Liputan6.com, Jakarta Tahap tumbuh kembang anak usia 3 tahun tentunya semakin menggemaskan. Terdapat sejumlah aspek penting dari perkembangan anak usia 3 tahun yang perlu dipahami orangtua, mulai dari bahasa dan komunikasi, fisik dan motorik, sosial dan emosional, hingga kognitifnya.
Baca Juga
Advertisement
Menginjak usia 3 tahun, pertumbuhan fisik si kecil semakin terlihat jelas. Dilansir dari laman Kids Health, Kamis (8/9/2022), biasanya rata-rata anak berusia 3 tahun memiliki tinggi sekitar 80-90 sentimeter dan beratnya sekitar 10-13 kilogram.
Seiring dengan pertumbuhan fisiknya, kemampuan motoriknya, baik halus maupun kasar juga mengalami perkembangan. Berikut tahap perkembangan motorik halus dan kasar pada anak.
Saat anak menginjak usia 3 tahun, ada banyak perkembangan yang dapat mereka tunjukkan, mulai dari mampu mengikuti perintah orangtua hingga menyebutkan nama dan usia. Penting bagi orangtua untuk memahami perkembangan anak usia 3 tahun yang ideal supaya masa tumbuh kembangnya tetap terjaga dengan optimal.
Berikut ini penjelasan mengenai tahap tumbuh kembang anak usia 3 tahun, yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:
Perkembangan Anak Usia 3 Tahun
Usia 3 tahun merupakan masa di mana anak-anak banyak belajar hal baru, mulai dari kemampuan bahasa, kognitif, motorik, hingga sosial dan emosionalnya. Berikut ini adalah berbagai perkembangan anak 3 tahun yang umumnya terjadi.
1. Perkembangan Fisik dan Motorik
- Bisa berjalan dengan baik
- Menaiki tangga dengan kaki bergantian
- Melempar bola ke atas kepala
- Berdiri dengan satu kaki selama 1 detik dengan seimbang
- Memakai pakaian dan melepaskannya sendiri dengan sedikit bantuan
- Menyalin gambar lingkaran dan kotak, serta menggunakan krayon
- Bisa menangkap bola berukuran besar
2. Perkembangan Bahasa dan Komunikasi
- Dapat mengikuti 2 hingga 3 perintah
- Berbincang menggunakan 2-3 kalimat sekaligus
- Mampu mengenali dan hafal nama teman
- Mampu menggunakan kata ganti, seperti "Aku", "Kamu", "Kita", dan lain-lain
- Berbicara dengan jelas dengan 3-4 kata
- Dapat menyebutkan nama, usia, dan jenis kelaminnya
- Mulai sering bertanya, "Kenapa?"
Advertisement
3. Perkembangan Sosial dan Emosional
- Semakin terlatih buang air kecil dan besar di toilet
- Meniru yang dilakukan orang dewasa
- Semakin mandiri dan tidak menangis saat ditinggal ibu atau ayah
- Senang membantu pekerjaan rumah
- Mau bergiliran saat bermain
- Semakin pandai menunjukkan berbagai emosi dan perasaan seperti menyatakan maaf, tolong, dan terima kasih
4. Perkembangan Kognitif
- Menyelesaikan 3-4 potongan puzzle
- Senang bermain pura-pura (pretend play)
- Mengenal warna
- Dapat menghitung tiga benda
- Dapat menceritakan kembali cerita yang ada di buku
- Menumpuk 6 Balok
- Menggunakan tombol, tuas, atau mainan yang bergerak.
5. Perkembangan Kesehatan
Di Indonesia, referensi yang digunakan untuk mengetahui berat badan anak pada usia 0-5 tahun mengacu pada kurva pertumbuhan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Berdasarkan kurva pertumbuhan tersebut, berat badan normal anak usia 3 tahun adalah 12,1–15,9 kg untuk perempuan dan 12,7–16,3 kg untuk laki-laki. Namun demikian, itu adalah berat badan berdasarkan usia. Berat badan ideal yang sesungguhnya adalah berat badan yang sesuai dengan tinggi badan anak pada kurva pertumbuhan.
Karena itu, pengukuran berat badan ideal balita 3 tahun tidak cukup pada berat badan saja. Diperlukan juga pengukuran tinggi badan serta lingkar kepala. Dengan demikian, status gizi dan BB anak dapat ditentukan secara akurat.
Tinggi badan ideal anak laki-laki 3 tahun yaitu 83-95 cm, sementara tinggi badan ideal anak perempuan usia 3 tahun yaitu 82-95 cm.
Waspada Kapan Harus ke Dokter?
Perkembangan masing-masing anak memang berbeda-beda. Namun, tanda-tanda keterlambatan tumbuh kembang berikut ini perlu diwaspadai dan segera dikonsultasikan ke dokter. Antara lain:
- Sulit berbicara dengan jelas.
- Tidak mengerti arahan sederhana, seperti saat diminta duduk atau minum.
- Tidak bisa melompat.
- Tidak bisa memegang pensil dan krayon dengan benar.
- Sulit melakukan kontak mata saat diajak bicara.
- Tidak bermain peran menggunakan mainannya,
- Mengalami gangguan emosional dan perilaku. Seperti mudah marah dan tidak bisa terkendali
Advertisement