Liputan6.com, Belitung Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membuka gelaran Development Ministerial Meeting G20 di Belitung, Kamis (8/9/2022). Ini merupakan forum tingkat menteri pembangunan dari negara G20.
Pada pembukaan forum tersebut, Suharso mewanti-wanti negara anggota G20 untuk turut serta memberikan dukungan terhadap UMKM. Pasalnya, sektor ini mampu menjadi motor pertumbuhan di negara berkembang.
Advertisement
Dalam konteks ini, Suharso menilai perhatian tersebut mampu memberikan dampak kepada ekonomi berkembang. Sehingga pemulihan menjadi lebih kuat dan inklusif.
"Saya ingin menekankan bahwa menjalankan business as usual tidak lagi memungkinkan, dan bukan juga sesuatu yang kita inginkan," kata dia dalam DMM G20, Belitung, Kamis (8/9/2022).
"Kita telah menyaksikan bahwa di negara berkembang, Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM akan menjadi tumpuan penting untuk menciptakan 600 juta lebih pekerjaan yang akan dibutuhkan untuk 15 tahun ke depan dalam menyerap tenaga kerja global yang terus mengalami peningkatan," bebernya.
Harapannya, negara anggota G20 bisa memprioritaskan dukungan terhadap UMKM sehingga bisa bertahan sekuat mungkin dari guncangan atau krisis mendatang. Upayanya bisa berupa adopsi praktik bisnis berkelanjutan dan manajemen risiko.
UMKM, menurut dia, sebagai salah satu motor penggerak ekonomi, dimana sejalan dengan forum tingkat menteri pembangunan. Ia mengisahkan kalau Development Working Group yang terbentuk 1 dekade lalu memmiliki peran penting dalam mendukung pembangunan negara berkembang.
"Forum yang kita visikan dapat menyatukan ekonomi-ekonomi terbesar dunia untuk bersama-sama menutup kesenjangan pembangunan dan membantu negara berkembang. Perjalanan kita tidak selalu mudah – namun, kuatnya kolaborasi kita selama ini telah membuktikan bahwa kita tidak pernah sendirian," paparnya.
Menurut pantauan Liputan6.com di lapangan, sebelum pembukaan, Suharso menyambut sejumlah delegasi dari berbagai negara. Terlihat ia saling bercengkerama dan berbincang singkat.
Di dalam ruangan diskusi Suharso Monoarfa terlihat berada di sisi depan. Sementara delegasi dari Rusia juga terlihat berada diantara delegasi Meksiko dan Saudi Arabia. Di sisi seberangnya, terlihat ada delegasi dari Amerika Serikat, Kanada, dan Chna secara beriringan.
Fokus Perlindungan Sosial
Di sisi lain, Suharso melirik masih dibutuhkannya perlindungan sosial terkait dampak Covid-19 di negara berkembang. Mesi ada peningkatan program perlindungan sosial selama pandemi, namun lebih dari 4 miliar penduduk di dunia masih belum tercakup dalam sistem perlindungan sosial.
"Untuk memastikan resiliensi masyarakat dalam menghadapi guncangan dan krisis, kami sebagai Presidensi, memfokuskan prioritas kami pada inisiatif perlindungan sosial adaptif," kata dia.
Menurutnya, cara ini sesuai untuk memitigasi dan melakukan adaptasi yang lebih baik terhadap berbagai guncangan. Seperti halnya pandemi, bencana alam, dan bencana akibat perubahan iklim.
Advertisement
Manfaat Ekonomi Biru
Sebelumnya, Menteri Suharso menyinggung so manfaat dari penerapan ekonomi biru. Ini jadi bagian tak terpisahkan dalam upaya pemulihan ekonomi global.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa mengungkap keuntungan penerapan Ekonomi Biru atau Blue Economy. Khususnya peningkatan ekonomi masyarakat dan keberlangsungan sumber daya alam yang tetap terjaga.
Hal ini disampaikan Suharso Monoarfa dalam pembukaan acara Seminar of The Development Indonesia's Blue Economy Roadmap, di Belitung, Rabu (7/9/2022). Acara ini jadi bagian dalam Development Ministerial Meeting G20.
Suharso menyebut, sebagai upaya pulih dari pandemi Covid-19 dan tantangan global saat ini, negara tak bisa berjalan sendiri-sendiri. Salah satunya dalam aspek pengembangan Ekonomi Biru yang sedang dirancang.
"Dampak (penerapan) ekonomi biru adalah utnuk membantu kita dalam pemulihan ekonomi dan mempercepat pertumbuhan eknomi yang inklusif," kata dia, di BW Suites, Belitung, Rabu (7/9/2022).
Pada saat yang sama turut mengurangi dampak dari risiko perubahan iklim dan menjaga keanekaragaman hayati. Diketahui, pengembangan ekonomi biru menekankan pada aspek pemanfaatn wilayah maritim atau kelautan.
"Oleh karena itu kita dapat memanfaatkan peluang untuk meningkatkan penghidupan dan kesejahteraan masyarakat," ujar dia.
Jadi Pemimpin Transisi
Sebagai negara maritim, Indonesia digadang menjadi pemimpin dalam pengembangan ekonomi biru. Ini melihat porsi wilayah Indonesia dengan 2 per 3 posisinya adalah laut.
"Ini sangat vital bagi Indonesia. Dan untuk Indonesia yang memiliki model ekonomi biru adalah potensi pembangunan ekonomi berkelanjutan yang inklusif," tambah dia.
Lebih jauh, Suharso memandang model blue economy bisa memajukan perekonomian di kawasan regional maupun global. Serta bersama-sama berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Model pengembangan ekonomi ini tidak hanya berkontribusi pada salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Namun, ada banyak tujuan SDGs yang sekaligus bisa dicapai melalui langkah ini.
Advertisement