Derita UMKM: Baru Bangkit dari Covid-19, Kini Dihantam Harga BBM dan Tarif Ojol Naik

Kementerian Perhubungan resmi menaikkan tarif dasar ojek online (ojol) hingga 10 persen. Hal ini berdampak pada operasional UMKM.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Sep 2022, 13:57 WIB
Pengunjung berada di stan kuliner saat Festival Batavia Kota Tua, Jakarta, Minggu (28/8/2022). Festival yang berlangsung hingga hari ini tersebut menampilkan sejumlah kesenian tradisional maupun modern dan memamerkan sejumlah produk UMKM di Jakarta sekaligus sebagai momentum diresmikannya wajah baru Kota Tua pasca direvitalisasi. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan resmi menaikkan tarif dasar ojek online (ojol) hingga 10 persen. Tarif ojol naik tersebut mulai berlaku per 10 September 2022 mendatang.

Kenaikan tarif ojol ini tak hanya berdampak pada masyarakat sebagai pelanggan. Para mitra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang masuk dalam ekosistem ini juga turut kena imbasnya.

Apalagi kenaikan tarif tersebut bersamaan dengan dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang membuat harga-harga juga naik. Menghadapi situasi ini, Sekretaris Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Edy Misero meminta para pelaku usaha tetap optimistis bisa melalui masa-masa sulit ini.

"Kami sebagai pelaku usaha menyadari itu, kita juga harus menerima ini walau memang pahit rasanya," ungkap Edy saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Edy menyarankan agar pelaku UMKM melakukan penyesuaian harga agar tidak babak belur menghadapi kenaikan harga-harga. Paling tidak dinaikkannya 10 persen dari harga awal. Misalnya produk nasi goreng yang semula dijual Rp 25.000 per porsi, menjadi Rp 27.500.

"Kita harus menyesuaikan keadaan dengan perkembangan usaha itu sendiri. Kalau ada kenaikan tarif kan berarti ada cost, itu beban kenaikan masuk ke nilai jual dari produk," tuturnya.

 


Diterima Konsumen

Pengunjung melihat produk dalam pameran Karya Kreatif Indonesia 2022 di JCC Senayan, Jakrta (27/5). Bank Indonesia (BI) menargetkan pameran produk 200 UMKM bertajuk Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2022 membukukan transaksi sebesar Rp263,15 miliar serta meningkatkan pertumbuhan kredit UMKM yang telah mencapai 14,98 persen pada kuartal I 2022. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut dia, kenaikan harga produk bisa dilakukan sepanjang diterima konsumen. Namun, jika pengusaha khawatir kehilangan pelanggan, berarti harus rela keuntungannya berkurang.

Terpenting kata Edy, pelaku usaha dilarang mengurangi kualitas produksi barang. Sebab, cara ini bisa membuat pelanggan kabur karena rasanya sudah tidak sesuai.

"Banyak cara buat siasatnya tapi yang paling penting jangan menurunkan kualitas produksi kuliner yang dibuat. Mungkin dikurangi saja untungnya, jadi bisa sama-sama prihatin," ungkapnya.

 


Harus Tetap Bertahan

Menteri BUMN Erick Thohir, menemui pengusaha UMKM binaan Pertamina di Tong Tong Fair di Belanda.

Edy berpesan, dalam menghadapi situasi sulit sekarang, pelaku UMKM harus tetap bisa bertahan. Dia mengingatkan perekonomian Indonesia bisa tetap berjalan berkat pengusaha UMKM yang tidak pantang menyerah.

"Jangan kalah dengan situasi yang ada, kalau UMKM-nya kalah, Indonesia bisa ambruk. Makanya perlu daya tahan dan harus bisa survive," pungkasnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya