Psikolog: Depresi Tak Bisa Selalu Jadi Alasan Kurang Maksimal dalam Bekerja

Bekerja bisa terasa lebih berat, depresi sebenarnya tidak bisa selalu dijadikan alasan untuk kurang maksimal.

oleh Diviya Agatha diperbarui 09 Sep 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi Stres Credit: pexels.com/Andrea

Liputan6.com, Jakarta Bekerja bisa jadi berkali-kali lipat lebih sulit saat kondisi mental sedang tidak baik-baik saja. Terutama saat gejala depresi muncul di tengah pekerjaan menumpuk.

Meski bekerja terasa lebih berat, depresi sebenarnya tidak bisa selalu dijadikan alasan atau excuse untuk kurang maksimal dalam bekerja. Hal tersebut akan erat kaitannya dengan tingkat profesionalisme terhadap pekerjaan.

Menurut psikolog klinis, Anna Surti Ariani atau yang akrab disapa Nina, depresi sebenarnya memang sangat mungkin dijadikan excuse untuk tidak maksimal dalam bekerja. Hal tersebut lantaran kondisi psikis dan fisik bisa berdampak.

"Tapi kalau menjadi excuse menurut saya sebagai profesional, seharusnya tidak. Jadi, orang yang bersangkutan perlu untuk segera mencari bala bantuan. Supaya kalaupun kena, enggak lama-lama," ujar Nina melalui sambungan telepon pada Health Liputan6.com ditulis Kamis, (8/9/2022).

"Karena itu (mengatasi depresi) merupakan tanggung jawab pribadi. Sebagai seorang pekerja, kita enggak bisa lama-lama untuk minta excuse dari kantor. Sesekali kita akan perlu minta excuse, tapi enggak bisa terus-terusan. Jadi kita pun harus menolong diri kita supaya bisa bangkit segera," tambahnya.

Nina menjelaskan, tetap bekerja saat gejala depresi kambuh memang cukup berat. Namun sebenarnya masih ada beberapa hal yang bisa diupayakan untuk meredakan gejala tersebut terutama jika harus tetap bekerja.

 


Olahraga dan Makan Sehat Bisa Bantu Redakan Gejala Depresi

Ilustrasi Berdamai dengan Masa Lalu Credit: pexels.com/Anna

Cara pertama yang dianjurkan oleh Nina adalah dengan tetap menggerakan tubuh. Saat gejala depresi kambuh dan harus tetap bekerja, Anda bisa mencoba untuk mengajak tubuh untuk tetap aktif lewat bergerak.

"Ini memang cukup berat. Jadi, kadang-kadang yang bisa membantu itu kalau dia tetap berusaha untuk bergerak. Bergerak itu entah dia berolahraga, stretching, atau sekadar jalan aja," kata Nina.

"Walaupun, jalan itu terkesan sederhana, tapi sangat bisa melancarkan peredaran darah. Dengan melancarkan peredaran darah, itu bisa membuat hormon-hormon yang negatif dalam dirinya cenderung lebih mudah keluar. Sehingga dia bisa lebih tahan dari kerentanan depresi tadi," tambah wanita yang praktik di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Depok ini. 

Cara selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan mengupayakan makan sehat. Menurut Nina, makan sehat sebenarnya dapat sangat membantu kondisi depresi.

Di samping itu, Nina juga menyarankan untuk berjemur. Selain menjadi sumber vitamin D alami, berjemur dianggap bisa membantu meredakan gejala depresi karena dapat membantu memperbaiki suasana hati di pagi hari.


Jika Gejala Depresi Tak Terbendung...

ilustrasi mengatasi depresi/unsplash

Pada kantor-kantor yang ramah depresi, seseorang bisa meminta izin jika gejalanya sedang kambuh. Kondisi ini dapat disampaikan secara baik-baik dan tetap mengupayakan yang terbaik untuk pekerjaan.

"Kita bisa sampaikan pada atasan kita, usahakan dengan kalimat yang positif. Contohnya, 'Saya betul-betul berusaha untuk tetap masuk kantor. Tapi memang pada hari ini kondisi saya juga lagi berat'. Di situ kita menyampaikan bahwa ada hal-hal yang kita enggak bisa lawan dari dalam diri kita. Tapi kita tetap mau mengusahakan yang terbaik untuk kantor yang bayar kita," ujar Nina.

Dalam kesempatan yang sama, Nina mengungkapkan bahwa di samping segala upaya di atas, mencari pertolongan profesional menjadi yang paling penting.

"Karena kalau misalnya itu sudah mengganggu kinerja kita, ya berarti memang butuh bantuan. Jadi jangan kasarnya sok tahu untuk bisa mengatasi depresi sendirian," kata Nina.

"Ada kondisi-kondisi depresi tertentu yang perlu untuk dibantu oleh profesional. Jadi segerakan mencari bala bantuan," sambungnya. 


Harus Memahami Profesionalisme Diperlukan

Ilustrasi Mendengarkan Musik Credit: pexels.com/Artem

Nina mengungkapkan bahwa terutama saat pekerjaan yang dilakukan kerap tidak maksimal, seseorang yang mengalami depresi perlu untuk menyadari lebih dulu bahwa profesionalisme dalam dunia kerja itu penting.

"Kalau dalam dunia kerja, apa boleh buat? Memang dibutuhkan profesionalisme. Jadi kalau dalam bekerja boleh meningkatkan pemahaman. Tapi juga jangan terlalu memudahkan," kata Nina.

Menurut Nina, sebagai rekan kerja atau atasan, perlu juga untuk tetap memberikan tugas atau tanggung jawab pada yang bersangkutan tanpa membedakan berdasarkan kondisi mental.

Beberapa orang yang mengalami depresi perlu untuk diberikan tugas yang sama dan tidak terlalu dimudahkan. Hal tersebut dianggap akan membantu yang bersangkutan agar muncul perasaan bahwa ia mampu.

"Jadi tetap saja dia diminta untuk mengerjakan tugas terutama yang memang merupakan job desk dia. Kalau misalnya dia mengumpulkan terlambat, itu kita boleh berikan dorongan," pungkasnya.

Infografis Journal_Fakta Tren Istilah Healing Bagi Pengguna Media Sosial (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya