Liputan6.com, Jakarta - China menjadi negara pertama yang menyetujui vaksin Covid-19 yang dihirup. Dibuat oleh CanSino, vaksin memiliki bahan yang mirip dengan vaksin yang disuntikkannya, menggunakan adenovirus yang tidak berbahaya sebagai pembawa kode genetik yang mengajarkan tubuh cara melawan virus Covid-19.
Dilansir dari BBC, Kamis (7/9/2022), vaksin yang diberi nama Convidecia Air ini nantinya akan dihirup sebagai kabut halus. Convidecia Air dapat memberikan perlindungan yang baik hanya dengan satu tarikan napas, kata perusahaan itu.
Baca Juga
Advertisement
Penelitian lain, termasuk tim di Inggris dan AS, telah menyelidiki vaksin semprot hidung. Para ilmuwan mengatakan ini dapat memberikan kekebalan tambahan pada lapisan hidung dan saluran udara bagian atas, tempat virus Covid-19 biasanya masuk ke dalam tubuh.
Administrasi Produk Medis Nasional China memberikan persetujuan CanSino untuk vaksin inhalasi yang akan digunakan sebagai dosis booster. Itu dapat menambah perlindungan pada mereka yang sebelumnya telah disuntik vaksin atau booster. Sementara itu, program booster vaksin Covid-19 terbaru telah dimulai di Inggris, Wales, dan Skotlandia.
Infeksi turun di sekitar Inggris, tetapi bos kesehatan memprediksi kebangkitan Covid-19 dan flu musim gugur dan musim dingin ini. Mereka mendesak masyarakat yang memenuhi syarat untuk melindungi diri dari penyakit serius dengan divaksinasi terhadap keduanya.
India Menyetujui Penggunaan Vaksin COVID-19 Lewat Hidung
Senada dengan China, India, pada Selasa, 6 September 2022, juga telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 yang diberikan melalui hidung (nasal). Vaksin bebas jarum suntik ini dikembangkan secara lokal guna mendorong industri farmasi di negara tersebut.
Vaksin intra-nasal ini dikembangkan oleh pembuat Covaxin, Bharat Biotech bersama dengan Washington University St Louis. Lampu hijau dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) disebut telah dikantongi sejak November 2021.
Regulator obat India atau Drugs Controller General of India (DCGI) VG Somani memberikan otoritas penggunaan darurat vaksin iNCOVACC (BBV154) sebagai dosis utama bagi seseorang di atas 18 tahun yang belum divaksinasi, bukan sebagai booster.
"Langkah ini akan semakin memerkuat perjuangan kolektif kita melawan pandemi," kata Menteri Kesehatan, Masukh Mandaviya di Twitter seperti dikutip dari situs Channel News Asia pada Rabu, 7 September 2022.
Advertisement
Masih uji coba
Dalam sebuah pernyataan disebutkan bahwa Bharat Biotech melakukan uji coba fase ketiga di 14 lokasi di seluruh India dan menemukan bahwa keamanannya 'sangat sebanding' dengan vaksin lain. Data pengembangan akan diserahkan ke jurnal peer-review dan dirilis ke publik.
Ketua dan Direktur Pelaksana Bharat Biotech, Dr Krishna Ella menyebut bahwa vaksin COVID-19 yang diberikan melalui hidung ini sebagai 'pengubah permainan global' dalam teknologi dan sistem pengiriman vaksin intra-nasal.
"Permintaan vaksin COVID-19 masih rendah tapi pengembangan produk vaksin intranasal terus kami lakukan untuk memastikan bahwa kami siap dengan platform teknologi untuk penyakit menular di masa depan," katanya.
Masih belum jelas kapan produk tersebut akan tersedia untuk penggunaan umum. Perusahaan hanya mengatakan akan diluncurkan pada waktunya. Persetujuan penggunaan darurat vaksin COVID-19 melalui hidung muncul dua hari setelah China meluncurkan vaksin COVID-19 inhalable pertama di dunia, Convidecia Air, yang diberikan melalui nebuliser.