PPP Ingin Segera Berbenah Usai Suharso Monoarfa Tak Lagi Jadi Ketum

Konflik internal kembali menghiasi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Disebut partai berlambang Ka'bah itu harus bebernah setelah Suharso Monoarfa tak lagi menjadi ketua umum.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Sep 2022, 01:00 WIB
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa memberikan sambutan saat Pendaftaran Partai Politik Calon Peserta Pemilu tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Rabu (10/8/2022). Diketahui, PPP mendaftarkan diri bersama dengan parpol lainnya di Koalisi Indonesia Bersatu yakni PAN dan Golkar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Konflik internal kembali menghiasi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Disebut partai berlambang Ka'bah itu harus bebernah setelah Suharso Monoarfa tak lagi menjadi ketua umum.

Wakil Gubernur Jawa Tengah yang juga merupakan putra almathum KH Maimoen Zubair, Taj Yasin mengatakan, permasalahan ini bukan hanya dipicu oleh satu kasus, melainkan sejumlah akumulasi. Karena itu menyambut baik saat Suharso tak lagi menjabat posisi Ketum.

"Gejolak itu sebenarnya sudah panjang. Sejak dari Muscab (Musyawarah Cabang), Muswil (Musyawarah Wilayah) sampai penetapan Ketua DPC dan DPW yang menjadi masalah sendiri. Yang namanya PPP kan mengedepankan persatuan yang mesti dimusyawarahkan, tidak pakai tangan besi," kata dia dalam keterangannya, Rabu (7/9/2022).

Pria yang akrab juga disapa Gus Yasin ini berharap, para kader PPP tak berlarut-larut dan segera bersiap terlebih partai dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)

"Sebagai kader, saya menyambut baik agenda pertemuan KIB dan saya yakin partai di dalam koalisi akan menunggu hasil akhir PPP. Kalau PPP sudah solid ya pasti jalan terus. Saya berharap kader PPP lebih baik lagi, ya. Kita harus legawa bersama untuk membawa PPP ke arah yang lebih baik, jelas dia.

Di kesempatan terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono langsung fokus menatap Pemilu 2024.

Dia akan melakukan persiapan ekstra agar PPP tidak tenggelam di pemilu.

"PPP tidak sendirian, partai lain juga akan menghadapi agenda besar tahapan Pemilu 2024 yang waktunya kurang dari 500 hari. Ini pekerjaan besar, kewajiban konstitusi bagi PPP untuk ikut dalam penyelenggaraan Pemilu," ujar Mardiono, saat Konferensi Pers di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, Rabu (7/9/2022).

 


Tak Ingin terulang

Plt Ketua Umum PPP Mardiono saat Konferensi Pers di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, Rabu (7/9/2022). (Foto: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com).

Mardiono tidak ingin PPP mengulang sejarah buruk Pemilu 2019 yang hanya menjadi partai suara terkecil.

Ia menegaskan harus bekerja keras agar bisa mendapatkan suara yang besar dan tidak tenggelam.

"Kami semua, tidak hanya saya tidak boleh mengulang sejarah partai yang memperoleh suara terendah karena PPP partai tertua. Kami bertekad akan bekerja keras agar partai warisan ulama ini tidak tenggelam, sebab saat ini berada di ambang batas parliamentary threshold," ujarnya.

 


Plt Ketum PPP

Sebelumnya, Mardiono dipilih sebagai Plt Ketua Umum PPP menggantikan Suharso Monoarfa dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang dilaksanakan pada 4-5 September 2022 di Hotel Swissbelinn, Cikande, Banten.

Terdapat kegelisahan dan keluhan yang disampaikan oleh para kader dan akhirnya direspon oleh para Majelis Partai. Telah dilakukan juga tabayun, hingga surat permohonan Ketua Majelis Partai yang meminta Suharso mundur dengan legowo.

Sejauh ini, Mardiono pun mengklaim bahwa ia masih memiliki hubungan yang baik dengan Suharso usai dipilih menjadi Plt Ketua Umum PPP.

 

 

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya