Liputan6.com, Jakarta - PT KAI Daop 1 Jakarta memastikan di area parkir Stasiun Bekasi Timur tidak ada pungutan liar (pungli) seperti informasi beberapa saat lalu di media sosial. Dalam pengelolaannya area parkir tersebut dikelola oleh manajemen pengusahaan area parkir yakni PT Totabuan Manajemen.
Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan, sesuai pertimbangan manajemen pengelola parkir tersebut tiket Rp 1.000, yang dikenakan pada saat ojek online melalui gate parkir merupakan tiket resmi, bukan pungutan liar. Tiket tersebut dikeluarkan oleh pihak pengelola.
Advertisement
“Apabila ojek online tidak melalui gate area parkir, atau hanya berhenti sampai dengan area khusus sebagai batas antar jemput ojek online yang sudah tersedia di kawasan Stasiun Bekasi Timur, maka tidak perlu membayar biaya tiket tersebut,” kata Eva dalam keterangan resminya, Kamis (8/9/2022).
Adapun saat ini di kawasan Stasiun Bekasi Timur sudah tersedia area batas drop off untuk angkutan online. Jika ojek online tidak melalui gate maka calon penumpang cukup berjalan sekitar 100 m untuk dapat menuju hall stasiun.
PT KAI Daop 1 menghimbau kepada seluruh masyarakat yang akan menggunakan jasa KA, agar dapat mengatur waktu keberangkatannya menuju stasiun dan memperhatikan ketentuan serta persyaratan yang berlaku.
Berikut persyaratan menggunakan KRL yang saat ini berlaku sesuai surat edaran dari Kementerian Perhubungan dan Satgas Covid 19 :
- Setiap pengguna layanan KRL sudah melakukan vaksinasi Covid-19.
- Menunjukkan bukti sertifikat vaksinasi menggunakan aplikasi PeduliLindungi saat akan masuk area stasiun.
- Bagi penumpang yang tidak memiliki smartphone, bisa memperlihatkan sertifikat vaksin minimal dosis pertama.
KAI Daop 1 Jakarta bersama KAI Commuter berkomitmen untuk selalu meningkatkan kenyamanan penumpang kereta baik di area stasiun maupun di atas KA.
Harga BBM Naik, KAI Pikir-pikir Sesuaikan Tarif Kereta Api
Pemerintah secara resmi telah membutuskan harga BBM naik pada 3 September 2022 pukul 14.30 WIB. Hal ini menjadikan sejumlah angkutan umum terpaksa berfikir untuk menyesuaikan harga tiketnya.
Salah satunya angkutan kereta api. PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan dengan lebih mahalnya harga BBM, maka biaya operasional perusahaan juga membengkak.
"KAI masih melakukan kajian terhadap penyesuaian tarif tiket kereta api, akibat adanya kenaikan harga BBM. Perubahan tarif BBM tentu mempengaruhi komponen biaya operasional KAI," kata VP Public Relations KAI Joni Martinus kepada Liputan6.com, Selasa (6/9/2022).
Hanya saja, KAI masih belum bisa memperkirakan berapa kenaikan harga tiket kereta api yang nantinya dibebankan kepada para penumpang.
"KAI akan berupaya agar penyesuaian tarif tiket kereta api tidak akan terlalu besar, sehingga tetap sesuai dengan kemampuan masyarakat," pungkas Joni.
Advertisement
Kinerja KAI Semester I-2022
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI berhasil membukukan laba bersih pada Semester I tahun 2022 sebesar Rp 740 miliar. Angka tersebut tumbuh 254 persen dibanding Semester I 2021 yang tercatat rugi Rp 480 miliar.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, di samping capaian peningkatan laba tersebut, KAI juga terus membukukan kinerja EBITDA yang positif yakni sebesar Rp 2 triliun atau tumbuh signifikan jika dibandingkan periode semester I 2021 sebesar Rp 548 miliar.
"KAI mulai mencatatkan hasil yang positif seiring dengan pulihnya kondisi perekonomian nasional yang salah satunya ditandai dengan pertumbuhan pasar transportasi publik, setelah dibukanya berbagai pembatasan mobilitas yang dilakukan pemerintah," kata Didiek Hartantyo, Senin (8/8/2022).
Hal ini memberikan dampak yang sangat baik dimana KAI mampu menghasilkan pendapatan senilai Rp 11,7 triliun atau tumbuh 58 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 7,4 triliun. Peningkatan di sisi pendapatan tersebut seiring dengan naiknya volume angkutan penumpang dan barang.