Minta Maaf, Kapolres Pamekasan Beber Alasan Bubarkan Paksa Acara Guru PAUD 

Ia menjelaskan, pembubaran paksa dilakukan karena kegiatan tidak mengantongi izin dari Satgas COVID-19

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Sep 2022, 09:06 WIB
Kapolres Pamekasan setelah pertemuan dengan Himpaudi. (sumber: polrespamekasan)

Liputan6.com, Pamekasan - Kapolres Pamekasan AKBP Rogib Trianto meminta maaf terkait pembubaran acara pelatihan  Implementasi Kurikulum Merdeka bagi Guru PAUD se-Kabupaten Pamekasan pada 5 September 2022.

"Secara kelembagaan kami mohon maaf atas kejadian itu," kata AKBP Rogib Trianto, Rabu (8/9/2022).

Ia menjelaskan, pembubaran paksa dilakukan karena kegiatan tidak mengantongi izin dari Satgas COVID-19. Sesuai dengan ketentuan, jika ada kelompok warga hendak menggelar kegiatan, terlebih dahulu harus berkoordinasi dengan polsek jajaran dan mendapatkan izin dari tim Satgas COVID-19.

"Tindakan pembubaran oleh Polsek Larangan karena panitia, yakni pengurus Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Pamekasan, tidak meminta izin terlebih dahulu ke Satgas COVID-19 Pamekasan dan tidak berkoordinasi dengan polsek setempat," jelasnya.

Selain itu, panitia juga tidak menyampaikan pemberitahuan kepada aparat desa setempat, sebagaimana sudah menjadi prosedur tetap dalam setiap kegiatan yang melibatkan banyak orang.

Kapolres menjelaskan, kasus pembubaran paksa kegiatan pelatihan implementasi kurikulum merdeka itu memang sempat menuai kecaman dari sejumlah pihak karena polisi dianggap tidak berpihak pada kepentingan dunia pendidikan.

"Kami telah pertemuan dengan perwakilan pengurus Himpaudi, Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan, serta perwakilan dari DPRD Pamekasan. Permasalahan itu telah dianggap selesai dengan beberapa kesepakatan," katanya.


Anggap Miskomunikasi

Kesepakatan itu, di antaranya polres bersama Himpaudi, organisasi guru yakni PGRI serta Ikatan Guru TK Indonesia akan menggelar pelatihan lanjutan karena terganggu akibat terjadi pembubaran paksa.

Polres dan Himpaudi akan bekerja sama untuk saling mengenal, dan polres siap memfasilitasi pendampingan psikologis bagi guru PAUD yang trauma akibat pembubaran tersebut.

"Kami juga siap membuka ruang terbuka bagi Himpaudi yang menginginkan adanya pembelajaran mengenal dunia polisi, seperti kunjungan ke mapolres atau polsek bagi siswa PAUD," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan Akhmad Zaini menyatakan bahwa kasus pembubaran kegiatan guru PAUD oleh Polsek Larangan itu karena miskomunikasi.

"Melalui kasus ini, ke depan kami jadikan sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas komunikasi kami dan koordinasi kami dalam rangka bekerja sama meningkatkan kualitas pendidikan di Pamekasan," kata Zaini

Infografis Alasan & Solusi Harga BBM Subsidi Naik (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya