Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang menjelaskan, pesantren punya potensi besar untuk menumbuh kembangkan ekosistem Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Indonesia.
Kementerian Perindustrian sudah aktif membina puluhan ribu santri untuk menjadi wirausaha industri yang berkontribusi bagi perekonomian nasional sejak 2013. Apalagi sektor IKM telah diakui memegang peran strategis dalam perekonomian nasional, terutama dalam penyediaan dan perluasan kesempatan kerja yang juga berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Advertisement
"IKM terbukti lebih mampu bertahan di bebrbagai kondisi krisis ekonomi karena ketangguhannya," ucap Agus, dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Dia membeberkan data saat ini sudah 4,4 juta unit usaha IKm atau 99,7 persen dari total unit usaha industri manufaktur yang telah menyerap tenaga kerja hingga 10,36 juta orang.
Agus menilai bahwa pondok pesantren memiliki potensi strategis untuk dikembangkan sebagai tempat penumbuhan ribuan wirausaha baru. Selain karena jumlah santri di Indonesia yang luar biasa besar, pondok pesantren dikenal pula memiliki potensi pemberdayaan ekonomi yang digerakkan oleh para santri dan pengurus pondok.
"Pondok pesantren juga memiliki potensi pemberdayaan ekonomi, mengingat sudah banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit usaha industri, dan memiliki inkubator bisnis,”
Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Agama hingga Oktober 2021, jumlah pondok pesantren di Indonesia tercatat sebanyak 35.093 unit pondok, dengan jumlah santri di dalamnya sebanyak 4.765.207 orang.
Kemenperin Catat 923 IKM Bersertifikat TKDN hingga Juni 2022
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, hingga Juni 2022 sudah ada 923 Industri kecil Menengah (IKM) yang telah mendapatkan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari 1.250 IKM.
Dirjen Industri Kecil Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita, menjelaskan bagi IKM yang masuk dalam Gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) harus memiliki sertifikat TKDN.
Karena untuk masuk ke e-katalog, IKM tersebut harus mendapatkan sertifikat TKDN. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian memberikan fasilitas sertifikat TKDN gratis ke IKM dalam upaya mencapai target 1.250 produk IKM miliki sertifikat TKDN tahun ini.
“Targetnya tahun ini ada 1.250 produk IKM, dan sampai Juni ini sudah ada 923 IKM yang sudah mendapatkan sertifikat TKDN nya secara gratis,” Reni dalam FMB9 dengan topik BBI, Jurus Kunci Bangkitkan Gairah IKM, Senin (20/6/2022).
Lebih lanjut, Reni juga membahas mengenai Lagawi Fest yang merupakan rangkaian dari Gerakan Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) tahun 2022.
Pemerintah konsisten mengkampanyekan semangat cinta produk dalam negeri agar industri Indonesia bisa terus tumbuh, salah satunya mendorong IKM asal Lampung.
Reni menjelaskan, melalui Lagawi Fest Kemenperin menggandeng provinsi Lampung. Kita tahu Lampung merupakan pintu masuk dari selatan pulau Sumatera, dan potensi sumber daya alamnya juga banyak.
Advertisement
Industri Manufaktur
Selain itu, kata Reni, industri manufaktur di Lampung juga meningkat di tahun lalu yaitu 4,59 persen. Artinya, menunjukkan bahwa kegiatan manufaktur di Lampung sudah menggeliat. Plus juga banyak pelaku-pelaku IKM-IKM yang sudah berkembang di sana baik itu IKM makanan minuman, pakaian jadi ataupun kerajinan, termasuk di dalamnya juga menghasilkan teknologi mesin tepat guna.
“Inilah tantangan kita bagaimana jika memang sudah berkembang di sana supaya menjadi produk yang artisan, lebih berkelas lagi di kenal tidak hanya di Lampung tetapi juga seluruh Indonesia bahkan juga ekspor,” ujarnya.
Melalui BBI Lagawi Fest ini pihaknya mencoba menggerakkan wirausaha baru yang ada di provinsi Lampung untuk mulai mengembangkan inovasi, terhadap produk yang selama ini sudah dihasilkan.
“Kita juga mencoba untuk lebih mengenalkan dengan masuk di berbagai macam marketplace yang ada, dengan kita melakukan berbagai macam pelatihan-pelatihan series termasuk pendampingan teknis,” pungkasnya.
Reporter: Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com