Apa Penyebab Pasangan Selingkuh Seperti di Film Mendarat Darurat?

Film Mendarat Darurat mengisahkan perselingkuhan. Lantas, apa sebenarnya penyebab main serong bisa terjadi dalam hubungan?

oleh Putu Elmira diperbarui 08 Sep 2022, 15:30 WIB
Ilustrasi selingkuh, perselingkuhan. (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Film Mendarat Darurat secara resmi tayang di bioskop hari ini, Kamis (8/9/2022). Film yang disutradari Pandji Pragiwaksono tersebut dibintangi para bintang ternama Indonesia, seperti Reza Rahadian, Luna Maya, dan Marissa Anita.

Film Mendarat Darurat dibumbui cerita perselingkuhan oleh karakter di dalamnya. Dikisahkan, seperti dilansir dari IMDb, Kamis (8/9/2022), bertahan dari kecelakaan adalah sesuatu yang seharusnya menjadi kabar baik bagi banyak orang.

Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Glenn (Reza Rahadian). Hal tersebut dikarenakan ia, yang seharusnya jadi korban kecelakaan pesawat, justru selamat karena berselingkuh dengan Kania (Luna Maya) di sebuah hotel.

Kebingungan Glenn bertambah karena ia telah memberi tahu istrinya, Maya (Marissa Anita), bahwa ia sudah berada di pesawat yang siap lepas landas. Ia menghadapi pilihan yang sulit, yakni harus memberi tahu Maya dan keluarganya bahwa ia masih hidup, tapi kebenaran tentang apa yang menyelamatkannya justru akan mengancam pernikahannya.

Tahap emosional dari perselingkuhan sebetulnya sangat mirip dengan kesedihan. Pertama, ada keterkejutan bahwa orang yang paling dekat telah berkhianat, bahkan mungkin penyangkalan saat bergulat dengan tindakan mereka.

Kemudian, rasa sakit dan kemarahan mengikuti, yang umumnya mengarah pada satu pertanyaan, yakni mengapa orang selingkuh? Dikutip dari Brides, Kamis (8/9/2022), menurut Kelly Campbell, Ph.D., Profesor Psikologi di California State University, San Bernardino, ada banyak sekali alasan orang selingkuh, tapi ia dengan cepat menunjukkan bahwa itu tidak harus dibenci.


Tanda-Tanda

Ilustrasi selingkuh. (dok. unsplash.com/@heathermount)

"Kami tidak tahu apakah manusia bahkan dimaksudkan untuk menjadi monogami. Hanya saja beberapa orang secara alami lebih sejalan dengan pandangan itu dan yang lainnya tidak," katanya. Mengingat perbedaan ini, Campbell mengatakan, sangat penting bagi setiap pasangan untuk mendiskusikan apa arti perselingkuhan bagi mereka.

"Penting untuk mengetahui bagaimana pasangan Anda mendefinisikannya. Pria cenderung lebih kesal tentang perselingkuhan fisik, sementara perempuan menghargai pengungkapan emosional. Bagaimana Anda tahu di mana batasnya?" terangnya.

Tanda-tanda:

1. Mereka kurang ramah dan kurang bersikap hati-hati

"Sebagian besar peneliti setuju 'lima besar' adalah metrik yang paling banyak digunakan dan mencerminkan tipe kepribadian," kata Campbell. "Ketika orang berperingkat rendah untuk keramahan dan kehati-hatian, penelitian menunjukkan bahwa mereka lebih cenderung berselingkuh."

2. Hidup Anda tak saling terkait

"Jika memerhatikan bahwa hidup Anda tidak saling terkait" itu pertanda, katanya. "Ketika Anda bertemu satu sama lain, apakah Anda mengungkap informasi yang berarti atau menahan diri? Penting untuk menjadi rentan dengan pasangan Anda," tuturnya.


Alasan

ilustrasi pernikahan dan cincin/Photo by Jeremy Wong Weddings on Unsplash

3. Melihat perbedaan mereka sebagai kekurangan

"Pada awalnya Anda mungkin menemukan sifat seseorang yang diinginkan karena mereka menyeimbangkan Anda dan Anda pikir Anda membutuhkan keseimbangan itu. Tapi seiring waktu, orang-orang yang berlawanan sering melihat perbedaan itu sebagai kekurangan yang fatal."

4. Mereka menjadi narsis

Perhatikan perubahan perilaku, kata Campbell, yang mencatat bahwa sifat narsistik bermasalah. "Orang yang narsis cenderung terlibat dalam perselingkuhan. Jika melihat pasangan Anda mulai mendambakan lebih banyak perhatian, misalnya, dengan berinteraksi dengan pelayan di restoran, itu adalah tanda bahaya."

Alasan

Ada banyak alasan orang selingkuh. Tetapi menurut Campbell, mereka biasanya terbagi dalam tiga kategori, yakni individu, hubungan, dan situasional.

"Ungkapan 'sekali selingkuh, selalu selingkuh' mengacu pada alasan individu untuk selingkuh, kualitas tentang orang yang membuatnya lebih rentan untuk melakukan perselingkuhan," tulisnya dalam sebuah artikel untuk Psychology Today. Aspek-aspek seperti ciri-ciri kepribadian, orientasi agama dan politik, serta gender mungkin semua berperan.


Faktor Risiko

Ilustrasi patah hati. (Photo by Nick Herasimenka on Unsplash)

Selingkuh juga bisa dilatarbelakangi perasaan tidak puas. "Para peneliti menemukan bahwa kemitraan yang ditandai dengan ketidakpuasan, seks yang tidak memuaskan, dan konflik yang tinggi berisiko lebih tinggi untuk perselingkuhan," katanya.

Akhirnya, ada alasan situasional. Ini mengacu pada orang-orang yang tidak memiliki kepribadian yang cenderung selingkuh, tapi "sesuatu tentang lingkungan mereka menempatkan mereka pada risiko perselingkuhan." Sesuatu yang tampaknya sederhana seperti pindah pekerjaan atau kota mungkin berperan.

Dikutip dari Verywellmind, masalah dalam hubungan suami istri juga bisa menjadi faktor risiko perselingkuhan. Adapun beberapa faktor risiko di antaranya adalah:

- Kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan emosional

- Keterputusan emosional dan/atau fisik

- Tekanan keuangan

- Kurang komunikasi

- Kurangnya rasa hormat

- Kompatibilitas rendah (orang yang menikah karena alasan yang salah): Kompatibilitas rendah dapat menyebabkan rasa "perasaan menyesal yang dialami setelah melakukan pembelian, biasanya yang dianggap tidak perlu atau berlebihan."

Infografis Macam-Macam Bahasa Cinta. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya