Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan resmi menaikkan tarif dasar ojek online (ojol) hingga 10 persen. Tarif ojol naik tersebut mulai berlaku per 10 September 2022 mendatang.
Kenaikan tarif ojol ini tak hanya berdampak pada masyarakat sebagai pelanggan. Para mitra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang masuk dalam ekosistem ini juga turut kena imbasnya.
Advertisement
Apalagi kenaikan tarif tersebut bersamaan dengan dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang membuat harga-harga juga naik. Menghadapi situasi ini, Sekretaris Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Edy Misero meminta para pelaku usaha tetap optimistis bisa melalui masa-masa sulit ini.
"Kami sebagai pelaku usaha menyadari itu, kita juga harus menerima ini walau memang pahit rasanya," ungkap Edy saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Edy menyarankan agar pelaku UMKM melakukan penyesuaian harga agar tidak babak belur menghadapi kenaikan harga-harga. Paling tidak dinaikkannya 10 persen dari harga awal. Misalnya produk nasi goreng yang semula dijual Rp 25.000 per porsi, menjadi Rp 27.500.
"Kita harus menyesuaikan keadaan dengan perkembangan usaha itu sendiri. Kalau ada kenaikan tarif kan berarti ada cost, itu beban kenaikan masuk ke nilai jual dari produk," tuturnya.
Diterima Konsumen
Menurut dia, kenaikan harga produk bisa dilakukan sepanjang diterima konsumen. Namun, jika pengusaha khawatir kehilangan pelanggan, berarti harus rela keuntungannya berkurang.
Terpenting kata Edy, pelaku usaha dilarang mengurangi kualitas produksi barang. Sebab, cara ini bisa membuat pelanggan kabur karena rasanya sudah tidak sesuai.
"Banyak cara buat siasatnya tapi yang paling penting jangan menurunkan kualitas produksi kuliner yang dibuat. Mungkin dikurangi saja untungnya, jadi bisa sama-sama prihatin," ungkapnya.
Advertisement
Harus Tetap Bertahan
Edy berpesan, dalam menghadapi situasi sulit sekarang, pelaku UMKM harus tetap bisa bertahan. Dia mengingatkan perekonomian Indonesia bisa tetap berjalan berkat pengusaha UMKM yang tidak pantang menyerah.
"Jangan kalah dengan situasi yang ada, kalau UMKM-nya kalah, Indonesia bisa ambruk. Makanya perlu daya tahan dan harus bisa survive," pungkasnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com