Saham Emiten Batu Bara Meroket, Siapa Paling Perkasa di BEI?

Penguatan harga batu bara ini juga berimbas terhadap sektor saham energi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Sep 2022, 12:00 WIB
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 mencapai USD 3,77 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga batu bara global kembali cetak rekor tertinggi seiring krisis energi global. Hal tersebut mendongkrak kenaikan harga saham emiten batu bara.

Mengutip Business Insider, 6 September 2022, batu bara untuk pengiriman di terminal Newcastle di Australia pada Oktober 2022 ditutup ke posisi USD 457,80 pada Senin, 5 September 2022 berdasarkan data Bloomberg. Posisi harga itu tertinggi sejak 2008.

Bloomberg juga melaporkan harga spot batu bara yang dimuat di Newcastle juga mencapai rekor tertinggi tiga kali lipat di atas level tahun lalu.

Sementara itu, harga batu bara Eropa diperdagangkan mendekati rekor tertinggi. Batu bara Rotterdam untuk pengiriman bulan depan telah meningkat tajam selama beberapa minggu terakhir seiring Rusia menekan aliran energi ke Eropa.

Batu bara berjangka Rotterdam pada Oktober diperdagangkan sekitar USD 390 pada Selasa, 6 September 2022. Harga batu bara itu turun dari posisi Maret USD 430.

Mengutip barchart.com, Kamis, (8/9/2022). Harga batu bara ICE Newcastle untuk Oktober 2022 turun 3,6 persen ke posisi USD 434,70 pada 7 September 2022. Harga batu bara ICE New Castle sempat sentuh posisi tertinggi sepanjang sejarah apda 6 September 2022 di kisaran USD  465,10.

Penguatan harga batu bara ini juga berimbas terhadap sektor saham energi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data BEI, indeks sektor saham saham energi menguat 79,35 persen year to date ke posisi 2.043 hingga Rabu, 7 September 2022.

Namun, pada perdagangan saham 7 September 2022, indeks sektor saham energy turun 1,36 persen. Penguatan sektor saham energi ini juga yang menopang IHSG.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Indeks Sektor Saham Energi Pimpin Penguatan di BEI

Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan indeks sektor saham energi ini didukung kenaikan harga komoditas yang dipengaruhi permintaan secara global.

“Kita ketahui bersama terdapat krisis energi di Eropa dan Tiongkok yang membuat harga batu bara juga menguat,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Indeks sektor saham energi yang menguat tersebut didorong melambungnya saham emiten batu bara hingga ratusan persen. Pada jajaran top gainers 2022, saham SMMT naik 318,32 persen sepanjang 2022. Kemudian saham BUMI melambung 210,45 persen dan saham BYAN melonjak 148,3 persen.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya  menuturkan, saham batu bara melonjak didorong kenaikan harga komoditas batu bara dan gas alam. Hal ini akibat penghentian suplai gas dari Rusia ke Eropa. Cheryl menuturkan, hal tersebut menimbulkan ketidakpastian karena belum diketahui kapan lagi dipasok ke Eropa.

“Prospeknya untuk jangka menengah masih prospektif karena di Eropa juga musim dingin, jadinya permintaan komoditas energi akan naik sedangkan supplynya terbatas,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.


Saham Emiten Batu Bara Melambung

Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lalu saham emiten batu bara apa saja yang melambung tinggi dan topang sektor saham energi? Berikut sejumlah saham emiten batu bara yang melambung ratusan persen sepanjang 2022 hingga penutupan perdagangan 7 September 2022:

1.PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT)

Saham SMMT meroket 318,32 persen ke posisi Rp 845 per saham

2.PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

Saham BUMI meroket 210,45 persen ke posisi Rp 208 per saham

3.PT MNC Energy Invesments Tbk (IATA)

Saham IATA meroket 166,15 persen

4.PT ABM Investama Tbk (ABMM)

Saham ABMM meroket 160,56 persen

5.PT Bayan Resources Tbk (BYAN)

Saham BYAN meroket 148,33 persen ke posisi Rp 67.050 per saham

6.PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI)

Saham KKGI meroket 144,32 persen ke posisi Rp 645 per saham

7.PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)

Saham ITMG meroket 115,81 persen ke posisi Rp 44.025 per saham

8.PT Indika Energy Tbk (INDY)

Saham INDY meroket 102,59 persen ke posisi Rp 3.130 per saham

9.PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL)

Saham MCOL meroket 92,57 persen ke posisi Rp 7.125 per saham

10.PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

Saham ADRO meroket  78,67 persen ke posisi Rp 4.020 per saham

11.PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

Saham PTBA meroket 63,47 persen ke posisi Rp 4.430 per saham


Mencermati Saham Batu Bara di Tengah Harga Masih Tinggi

Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, sektor batu bara dinilai masih potensial di tengah tren kenaikan harga saat ini. Analis menilai, prospek saham batu bara ini diperkirakan masih positif.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya menuturkan, prospek saham batu bara diperkirakan masih akan baik karena harga batu bara masih akan tinggi. Mengutip investing.com, harga batu bara berjangka Newcastle Agustus 2022 naik 0,59 persen ke posisi USD 401.

"Prospeknya kami perkirakan masih akan baik karena harga coal masih akan tinggi mengingat embargo batu bara Rusia yang dilakukan Uni Eropa dan adanya lonjakan permintaan dari China,” ujar Cheryl saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (12/8/2022).

Sedangkan, untuk rekomendasi sahamnya, Cheryl memilih saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

"Rekomendasinya buy kami unggulkan ITMG Target 44.900, ADRO 3.600,” kata dia.

Meskipun demikian, Cheryl menyebutkan adanya risiko bagi sektor batu bara salah satunya gangguan cuaca dalam produksi.

“Di sisi lain risikonya adalah gangguan cuaca dalam produksi dan meredanya ketegangan antara Rusia dan Eropa,” ujar dia.

Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan, diperkirakan harga saham emiten batubara masih menguat dengan minat pelaku pasar yang tetap tinggi.

"Untuk semester II 2022 jika dilihat laporan semester I dan proyeksi pergerakan harga batu bara acuan yang masih cenderung masih stabil dengan penguatan yang kembali terjadi beberapa hari terakhir,” katanya.

Kemudian, untuk strategi saham, Ivan merekomendasikan untuk jual dan perlu mewaspadai penurunan harga komoditas.

"Untuk saat ini masih direkomendasikan buy. Hal yang perlu diwaspadai tentunya penurunan harga komoditas yang biasanya dapat memicu aksi profit taking pada saham-saham batu bara,” ucapnya.

Untuk saham pilihan yang bisa dicermati pelaku pasar, Ivan memilih antara lain saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO),PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), dan ITMG.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya