Kejar Kantongi USD 500 Juta dalam 10 Tahun, PT DI Gandeng Airbus

Keuntungan kerjasama dengan Airbus ini, PTDI bisa berperan lebih lagi di kancah industri penerbangan global.

oleh Arief Rahman H diperbarui 08 Sep 2022, 10:44 WIB
PT Dirgantara Indonesia bersama Airbus menandatangani MoU terkait kerja sama kedirgantaraan. Foto: Arief Rachman Hakim/Liputan6.com

Liputan6.com, Belitung - PT Dirgantara Indonesia bersama Airbus menandatangani MoU terkait kerja sama kedirgantaraan. MoU ini berkaitan menyoal peningkatam bisnis peningkatan bisnis Aerostructure dan Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO).

Keuntungan kerjasama ini, PTDI bisa berperan lebih lagi di kancah industri penerbangan global. Ini juga jadi rangkaian G20 Development Ministerial Meeting Side Event bertema “Harnessing the Ecosystem of Aerospace Industry in Indonesia” pada 7-8 September 2022 di Belitung.

Adanya Nota Kesepahaman ini diharapkan mampu menjadi salah satu pendorong misi perusahaan. Yakni, mampu mencatatkan pendapatan USD 500 juta dalam 10 tahun kedepan.

“Saya menyambut kerja sama antara PT DI dan Airbus ini sebagai tanda ekspansi kapasitas dalam kerangka kolaborasi global. Nota kesepahaman ini diharapkan dapat lebih memajukan kerja sama kedua perusahaan, sekaligus meningkatkan partisipasi industri kedirgantaraan Indonesia dalam rantai nilai industri kedirgantaraan global. Kami berharap hal ini juga akan memicu kolaborasi baru di masa depan,” ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa di Belitung, ditulis Kamis (8/9/2022).

CEO PT DI Gita Amperiawan menyebut, nota kesepahaman ini sangat strategis bagi PT DI, terutama dalam hal peningkatan peran dalam ekosistem industri.

Dengan kerja sama ini, PT Dirgantara Indonesia diharapkan dapat meningkatkan perannya dalam mengembangkan ekosistem industri dalam negeri.

“Penandatanganan Nota Kesepahaman ini diharapkan akan mendorong peningkatan kompetensi dan value bisnis Aerostructure PT Dirgantara Indonesia yang diestimasikan dapat mencapai USD 500 juta dalam 10 tahun ke depan,” ujar Gita.

Gita menambahkan dengan adanya perjanjian ini tentu bisa mengakselerasi proses bisnis dari PTDI. Utamanya dalam merambah industri penerbangan global.

"Dan paling penting kita bisa gerakkan ekosistem daripada industri kedirgantaraan kita. tadi kan kita punya ambisi dalam 10 tahun achive 500 juta dolar," ujarnya.

"Nah ini adalah menjadi oporunity bagi ekosistem nasional, untuk achive target ini. Ini 10 kali lipat dari exiating yang ada sekarang. Dan ini sebetulnya dengan support dari Airbus, more confidence buat achive ini," tambah Gita.

 


Pesawat N219

N-219, Pesawat di Kawasan Perintis Karya Anak Bangsa (sumber:ist)

Melalui produksi pesawat N219, PTDI membidik peningkatan kontribusi dalam upaya memperluas konektivitas serta aksesibilitas, baik antara kota besar dan kecil, maupun antar kota kecil.

Pesawat N219 dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan operasi di karakteristik wilayah yang merupakan daerah dengan elevasi tinggi.

Kemudian, takeoff and landing pada landasan pendek, waktu operasi bandara yang singkat, cuaca yang sulit diprediksi, fasilitas bandara terbatas, dan wilayah dengan kondisi geografis di pegunungan yang selama ini sulit dijangkau.

Pesawat N219 juga telah memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri sebesar 44,69 persen, sesuai Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Sebagai bekal menghadapi persaingan pasar global, pesawat N219 juga telah mengantongi sertifikasi dari Kementerian Perindustrian.

“PT DI dan Airbus sepakat, bagaimana kita menguatkan kerja sama strategis. Tidak hanya menempatkan Indonesia sebagai pasar, tetapi juga bagaimana PTDI secara signifikan turut menjadi pelaku industri penerbangan,” jelas Gita.

 


Kerja Sama Sejak Lama

PT Dirgantara Indonesia bersama Airbus menandatangani MoU terkait kerja sama kedirgantaraan. Foto: Arief Rachman Hakim/Liputan6.com

Menyaksikan penandatanganan MoU, President Airbus Asia-Pacific, Anand Stanley mengatakan, kalau kedua perusahaan telah menjalin kerja sama sejak lama. Tercatat sejak tahun 1976 yang dimulai dengan lisensi untuk memproduksi pesawat taktis NC212 dan helikopter NBO-105.

"MoU yang ditandatangani hari ini adalah perpanjangan dari kemitraan yang telah terjalin selama 40 tahun serta akan mencakup berbagai jenis manufaktur dan keahlian teknik yang lebih luas. Airbus berkomitmen untuk mempertahankan posisinya sebagai mitra terbesar Indonesia dalam industri penerbangan dan kami berharap dapat terus meningkatkan hubungan kerja sama dengan PTDI," paparnya.

Kini, Airbus adalah produsen terdepan segmen helikopter di Indonesia dengan sekitar 150 helikopter aktif yang digunakan oleh lebih dari 30 operator Indonesia.

Angka tersebut mencakup sepertiga dari total pasar Indonesia, yang armadanya terdiri dari helikopter bermesin tunggal, bermesin ganda, hingga yang lebih besar seperti model H225M terbaru.

 


Pesawat Airbus Dipakai Indonesia

Citizen6, Bekasi: Pesawat C295 tersebut akan direncanakan bisa terbang dalam HUT TNI, 5 Oktober 2012 nanti. Untuk selanjutnya akan ditempatkan di Skadron 2 Wing 1 Lanud Halim PK sebagai pengganti Fokker 27. (Pengirim: Rahmat Eko Avianto).

Sementara itu, pemerintah Indonesia adalah pengguna utama pesawat militer Airbus - terutama pesawat angkut seperti C295.

Hingga saat ini, terdapat 11 C295 yang beroperasi bersama Angkatan Udara Indonesia dan Kepolisian Indonesia. Pada November 2021 lalu, Kementerian Pertahanan telah memesan dua unit A400M.

Dengan kemampuan angkut yang besar, pesawat multiperan ini akan berperan penting dalam berbagai misi termasuk terjun payung, transportasi kargo berat, dan misi evakuasi.

Kementerian Pertahanan juga telah menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk pembelian empat A400M tambahan di masa depan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya