakat,” kata CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi dalam keterangan resmi, Rabu (7/9/2022).

Sekretaris Perusahaan PT Sarana Menara Nusantara Tbk, Monalisa Irawan mengungkapkan, transaksi antara Citi Indonesia dengan anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk bukan merupakan transaksi benturan kepentingan dan bukan transaksi material.

“Fasilitas pinjaman yang disediakan bagi TOWR akan diperuntukan untuk keperluan modal kerja perseroan dengan jangka waktu selama 12 bulan ke depan,” kata dia.

Hingga semester pertama 2022, portofolio kredit Citi meningkat 9,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 43,7 triliun. Kontribusi utama pertumbuhan portfolio kredit berasal dari lini bisnis Institutional Banking, terutama pada sektor industri manufaktur serta perantara keuangan.

 

 


Portofolio Kredit Citi

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pertumbuhan portofolio kredit Citi ditunjang oleh tingkat kualitas dana pihak ketiga berkelanjutan yang tumbuh sebesar 11,1 persen yang memungkinkan Bank untuk mencatatkan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang sehat sebesar 64 persen. Citi Indonesia juga mencatatkan penurunan gross non-performing loan (NPL) dari 3,61% menjadi 2,86 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Managing Director, Head of Corporate & Investment Banking Citi Indonesia, Anthonius Sehonamin menambahkan, Citi terus menyediakan layanan dan solusi end-to-end kepada para klien perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, dan sektor publik.

“Hingga kuartal kedua tahun ini saja, jumlah kredit di lini bisnis Institutional Group kami berhasil tumbuh sebesar Rp 4,1 triliun atau 13% year-on-year dibanding tahun sebelumnya. Capaian ini didorong dari pertumbuhan kredit di segmen Banking, Capital Markets and Advisory (BCMA) dan lini Commercial,” kata Anthonius.


Anak Usaha Sarana Menara Nusantara Kantongi Pinjaman Rp 1,5 Triliun

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui anak usaha PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) menandatangan perjanjian fasilitas kredit dengan PT Bank Mizuho Indonesia pada 29 Agustus 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/8/2022), Protelindo meraih pinjaman Rp 1,5 triliun dari Bank Mizuho Indonesia. Tujuan pinjaman ini tidak terbatas pada pembiayaan belanja modal dan pembiayaan kembali utang yang ada. Adapun pinjaman ini memiliki tanggal jatuh tempo pada 29 Agustus 2027.

Sekretaris Perusahaan PT Sarana Menara Nusantara Tbk Monalisa Irawan menulis, transaksi bukan merupakan transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan bagi perseroan. Hal ini sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK Nomor 42 Tahun 2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan dan bukan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha.

“Informasi atau fakta material yang diungkapkan tidak memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan,” tulis manajemen Sarana Menara Nusantara.

Pada perdagangan saham Selasa, 30 Agustus 2022 pukul 13.37 WIB, saham TOWR naik 0,81 persen ke posisi Rp 1.240 per saham.

Saham TOWR dibuka turun 10 poin ke posisi Rp 1.220 per saham. Saham TOWR berada di level tertinggi Rp 1.240 dan terendah Rp 1.220 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.027 kali dengan volume perdagangan 61.313 saham. Nilai transaksi Rp 7,6 miliar.


Perubahan Pengurus Perseroan

Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menyetujui pengunduran diri Komisaris Independen TOWR, Mirza Adityaswara.

RUPSLB tersebut sekaligus mengangkat John Aristianto Prasetio sebagai Komisaris Independen yang baru PT Sarana Menara Nusantara Tbk pada Jumat, 19 Agustus 2022. Adapun John A.Prasetio saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama BEI sejak 21 Juni 2017.

Selain itu, ia juga menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Lippo Karawaci Tbk, Komisaris Independen di PT Global Mediacom Tbk dan Senior Advisor Crowe Indonesia.Ia pernah bertugas menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Korea Selatan mulai Oktober 2012 sampai 1 Februari 2017.

Sebelum penempatannya di Korea Selatan, John adalah Ketua APEC Business Advisory Council, Indonesia, Anggota Komite Ekonomi Nasional dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia.

Pengalaman yang dimilikinya, antara lain sebagai Executive Chairman Prasetio Utomo, Asia Pacific Chief Executive Officer/Area Managing Partner Andersen Worldwide, Senior Advisory Partner dari Ernst & Young Asia Pacific dan Chairman Ernst & Young Indonesia.

John Prasetio emperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada 1973 dan telah mengikuti berbagai program eksekutif di luar negeri, seperti Program Pengembangan Manajemen di Harvard Business School, Amerika Serikat pada 1980.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya